Volkswagen Capai Pengiriman Lebih dari 2,9 Juta Kendaraan di China pada 2024

Volkswagen Group mengumumkan bahwa pada tahun 2024, mereka berhasil mengirimkan lebih dari 2,9 juta unit kendaraan ke pasar China. Meskipun ada penurunan sekitar 9,5 persen dibandingkan tahun lalu, pencapaian ini tetap menunjukkan keseriusan Volkswagen dalam mempertahankan eksistensinya di pasar otomotif terbesar di dunia. China tetap menjadi fokus utama perusahaan dalam menghadapi tantangan dan kompetisi yang semakin sengit.

Dari angka total pengiriman tersebut, Volkswagen berhasil menjual lebih dari 200.000 kendaraan energi terbarukan (New Energy Vehicles/NEV) di China. Penjualan untuk model ID, yang merupakan jajaran kendaraan listrik dari Volkswagen, mengalami kenaikan 17 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini menandakan pergeseran preferensi konsumen yang semakin tertarik pada kendaraan ramah lingkungan, mencerminkan tren global menuju elektrifikasi.

Ralf Brandstaetter, CEO Volkswagen Group China, menyebut tahun 2024 sebagai tahun transformasi bagi perusahaan. Ia menyatakan bahwa Volkswagen akan terus meningkatkan investasi dalam teknologi dan model-model baru untuk memenuhi permintaan pasar lokal. Fokus utama mereka akan tetap pada strategi “In China, For China,” yang akan dilanjutkan dengan peluncuran berbagai model baru dan inovasi teknologi pada tahun 2025.

Meskipun menghadapi tekanan dari produsen lokal seperti BYD yang semakin dominan dengan kendaraan listriknya, Volkswagen tetap optimis tentang prospeknya di pasar China. Peningkatan penjualan NEV menggambarkan bahwa perusahaan ini sedang menuju arah yang tepat dalam memenuhi kebutuhan konsumen terhadap kendaraan listrik. Dengan strategi yang solid dan produk yang relevan, Volkswagen berharap dapat kembali mengembalikan pangsa pasar yang hilang.

Kesuksesan Volkswagen mengirimkan lebih dari 2,9 juta kendaraan ke China menegaskan pentingnya pasar ini bagi pertumbuhan global mereka. Meski ada penurunan penjualan, mereka tetap berkomitmen untuk menyesuaikan diri dengan dinamika pasar dan kebutuhan akan kendaraan ramah lingkungan. Dengan langkah-langkah strategis yang terus diambil, Volkswagen berharap dapat memperkuat posisinya di pasar China dan meraih kesuksesan lebih lanjut di era elektrifikasi otomotif.

Perusahaan Volkswagen Kirimkan Lebih dari 2,9 Juta Mobil Di China Tahun 2024

Volkswagen Group mengumumkan bahwa mereka berhasil mengirimkan lebih dari 2,9 juta kendaraan di pasar China selama tahun 2024. Meskipun angka ini menunjukkan penurunan sebesar 9,5 persen dibandingkan tahun sebelumnya, pencapaian ini tetap menegaskan komitmen Volkswagen terhadap pasar otomotif terbesar di dunia. China menjadi fokus utama bagi perusahaan dalam menghadapi tantangan dan persaingan yang semakin ketat.

Dari total pengiriman tersebut, Volkswagen menjual lebih dari 200.000 kendaraan energi baru (New Energy Vehicles/NEV) di China. Penjualan model ID, yang merupakan lini kendaraan listrik mereka, meningkat sebesar 17 persen secara tahunan. Hal ini mencerminkan pergeseran preferensi konsumen yang semakin condong ke kendaraan ramah lingkungan dan berkelanjutan, sejalan dengan tren global menuju elektrifikasi.

Ralf Brandstaetter, CEO Volkswagen Group China, menyatakan bahwa tahun 2024 adalah tahun transformasi bagi perusahaan. Ia menekankan bahwa Volkswagen akan terus berinvestasi dalam teknologi dan model baru untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal. Strategi “In China, For China” akan menjadi fokus utama mereka, dengan peluncuran beberapa model baru dan inovasi teknologi yang direncanakan untuk tahun 2025.

