QJMOTOR Bidik 20.000 Unit! Strategi Ekspansi Merek Motor China di Indonesia

Produsen sepeda motor asal China, QJMOTOR, menargetkan penjualan antara 10.000 hingga 20.000 unit di pasar Indonesia sepanjang tahun 2025. Wakil Presiden Branding dan Komunikasi Pemasaran QJMOTOR Indonesia, Budi Kurniawan, menyatakan bahwa perusahaan optimistis bisa mencapai angka tersebut dengan strategi yang telah disiapkan. Pernyataan ini disampaikan dalam acara yang digelar di Jakarta pada Selasa (11/2) malam.

Sebagai pendatang baru di industri otomotif Tanah Air, QJMOTOR langsung membawa empat model motor berkapasitas besar yang diimpor dalam bentuk Completely Built Up (CBU) dari China. Model unggulan yang ditawarkan meliputi motor sport 4-silinder SRK 800 RR, dua jenis cruiser—SRV 600 V dan SRV 250 AMT, serta skuter matik FORT 250. Keempat model ini dihadirkan untuk menjangkau berbagai segmen pengendara, mulai dari pecinta motor sport hingga pengguna yang menginginkan motor cruiser dengan kenyamanan tinggi.

Untuk memperkuat posisinya di Indonesia, QJMOTOR telah merancang strategi produksi lokal dengan membangun fasilitas manufaktur di Cikarang, Jawa Barat. Pabrik ini dijadwalkan rampung pada pertengahan 2025 dan diharapkan dapat menekan biaya produksi serta mempercepat distribusi unit ke konsumen.

Dari sisi harga, QJMOTOR menawarkan motor dengan rentang Rp49,99 juta hingga Rp249,99 juta, tergantung pada kapasitas mesin yang berkisar antara 249 cc hingga 778 cc. Dengan kisaran harga ini, QJMOTOR menyasar pasar menengah ke atas yang menginginkan motor bertenaga besar dengan fitur modern.

Selain menghadirkan produk berkualitas, QJMOTOR juga berkomitmen membangun jaringan layanan purna jual (Sales, Service, and Spare Part / 3S) di berbagai wilayah Indonesia. Jaminan ketersediaan suku cadang langsung dari pabrik diharapkan bisa memberikan kenyamanan bagi para pengguna dalam hal perawatan dan perbaikan kendaraan mereka.

Dengan strategi ekspansi yang agresif, investasi dalam produksi lokal, serta layanan purna jual yang kuat, QJMOTOR optimistis dapat bersaing di pasar sepeda motor Indonesia. Kehadirannya diharapkan menjadi pilihan baru bagi konsumen yang menginginkan motor berkualitas dengan teknologi modern.

Pengisian Bahan Bakar Mobil Hidrogen Toyota Kini Lebih Cepat, Hanya 3-5 Menit!

PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) resmi memperkenalkan Hydrogen Refueling Station (HRS) atau Stasiun Pengisian Bahan Bakar Hidrogen (SPBH) pertama di Indonesia. Fasilitas yang berlokasi di Karawang, Jawa Barat ini menjadikan Toyota sebagai produsen otomotif pertama di Tanah Air yang memiliki infrastruktur pengisian bahan bakar hidrogen.

Pengisian Hanya 3-5 Menit, Lebih Cepat dari Mobil Listrik

Presiden Direktur PT TMMIN, Nandi Julyanto, mengungkapkan bahwa HRS Toyota di Karawang memiliki tekanan maksimal 700 bar, yang memungkinkan pengisian hidrogen dilakukan dalam waktu sangat singkat.

“Pengisian hidrogen hanya membutuhkan waktu sekitar 3-5 menit. Kami berharap kehadiran HRS ini dapat mendorong adopsi teknologi hidrogen di Indonesia, baik di sektor otomotif maupun industri lainnya,” ujar Nandi dalam acara peresmian di Karawang, Selasa (11/2/2025).

Menurut Toyota, hidrogen memiliki potensi besar sebagai sumber energi masa depan karena bersifat ramah lingkungan dan tersedia dalam jumlah melimpah di alam. Hidrogen bisa diperoleh dari berbagai sumber, seperti air, gas alam, biomassa, minyak nabati, dan gas metana.

Indonesia sendiri memiliki sumber daya alam terbarukan yang sangat besar, seperti air dan energi geothermal, yang dapat dimanfaatkan untuk produksi hidrogen hijau sebagai bahan bakar alternatif.

Toyota Belum Jual Mobil Hidrogen di Indonesia

Meskipun fasilitas pengisian hidrogen telah tersedia, Toyota belum berencana menjual mobil berbahan bakar hidrogen di Indonesia dalam waktu dekat. Padahal, Toyota telah memiliki kendaraan berbasis hidrogen, seperti Toyota Mirai, yang beberapa kali dipamerkan di Indonesia.

Nandi menjelaskan bahwa mobil hidrogen masih dalam tahap studi karena teknologinya tergolong baru dan belum didukung oleh ekosistem yang memadai.

“Kami sudah memiliki Mirai generasi pertama dan kedua, tetapi masih perlu melakukan evaluasi. Regulasi dan ekosistem juga harus siap sebelum kami mulai memasarkan kendaraan hidrogen,” ujarnya.

Lebih lanjut, Nandi memperkirakan bahwa mobil hidrogen baru bisa dijual secara luas sekitar tahun 2030, seiring dengan perkembangan infrastruktur dan regulasi yang mendukung.

“Edukasi kepada masyarakat sangat penting. Berdasarkan pengalaman di beberapa negara, pengembangan ekosistem hidrogen membutuhkan waktu 5-6 tahun. Jadi, mungkin sekitar tahun 2030, mobil hidrogen sudah bisa dijual. Sementara itu, untuk forklift berbasis hidrogen, kemungkinan bisa lebih cepat,” jelasnya.

Masa Depan Mobil Hidrogen di Indonesia

Dengan hadirnya HRS pertama di Karawang, Toyota semakin serius dalam mengembangkan teknologi hidrogen di Indonesia. Namun, sebelum mobil hidrogen seperti Toyota Mirai bisa mengaspal secara komersial, tantangan seperti pengembangan ekosistem, regulasi, dan kesiapan infrastruktur masih perlu diselesaikan.

Lantas, apakah teknologi hidrogen akan menjadi masa depan industri otomotif di Indonesia? Kita tunggu perkembangan selanjutnya! 🚗💨

Hati-Hati! Aspal Basah Tanpa Genangan Bisa Lebih Licin, Begini Cara Aman Berkendara Saat Hujan

Saat hujan turun, pengendara motor harus lebih berhati-hati karena jalanan menjadi licin dan berpotensi membahayakan. Salah satu kondisi yang sering diabaikan adalah aspal yang tampak basah tanpa genangan air. Justru, kondisi ini bisa lebih berbahaya dibandingkan jalan yang benar-benar digenangi air.

Aspal yang hanya basah dapat menciptakan lapisan licin akibat campuran air dengan debu, pasir, dan sisa oli dari kendaraan lain. “Permukaan jalan seperti ini sangat berisiko, apalagi jika ada tanah yang menambah tingkat kelicinan,” ujar Joel D. Mastana, instruktur safety riding Jakarta. Risiko ini semakin besar saat berkendara di tikungan atau melakukan pengereman mendadak.

Oleh karena itu, teknik pengereman yang tepat sangat diperlukan saat berkendara di jalan basah. Pengendara tidak boleh hanya mengandalkan satu rem, baik depan maupun belakang. “Jika hanya menggunakan rem depan, motor bisa kehilangan keseimbangan dan melintir. Sebaliknya, jika hanya memakai rem belakang, kendaraan bisa tergelincir,” jelas Anggono Iriawan, Senior Manager Safety Riding dan Motorsport PT Astra Honda Motor (AHM). Kombinasi rem depan dan belakang yang seimbang adalah kunci untuk menghindari kecelakaan.

Selain itu, penting juga untuk memperhitungkan jarak pengereman. Di jalan yang basah, daya cengkeram ban terhadap aspal menurun, sehingga jarak pengereman menjadi lebih panjang dibandingkan saat jalanan kering. “Pengendara harus menyadari bahwa pengereman di jalan basah membutuhkan jarak lebih jauh. Oleh karena itu, mengurangi kecepatan sangat dianjurkan,” tambahnya.

Untuk meningkatkan keselamatan saat berkendara di musim hujan, pengendara disarankan selalu menjaga kecepatan, mengatur jarak aman dengan kendaraan lain, serta memastikan kondisi ban dalam keadaan optimal.