Meskipun menghadapi tantangan dari produsen lokal seperti BYD yang semakin mendominasi pasar dengan kendaraan listriknya, Volkswagen tetap optimis dengan masa depannya di China. Peningkatan dalam penjualan NEV menunjukkan bahwa perusahaan ini sedang bergerak ke arah yang benar dalam memenuhi permintaan konsumen akan kendaraan listrik. Dengan strategi yang tepat dan produk yang sesuai, Volkswagen berharap dapat kembali merebut pangsa pasar yang hilang.

Keberhasilan Volkswagen dalam mengirimkan lebih dari 2,9 juta mobil di China menunjukkan pentingnya pasar ini bagi pertumbuhan global mereka. Meskipun mengalami penurunan penjualan, komitmen mereka untuk beradaptasi dengan perubahan pasar dan memenuhi kebutuhan konsumen akan kendaraan ramah lingkungan tetap menjadi prioritas utama. Dengan langkah-langkah strategis yang diambil, Volkswagen berharap dapat memperkuat posisinya di pasar China dan meraih kesuksesan lebih lanjut dalam era elektrifikasi otomotif.

Denza Siap Luncurkan Mobil Sport Di Shanghai Auto Show 2025

Denza, sub-merek dari BYD, mengumumkan bahwa mereka akan memperkenalkan mobil sport baru di Shanghai Auto Show yang dijadwalkan berlangsung pada April 2025. Mobil sport ini diperkirakan akan menjadi model yang sangat dinantikan oleh penggemar otomotif, terutama karena desainnya yang terinspirasi oleh konsep Fang Cheng Bao Super 9. Ini menunjukkan bahwa Denza berusaha untuk memperluas portofolio produknya dengan menghadirkan kendaraan yang lebih sporty dan menarik.

Mobil sport Denza ini merupakan kendaraan dua pintu dengan desain aerodinamis yang mencolok. Menurut laporan, mobil ini akan memiliki performa yang setara dengan Porsche 911, menjadikannya salah satu pesaing serius di segmen mobil sport. Desainnya yang ramping dan rendah, serta penggunaan roda besar, memberikan kesan sporty yang kuat. Ini mencerminkan upaya Denza untuk menghadirkan kendaraan yang tidak hanya menarik secara visual tetapi juga berkinerja tinggi.

Denza diperkirakan akan menawarkan dua versi dari mobil sport ini: versi hardtop dan convertible. Fitur-fitur canggih seperti sistem penggerak tiga motor yang mirip dengan model Z9 GT dan N9 SUV juga diharapkan ada dalam kendaraan ini. Ini menunjukkan bahwa Denza tidak hanya fokus pada desain tetapi juga pada teknologi dan performa, memberikan nilai tambah bagi konsumen.

Harga mobil sport ini diperkirakan akan berada di kisaran 300.000 hingga 500.000 yuan (sekitar 40.900 hingga 68.200 USD). Jika harga tersebut akurat, Denza dapat bersaing dengan model-model lain di segmen yang sama, termasuk MG Cyberster. Ini menunjukkan bahwa Denza berusaha untuk menawarkan produk berkualitas tinggi dengan harga yang kompetitif, menarik perhatian konsumen di pasar otomotif yang semakin ketat.

Dengan semakin dekatnya tanggal peluncuran di Shanghai Auto Show, antusiasme penggemar otomotif semakin meningkat. Banyak yang berharap bahwa mobil sport ini akan memenuhi ekspektasi mereka dalam hal performa dan inovasi desain. Ini mencerminkan betapa pentingnya acara seperti Shanghai Auto Show dalam memperkenalkan produk baru kepada publik dan mendapatkan umpan balik langsung dari konsumen.

Dengan rencana peluncuran mobil sport ini, Denza menunjukkan komitmennya untuk memperluas jangkauan produk dan memasuki segmen pasar baru. Semua pihak kini diajak untuk menyaksikan bagaimana Denza akan bersaing di industri otomotif global dengan menghadirkan inovasi dan desain menarik. Ini menjadi momen penting bagi Denza untuk membangun reputasi sebagai produsen mobil sport yang dapat diandalkan di pasar internasional.