Bahaya Aquaplaning! Cara Ampuh Menghindari Risiko Tergelincir di Jalan Basah

Genangan air di jalan dapat menjadi ancaman serius bagi pengendara, terutama saat menghadapi aquaplaning. Fenomena ini terjadi ketika ban kendaraan kehilangan daya cengkeram akibat lapisan air yang menghalangi kontak langsung dengan aspal. Akibatnya, mobil sulit dikendalikan dan berisiko tergelincir.

“Aquaplaning terjadi saat berkendara di jalanan basah, di mana ban kehilangan traksi dan seolah-olah mengambang di atas air,” ujar Budi Mahendra, Executive Coordinator CSVC Division PT Astra Daihatsu Motor (ADM). “Jika tidak diantisipasi, kendaraan bisa kehilangan kendali sepenuhnya,” lanjutnya.

Untuk meminimalisir risiko aquaplaning, ada beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan agar perjalanan tetap aman dan nyaman.

Mengemudi dengan kecepatan tinggi di jalanan basah meningkatkan risiko kehilangan kontrol. Disarankan untuk tidak melaju lebih dari 70 km/jam dan selalu menyesuaikan kecepatan dengan kondisi lalu lintas serta kendaraan di sekitar.

Pastikan ban kendaraan dalam kondisi prima. Ban yang sudah aus atau memiliki tekanan angin yang tidak sesuai dapat meningkatkan kemungkinan aquaplaning. Periksa kedalaman kembangan ban untuk memastikan daya cengkeram tetap optimal di jalan basah.

Tekanan angin yang terlalu rendah atau berlebihan dapat mempengaruhi performa ban, terutama di jalan yang licin. Pastikan tekanan angin sesuai dengan spesifikasi pabrikan agar kendaraan tetap stabil saat melintasi jalanan basah.

Dengan menerapkan langkah-langkah di atas, pengendara dapat mengurangi risiko aquaplaning dan menjaga keselamatan saat berkendara di tengah musim hujan.

Pabrik VinFast Subang Mulai Beroperasi pada 2025, Siapkan Investasi Rp 3,2 Triliun

VinFast, produsen mobil listrik asal Vietnam, siap memulai produksi di pabrik barunya yang terletak di Kabupaten Subang, Jawa Barat, pada akhir 2025. Pabrik ini menandai langkah besar perusahaan untuk memperkuat kehadirannya di pasar Indonesia, dengan total investasi mencapai USD 200 juta atau sekitar Rp 3,2 triliun. Pabrik ini nantinya akan mengkhususkan diri dalam merakit mobil dengan setir kanan untuk memenuhi kebutuhan pasar Indonesia.

CEO VinFast Asia, Pham Sanh Chau, mengungkapkan dalam sebuah acara media gathering di Jakarta pada Selasa (11/2/2025) bahwa perusahaan telah meluncurkan merek VinFast di Indonesia melalui ajang IIMS pada tahun lalu. Mereka juga telah memperkenalkan model VF 5 pada tahun 2024 dan melakukan peletakan batu pertama untuk pembangunan pabrik yang berlokasi di Subang. Chau berharap pabrik ini dapat selesai dibangun sebelum akhir tahun 2025.

VinFast berencana melakukan investasi lebih lanjut di Indonesia dengan jumlah total mencapai USD 1,2 miliar (sekitar Rp 19,6 triliun) untuk jangka panjang. Pabrik yang dibangun di atas lahan lebih dari 100 hektare ini memiliki kapasitas produksi hingga 50.000 unit mobil per tahun, dengan target penyerapan tenaga kerja sebanyak 1.000 hingga 3.000 orang. Selain itu, pabrik ini juga menjadi pusat produksi mobil listrik setir kanan yang akan dipasarkan di Indonesia.

Pabrik ini diharapkan dapat mendukung ambisi Indonesia untuk mencapai target netralitas karbon. Fasilitas yang dibangun mencakup area produksi utama, seperti Body Shop, General Assembly Shop, dan Paint Shop, serta area pengujian untuk memastikan kualitas produk.

Kehadiran pabrik VinFast di Subang tidak hanya memberikan manfaat ekonomi bagi Indonesia, tetapi juga menunjukkan pentingnya kawasan ini sebagai lokasi industri. Subang memiliki posisi strategis karena dekat dengan pelabuhan dan akses tol Cipali yang memudahkan distribusi produk. Seiring dengan perkembangan industri lainnya di kawasan tersebut, biaya logistik diharapkan dapat lebih efisien.