Penting! Dampak Fatal Jika Mobil Matik Salah Menggunakan Oli Transmisi

Bagi pemilik mobil matik, kualitas oli transmisi memiliki peran penting dalam menjaga performa kendaraan. Namun, apa yang terjadi jika oli transmisi yang digunakan tidak sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan? Pemilihan oli yang salah dapat menyebabkan kerusakan serius pada komponen mobil dalam jangka panjang. Oleh karena itu, mengenali tanda-tanda awal masalah pada oli transmisi menjadi hal yang sangat penting.

Menurut Hardi Wibowo, pemilik bengkel Aha Motor di Yogyakarta, terdapat beberapa gejala yang dapat menunjukkan bahwa oli transmisi mobil Anda tidak sesuai. Salah satu indikasi yang sering muncul adalah ketika mobil tidak bisa bergerak meskipun mesin hidup dan tuas transmisi sudah berada di posisi yang benar. “Hal ini biasanya disebabkan oleh oli yang tidak sesuai sehingga tekanan hidraulis dalam transmisi terganggu,” ungkap Hardi.

Gejala lainnya adalah mobil terasa berat saat digunakan. Oli dengan spesifikasi yang tidak sesuai dapat menghambat penyaluran tenaga dari mesin ke roda. “Efisiensi transmisi akan menurun, sehingga mobil terasa berat saat berakselerasi,” tambahnya.

Masalah lain yang sering muncul adalah selip, yaitu kondisi di mana mesin bekerja dengan putaran tinggi, tetapi tenaga yang diteruskan ke roda tidak optimal. “Selip biasanya terjadi karena oli tidak dapat memberikan daya cengkeram yang cukup pada komponen kopling atau tekanan hidraulisnya melemah akibat oli yang tidak sesuai,” jelas Hardi lebih lanjut.

Gejala lainnya adalah perpindahan gigi yang terasa tidak mulus atau tertahan. Oli yang tidak cocok dapat mengganggu kelancaran sistem transmisi, sehingga kenyamanan berkendara menurun. “Memilih oli sesuai rekomendasi pabrikan merupakan langkah krusial untuk memastikan performa transmisi tetap maksimal dan terhindar dari kerusakan. Jika merasakan gejala-gejala seperti ini, segera periksa kondisi oli dan ganti dengan jenis yang tepat untuk menghindari kerusakan lebih lanjut,” saran Hardi.

Memilih oli transmisi yang sesuai merupakan langkah penting untuk menjaga kinerja dan daya tahan mobil matik Anda. Dengan menggunakan oli yang direkomendasikan, Anda tidak hanya mencegah potensi kerusakan besar, tetapi juga memperpanjang umur kendaraan Anda.

Servis Mitsubishi Fuso eCanter Kini Tersedia di Tiga Diler Resmi

Bagi pemilik mobil matik, menjaga kualitas oli transmisi adalah hal yang sangat penting untuk memastikan performa kendaraan tetap optimal. Namun, apakah Anda tahu jika oli transmisi yang tidak sesuai jenis atau spesifikasinya dapat menimbulkan dampak buruk bagi kendaraan Anda? Kerusakan pada komponen transmisi bisa terjadi jika kesalahan pengisian oli tidak segera diperbaiki. Untuk itu, mengenali tanda-tanda awal masalah pada oli transmisi sangat penting.

Menurut Hardi Wibowo, pemilik bengkel Aha Motor di Yogyakarta, ada beberapa gejala yang menunjukkan bahwa mobil matik mungkin mengalami kesalahan dalam pengisian oli transmisi. Salah satu tanda yang paling mudah dikenali adalah mobil yang tidak bergerak meski mesin telah menyala dan tuas transmisi berada pada posisi yang benar. Hal ini terjadi karena oli transmisi yang tidak sesuai jenisnya dapat mengganggu tekanan hidraulis yang diperlukan untuk menggerakkan komponen dalam transmisi.

“Jika oli transmisi yang digunakan tidak sesuai, maka tekanan hidraulis yang seharusnya ada untuk menggerakkan komponen dalam transmisi akan terganggu,” jelas Hardi. Akibatnya, tenaga mesin tidak bisa disalurkan dengan baik, dan mobil terasa lebih berat saat dikendarai.

Gejala lain yang sering terjadi adalah kondisi ‘selip’, di mana meskipun putaran mesin meningkat, mobil tidak bergerak sesuai dengan tenaga yang dikeluarkan. Ini terjadi karena oli yang salah jenisnya tidak mampu memberikan daya cengkeram yang cukup pada komponen kopling dalam transmisi. Dalam beberapa kasus, tekanan piston transmisi juga bisa melemah akibat penggunaan oli yang tidak sesuai.

Selain itu, Hardi menambahkan, jika proses perpindahan gigi terasa lambat atau tidak mulus, ini bisa menjadi tanda bahwa oli transmisi yang digunakan tidak sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan. Perpindahan gigi yang tertahan atau tersendat bisa membuat pengalaman berkendara Anda menjadi tidak nyaman.

Hardi menekankan bahwa memilih oli transmisi yang tepat sangatlah penting untuk menjaga performa mobil matik. Jika Anda mengalami salah satu dari tanda-tanda tersebut, segeralah periksa dan ganti oli transmisi sesuai dengan rekomendasi pabrikan agar kerusakan lebih parah dapat dicegah.

Waspada! Tanda Mobil Matik Anda Salah Isi Oli Transmisi

Pemilik mobil matik tentu paham bahwa kualitas oli transmisi sangat memengaruhi performa kendaraan. Namun, apa yang terjadi jika oli transmisi yang digunakan ternyata tidak sesuai dengan spesifikasi transmisi kendaraan? Salah memilih oli transmisi dapat menyebabkan kerusakan serius pada komponen mobil dalam jangka panjang. Untuk itu, penting bagi konsumen untuk mengenali tanda-tanda awal yang mengindikasikan adanya masalah pada oli transmisi.

Hardi Wibowo, pemilik bengkel Aha Motor di Yogyakarta, menjelaskan bahwa ada beberapa gejala yang bisa menjadi indikator bahwa oli transmisi mobil matik Anda tidak sesuai. Salah satu tanda yang paling jelas adalah ketika mobil tidak mau bergerak meskipun mesin sudah hidup dan tuas transmisi berada pada posisi yang benar. “Ini bisa terjadi karena oli transmisi yang tidak sesuai menyebabkan gangguan pada tekanan hidraulis yang diperlukan untuk menggerakkan komponen dalam transmisi,” kata Hardi.

Selain itu, mobil yang terasa berat saat dipacu bisa menjadi tanda adanya masalah pada oli transmisi. Oli dengan spesifikasi yang salah dapat menghambat aliran tenaga mesin ke roda. “Oli yang tidak cocok dengan transmisi dapat mengurangi efisiensi transmisi dan menyebabkan mobil terasa berat saat akselerasi,” tambahnya.

Masalah lain yang bisa muncul adalah selip, di mana mesin berputar dengan kecepatan tinggi tetapi mobil tidak bergerak sesuai dengan tenaga yang dikeluarkan. “Selip sering kali terjadi jika oli tidak memberikan cengkeraman yang cukup pada komponen kopling atau ketika tekanan pistonnya melemah akibat oli yang tidak sesuai,” jelas Hardi.

Gejala lainnya adalah proses perpindahan gigi yang terasa tertahan atau tidak mulus. Oli yang tidak cocok dapat menghambat kelancaran pergeseran gigi, sehingga pengalaman berkendara menjadi kurang nyaman. “Penting untuk memilih oli transmisi yang sesuai dengan rekomendasi pabrikan agar performa mobil tetap optimal. Jika Anda merasakan gejala-gejala di atas, segera periksa dan ganti oli dengan yang sesuai untuk mencegah kerusakan lebih lanjut,” tambah Hardi.

Penting untuk diingat, pemilihan oli transmisi yang tepat adalah kunci untuk menjaga kinerja dan keandalan mobil matik Anda. Menghindari kesalahan dalam memilih oli transmisi bisa membantu mencegah masalah yang lebih besar dan memperpanjang umur kendaraan.