VinFast menargetkan produksi mobil listrik dengan berbagai model, mulai dari VF 3 hingga VF 7, yang semuanya akan dilengkapi dengan kemudi kanan. Model-model ini akan diproduksi khusus untuk pasar Indonesia dan berkontribusi pada ambisi negara untuk mencapai 600.000 mobil listrik pada 2030, seperti yang disampaikan oleh Nguyen Duc Thanh, Senior Advisor Vingroup dan CEO Vgreen Global Charging Station, saat acara groundbreaking pada Juli 2024.

Dengan kehadiran pabrik ini, VinFast berharap dapat berkontribusi besar terhadap pengembangan industri otomotif listrik di Indonesia dan memperkuat posisi negara dalam upaya transisi menuju kendaraan ramah lingkungan.

Permintaan Lesu, Hyundai Setop Produksi Ioniq 5 dan Kona Electric Sementara Waktu

Hyundai Motor Co. dilaporkan akan menghentikan sementara produksi dua model kendaraan listrik andalannya, Ioniq 5 dan Kona Electric, akibat melemahnya permintaan pasar. Langkah ini dilakukan sebagai bentuk penyesuaian terhadap kondisi industri otomotif yang tengah lesu.

Berdasarkan laporan Kantor Berita Yonhap pada Jumat (7/2), Hyundai berencana menutup sementara operasi Line 12 di Pabrik Ulsan 1, Korea Selatan, selama lima hari, yakni dari 24 hingga 28 Februari 2025. Keputusan ini diambil sebagai respons terhadap menurunnya angka penjualan domestik serta berkurangnya jumlah pesanan baru.

Dalam beberapa waktu terakhir, Hyundai mengalami tantangan besar di pasar kendaraan listrik dalam negeri. Sepanjang Januari 2025, hanya 75 unit Ioniq 5 yang berhasil terjual di Korea Selatan. Secara keseluruhan, total penjualan domestik model ini sepanjang tahun 2024 hanya mencapai sekitar 16.600 unit, jauh dari ekspektasi awal perusahaan.

Untuk mendorong minat konsumen, Hyundai telah meluncurkan berbagai strategi pemasaran, termasuk diskon serta skema insentif lainnya. Meski begitu, permintaan kendaraan listrik di Korea Selatan masih cenderung melemah. Kondisi ini diperburuk oleh ketidakpastian kebijakan industri otomotif global, terutama di bawah pemerintahan kedua Donald Trump di Amerika Serikat.

Keputusan Hyundai untuk menghentikan produksi sementara mencerminkan tantangan yang semakin nyata di industri kendaraan listrik. Ke depan, fleksibilitas dalam strategi produksi dan pemasaran akan menjadi faktor kunci bagi para produsen otomotif dalam menghadapi dinamika pasar yang terus berubah.

Bolehkah All New Avanza 2025 Menggunakan Pertalite? Ini Jawabannya!

Toyota Avanza dikenal sebagai salah satu mobil keluarga terpopuler di Indonesia berkat kenyamanan dan kepraktisannya. Dengan hadirnya All New Avanza 2025, muncul berbagai pertanyaan, salah satunya mengenai jenis bahan bakar yang cocok untuk mobil ini.

Salah satu pertanyaan yang sering diajukan adalah apakah All New Avanza 2025 dapat menggunakan Pertalite? Mengingat Pertalite merupakan bahan bakar yang banyak digunakan oleh kendaraan di Indonesia, penting untuk mengetahui apakah mesin mobil ini kompatibel dengan bahan bakar tersebut.

All New Avanza 2025 hadir dengan dua varian mesin, yaitu 1.3L dan 1.5L. Kedua mesin ini dilengkapi teknologi VVT-i (Variable Valve Timing with Intelligence), yang berfungsi meningkatkan efisiensi bahan bakar, mengoptimalkan performa, serta mengurangi emisi gas buang. Teknologi ini membuat mesin dapat beradaptasi dengan bahan bakar yang memiliki tingkat oktan tertentu.

Pertalite memiliki angka oktan 90, yang umumnya digunakan pada kendaraan dengan spesifikasi mesin yang mendukung bahan bakar beroktan rendah hingga menengah. Secara teknis, mesin All New Avanza 2025 masih dapat menggunakan Pertalite tanpa masalah berarti.