Indonesia Jadi Rumah Baru Produksi Hyundai New Creta dan Creta N Line Turbo

PT Hyundai Motor Manufacturing Indonesia (HMMI) resmi meluncurkan produksi dua model terbaru, New Creta dan Creta N Line Turbo, di pabriknya yang terletak di kawasan industri Greenland International Industrial Center, Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Pabrik Hyundai yang berdiri di atas lahan seluas 77 hektar ini menjadi saksi penting dalam perjalanan Hyundai untuk terus memperkuat eksistensinya di pasar otomotif Indonesia.

Perkenalan Creta N Line Turbo ini menandai langkah penting bagi Hyundai Indonesia, mengingat model ini merupakan bagian dari lini Hyundai N yang dikenal dengan desain agresif dan performa tinggi. Menariknya, Creta N Line Turbo ini menjadi model ketiga yang diproduksi oleh HMMI, setelah Ioniq 5 N dan Kona Electric N Line. Keputusan Hyundai untuk memproduksi kedua model ini di Indonesia semakin menunjukkan komitmen perusahaan dalam berinvestasi di pasar otomotif Indonesia.

“Ini adalah langkah penting bagi Hyundai. Kami merasa bangga dapat memproduksi New Creta N Line Turbo dan New Creta di Indonesia. Komitmen ini menunjukkan konsistensi Hyundai dalam berinvestasi serta mendukung kemajuan industri otomotif di Tanah Air,” ungkap Bong Kyu Lee, Presiden Direktur PT Hyundai Motor Manufacturing Indonesia, dalam pernyataan resminya, Selasa (14/1/2025).

Proses produksi kedua model ini dilakukan dengan melibatkan tim engineer dan teknisi berpengalaman, yang melalui tahapan mulai dari pencetakan pelat baja (press), pengelasan dan integrasi tubuh kendaraan (welding/body), hingga produksi mesin (engine) dan perakitan akhir (assembly). Hyundai memastikan kualitas produk melalui proses pemeriksaan ketat di setiap tahapan, sesuai dengan standar global yang dimiliki perusahaan.

Hyundai Creta yang diproduksi di Indonesia juga memiliki arti penting, mengingat model ini merupakan yang pertama kali diekspor ke luar negeri. Pada tahun 2022, Hyundai Creta dipersembahkan untuk pasar ekspor oleh Presiden Joko Widodo, dan kini telah dipasarkan di lebih dari 60 negara, meliputi kawasan Asia Pasifik, Amerika Tengah dan Selatan, serta Afrika dan Timur Tengah.

Ke depan, HMMI berencana untuk mengekspor Creta terbaru sesuai dengan permintaan pasar global. “Kami berharap produksi New Creta N Line Turbo dan New Creta ini dapat memenuhi kebutuhan konsumen, baik di Indonesia maupun di seluruh dunia,” tambah Bong Kyu Lee.

Dengan semakin banyaknya kendaraan Hyundai yang diproduksi dan diekspor, HMMI berperan besar dalam memperkenalkan kualitas otomotif Indonesia ke pasar internasional, sekaligus memberikan inovasi terbaik bagi para pecinta otomotif.

Kemenperin Berikan Insentif PPnBM 3% untuk Mobil Hybrid, Ini Jenisnya

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengungkapkan rencana pemberian insentif untuk mobil listrik berbasis teknologi hibrida atau hybrid, dengan tujuan menjaga daya beli masyarakat dan mendukung akselerasi industri otomotif nasional di tengah tantangan pasar yang semakin kompleks. Insentif berupa pengurangan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) sebesar 3 persen ini berlaku untuk kendaraan hybrid, termasuk Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV), full hybrid, dan mild hybrid, yang diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi pada sektor otomotif.

“Melalui insentif ini, kami berharap industri otomotif bisa lebih berkembang, meskipun dihadapkan dengan berbagai tantangan seperti kenaikan tarif PPN menjadi 12 persen,” jelas Setia Diarta, Direktur Jenderal Industri Logam Mesin Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin, dalam acara Prospek Industri Otomotif 2025 yang diselenggarakan oleh Forwin pada Selasa, 14 Januari 2025.

Insentif ini juga bertujuan untuk meringankan dampak kenaikan PPN dan mengurangi beban pembelian kendaraan hybrid bagi masyarakat, yang sejauh ini telah mulai menunjukkan minat yang lebih tinggi terhadap mobil ramah lingkungan. Setia menambahkan bahwa pemerintah juga mengusulkan pengembalian insentif PPN untuk mobil listrik berbasis baterai (Battery Electric Vehicle/BEV) dan bus sebesar 10 persen, seperti yang diterapkan pada tahun lalu. Kendaraan yang memenuhi Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) tertentu akan dikenakan tarif PPN yang lebih rendah, yakni hanya 2 persen.

“Sejumlah provinsi juga telah memberikan keringanan dengan menunda pemberlakuan opsen, yang diharapkan dapat menjaga daya saing industri otomotif nasional, baik di pasar domestik maupun global,” tambah Setia. Rencana pemberian insentif ini sebelumnya sudah disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, yang menyebutkan bahwa insentif PPnBM untuk mobil hybrid dapat memangkas tarif PPnBM hingga 3 persen.

Kebijakan insentif ini diharapkan dapat merangsang pasar otomotif domestik dan mengurangi dampak dari penerapan PPN 12 persen yang mulai berlaku pada 2025. Meskipun demikian, hingga saat ini belum ada kebijakan teknis atau aturan lebih lanjut yang dikeluarkan untuk pemberlakuan insentif baru tersebut. Pemerintah berkomitmen untuk menjaga daya beli masyarakat dan mendukung transformasi industri otomotif Indonesia ke arah kendaraan yang lebih ramah lingkungan dan efisien.

Survei Menunjukkan Konsumen Indonesia Menginginkan Kendaraan Hibrida Terjangkau

Sebuah survei terbaru mengungkapkan bahwa konsumen di Indonesia memiliki minat yang tinggi terhadap kendaraan hibrida, asalkan harganya terjangkau. Survei ini melibatkan 575 responden, dengan hasil yang menunjukkan bahwa 91% dari mereka akan mempertimbangkan untuk membeli mobil hibrida jika harga berada di bawah Rp 300 juta. Temuan ini mencerminkan perubahan preferensi masyarakat terhadap jenis kendaraan yang lebih ramah lingkungan.

Hasil survei menunjukkan bahwa sebanyak 82% responden menyatakan ketertarikan untuk membeli mobil hibrida, dengan 50% di antaranya menyatakan tertarik dan 32% sangat tertarik. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran akan pentingnya kendaraan ramah lingkungan semakin meningkat di kalangan konsumen. Ini mencerminkan tren global yang juga terlihat di pasar otomotif lainnya, di mana konsumen mulai beralih ke solusi yang lebih berkelanjutan.

Meskipun minat tinggi terhadap kendaraan hibrida, harga tetap menjadi faktor utama yang memengaruhi keputusan pembelian. Banyak konsumen yang merasa bahwa harga kendaraan listrik dan hibrida masih terlalu tinggi untuk dijangkau, sehingga mereka berharap ada lebih banyak pilihan dengan harga yang lebih terjangkau. Ini menunjukkan bahwa produsen otomotif perlu mempertimbangkan strategi harga untuk menarik lebih banyak pelanggan.

Survei ini juga menunjukkan bahwa kendaraan hibrida lebih diminati dibandingkan dengan mobil listrik (Battery Electric Vehicle/BEV). Masyarakat Indonesia tampaknya lebih memilih kendaraan yang menawarkan fleksibilitas dalam penggunaan bahan bakar, terutama di daerah-daerah di mana infrastruktur pengisian daya masih terbatas. Ini mencerminkan tantangan yang dihadapi oleh kendaraan listrik dalam mendapatkan pangsa pasar yang lebih besar.

Pemerintah Indonesia juga telah menunjukkan komitmen untuk mendukung penggunaan kendaraan ramah lingkungan melalui berbagai insentif dan kebijakan. Program-program ini bertujuan untuk mendorong produsen otomotif untuk memproduksi lebih banyak kendaraan hibrida dan listrik serta memperluas infrastruktur pendukungnya. Ini menunjukkan bahwa kolaborasi antara pemerintah dan industri otomotif sangat penting dalam mendorong adopsi teknologi hijau.