Namun, meskipun kompatibel, penggunaan Pertalite dalam jangka panjang perlu dipertimbangkan dengan baik. Toyota umumnya merekomendasikan bahan bakar dengan oktan lebih tinggi, seperti Pertamax (oktan 92) atau lebih, untuk menjaga performa optimal dan meningkatkan umur mesin.

Penggunaan bahan bakar beroktan rendah secara terus-menerus dapat menyebabkan beberapa efek negatif, seperti penurunan performa mesin dan penumpukan karbon dalam ruang pembakaran. Hal ini bisa berdampak pada efisiensi mesin dan berpotensi meningkatkan emisi gas buang yang tidak ramah lingkungan.

Meskipun All New Avanza 2025 dapat menggunakan Pertalite, bagi pemilik yang ingin menjaga kinerja mesin tetap optimal dan memperpanjang usia kendaraan, disarankan untuk memilih bahan bakar dengan oktan lebih tinggi.

Gus Iqdam Tertangkap Gunakan Mobil Mewah dengan Pelat Palsu!

Sebuah mobil mewah yang digunakan oleh Muhammad Iqdam Kholid atau yang lebih dikenal dengan Gus Iqdam tengah menjadi perbincangan hangat. Pasalnya, SUV gagah yang dikendarainya diduga menggunakan pelat nomor tidak sesuai dengan data kendaraan yang terdaftar di Samsat DKI Jakarta.

Pelat Nomor Tak Sesuai Identitas Kendaraan

Mobil berukuran besar yang dikendarai Gus Iqdam terlihat menggunakan pelat nomor cantik B-17-JAK. Namun, saat dicek melalui laman Samsat DKI Jakarta, pelat nomor tersebut seharusnya terpasang pada Fiat Sedan tahun 1975 berwarna merah tua dengan kapasitas mesin 1.438 cc, bukan pada SUV mewah yang digunakan Gus Iqdam.

Adapun mobil yang dikendarai Gus Iqdam adalah General Motors (GMC) Yukon Denali, sebuah SUV mewah asal Amerika Serikat yang jauh lebih besar dan bertenaga dibandingkan Fiat Sedan yang terdaftar dengan nomor tersebut.

Mobil ini dikenal sebagai salah satu kendaraan premium dengan desain gagah, terutama dari bagian depan yang didominasi oleh grille besar khas GMC. Di balik kap mesinnya, tersemat mesin berkapasitas 6.2 liter yang mampu menghasilkan tenaga hingga 420 hp, menjadikannya sebagai SUV bertenaga tinggi di kelasnya.

Bukan Mobil Pribadi, Hanya Dipinjamkan

Menanggapi video viral terkait mobil tersebut, salah satu pengurus Pondok Pesantren (Ponpes) Sabilu Taubah, Ilham Burhanuddin alias Jebor, mengonfirmasi bahwa kendaraan itu bukan milik pribadi Gus Iqdam.

“Itu (mobil) punya temannya Gus Iqdam. Gus Iqdam hanya dipinjami, disuruh bawa. Doakan saja Gus Iqdam bisa beli yang seperti itu,” ujar Ilham, dikutip dari detikJatim.

Penjelasan Soal Dugaan Pelat Nomor Palsu

Terkait dugaan penggunaan pelat nomor palsu, Ilham menjelaskan bahwa awalnya pemilik kendaraan mengira pelat tersebut belum digunakan oleh siapa pun. Namun, setelah dilakukan pengecekan lebih lanjut, ternyata pelat nomor itu sudah terdaftar pada kendaraan lain.

“Masalah pelat, awalnya dikira belum ada yang pakai. Tapi setelah diproses lebih lanjut, ternyata sudah digunakan. Saat ini masih terus dikonfirmasi mengenai pelat tersebut,” tambahnya.

Respons Gus Iqdam: Santai dan Minta Maaf

Di tengah ramainya pembahasan mengenai dugaan pelat nomor tidak sesuai ini, Gus Iqdam sendiri menyikapinya dengan santai. Ia juga menyampaikan permintaan maaf jika ada kesalahan dalam penggunaan kendaraan tersebut.

“Gus Iqdam menyikapi santai, tapi tetap meminta maaf kalau ada kesalahan. Mobil itu juga hanya dipakai sekali,” pungkas Ilham.