Dengan hasil survei yang menunjukkan minat tinggi terhadap kendaraan hibrida, semua pihak kini diajak untuk melihat peluang besar bagi produsen otomotif dalam memenuhi permintaan pasar. Jika produsen dapat menawarkan model-model hibrida dengan harga terjangkau, mereka berpotensi meraih pangsa pasar yang signifikan di Indonesia. Ini menjadi momen penting bagi industri otomotif untuk berinovasi dan beradaptasi dengan kebutuhan konsumen yang semakin sadar akan lingkungan.

Indonesia Kirim 572 Ribu Motor ke Luar Negeri di 2024: Peningkatan Ekspor Terbaru

Jakarta – Industri sepeda motor Indonesia menunjukkan hasil yang menggembirakan sepanjang tahun 2024, dengan capaian ekspor dan penjualan domestik yang cukup solid. Berdasarkan data yang dirilis oleh Asosiasi Industri Sepedamotor Indonesia (AISI), Indonesia berhasil mengekspor 572.506 unit sepeda motor ke berbagai negara pada tahun 2024. Angka ini sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan ekspor motor tahun 2023 yang tercatat sebanyak 570.004 unit, meskipun masih jauh di bawah angka ekspor pada 2019 yang mencapai lebih dari 810 ribu unit.

Namun, di bulan Desember 2024, jumlah ekspor motor Indonesia mengalami sedikit penurunan. Penjualan motor pada bulan terakhir 2024 tercatat sebanyak 55.537 unit, berkurang dibandingkan dengan 58.868 unit yang tercatat pada bulan sebelumnya, November 2024.

Segmentasi Ekspor Motor Indonesia 2024

Dari total 572.506 unit motor yang diekspor sepanjang 2024, mayoritas merupakan motor jenis skuter, yang mencatatkan kontribusi sebesar 50,06%. Sementara itu, motor jenis underbone atau motor bebek menyumbang 25,48% dari total ekspor, dan motor jenis sport mencatatkan angka 24,45%.

Pencapaian ekspor ini menggarisbawahi posisi Indonesia sebagai pemain utama dalam industri sepeda motor global, meskipun volume ekspor tahun ini belum kembali ke angka yang tercatat pada 2019 dan 2021. Kendati demikian, penurunan yang terjadi dalam ekspor bulan Desember dianggap sebagai hal yang wajar dalam dinamika pasar internasional.

Pasar Domestik Tetap Stabil dengan Penjualan Skutik Dominan

Sementara itu, di pasar domestik, penjualan motor Indonesia pada tahun 2024 juga mencatatkan angka yang positif. Total penjualan motor di Indonesia sepanjang tahun lalu mencapai 6,33 juta unit, sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan penjualan pada 2023 yang tercatat 6,24 juta unit. Dengan angka ini, AISI berhasil mencapai target penjualan motor yang diperkirakan berkisar antara 6,2 juta hingga 6,5 juta unit.

Pada bulan Desember 2024, penjualan motor domestik tercatat mencapai 403.480 unit, meskipun sedikit menurun dibandingkan dengan 512.942 unit yang tercatat pada November 2024. Penjualan motor pada tahun 2024 menunjukkan bahwa jenis skuter masih menjadi favorit konsumen Indonesia, dengan kontribusi sebesar 90,39% dari total penjualan motor domestik. Motor jenis underbone menyumbang 5,4%, sementara motor sport mencatatkan angka 4,21%.

Dominasi Skuter di Pasar Indonesia

Dengan total 6,33 juta unit yang terjual, pasar motor Indonesia tetap dikuasai oleh motor skutik, yang mencerminkan tren konsumen yang lebih memilih kendaraan praktis dan efisien untuk kebutuhan sehari-hari. Sementara itu, sepeda motor jenis sport dan underbone tetap memiliki pangsa pasar yang lebih kecil.

Pencapaian ini menunjukkan bahwa industri sepeda motor Indonesia terus berkembang dengan stabil, baik di pasar domestik maupun internasional. Meskipun ada penurunan pada ekspor motor di akhir tahun, pasar domestik menunjukkan ketahanan yang cukup baik, dengan skutik tetap menjadi pilihan utama bagi konsumen.