Kesimpulan

Kasus dugaan pelat nomor tidak sesuai ini kembali menyoroti pentingnya kesesuaian data kendaraan dengan dokumen resmi yang tercatat di Samsat. Walaupun mobil tersebut bukan milik pribadi Gus Iqdam, penggunaan pelat nomor yang tidak sesuai tetap menjadi hal yang perlu diperhatikan dan dikonfirmasi lebih lanjut oleh pihak terkait.

Masyarakat pun diingatkan agar selalu memastikan legalitas kendaraan yang digunakan untuk menghindari kesalahpahaman serta potensi pelanggaran hukum. 🚗⚠️

Yamaha TMax 560 Tech Max & TMax 560 ABS 2025: Desain Lebih Futuristik, Performa Lebih Halus!

Yamaha kembali menghadirkan pembaruan pada skutik bongsor premiumnya dengan merilis TMax 560 Tech Max ABS dan TMax 560 ABS 2025. Model terbaru ini membawa perubahan signifikan pada desain depan serta peningkatan fitur dibandingkan versi 2024.

Jika model sebelumnya mengusung tampilan tajam, versi 2025 kini tampil lebih aerodinamis dengan fairing dan lampu depan yang melengkung ke bawah, menciptakan kesan lebih modern dan elegan. Selain itu, desain lampu posisi kini membentuk pola T yang semakin mempertegas identitas TMax.

Dari segi teknologi, Yamaha telah melakukan berbagai penyempurnaan. Sensor O2 kini diposisikan di belakang katalis, sementara konfigurasi unit kontrol elektronik (ECU) telah dioptimalkan untuk menjaga keseimbangan antara performa dan efisiensi lingkungan. Saluran pemasukan udara juga didesain ulang dengan mempertimbangkan aspek jarak, kekakuan, serta diameter lubang, sehingga menghasilkan suara yang lebih halus dan karakter berkendara yang lebih responsif.

Untuk sistem pembuangan, knalpotnya kini menggunakan teknik pengelasan TIG, yang telah terbukti dalam produksi YZF-R1/R6, dengan permukaan bagian dalam yang lebih halus guna meningkatkan linearitas akselerasi. Selain itu, kopling baru dirancang agar akselerasi lebih mulus dan responsif, terutama saat berkendara dengan kecepatan rendah sekitar 10 km/jam.

Dari segi fitur keselamatan, skutik ini dilengkapi dengan Brake Control System (BC) berbasis data dari IMU 6-sumbu untuk mendukung deselerasi optimal. Sistem D-MODE semakin mengoptimalkan perbedaan karakter antara mode Sport (S) dan Touring (T). Tambahan lain adalah Emergency Stop Signal (ESS) untuk meningkatkan keselamatan saat pengereman mendadak.

Varian TMax Tech Max 2025 hadir dengan fitur lebih lengkap, termasuk Tire Pressure Monitoring System (TPMS), pemanas grip stang, serta suspensi depan capit lobster emas dan pelek dengan aksen flash.

Di sektor dapur pacu, kedua model ini masih mengandalkan mesin 561cc, yang mampu menghasilkan tenaga 48 PS (45 HP) pada 7.000 rpm serta torsi 55 Nm pada 5.250 rpm. Dengan pembaruan ini, Yamaha TMax 560 semakin memperkuat posisinya sebagai skutik premium dengan keseimbangan antara performa, kenyamanan, dan teknologi canggih.

Innova Zenix Diuji dengan Ban Bridgestone Turanza 6, Begini Performa yang Dihasilkan

Pada Selasa, 4 Februari 2025, PT Bridgestone Tire Indonesia mengundang awak media untuk merasakan langsung performa ban terbaru mereka, Turanza 6, dalam sebuah uji coba di Karawang, Jawa Barat. Uji coba ini bertujuan untuk memperlihatkan kemampuan ban premium Turanza 6, yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan mobil konvensional dan kendaraan listrik (EV), melalui berbagai kondisi jalan.

Bridgestone Turanza 6 diuji dengan menggunakan Toyota Kijang Innova Zenix tipe Q Hybrid Modellista, dan ukuran ban yang digunakan adalah 225/80 R18. Uji coba dilakukan di Bridgestone Indonesia Proving Ground, fasilitas yang memiliki panjang lintasan 1,9 km dan dirancang khusus untuk mensimulasikan kondisi jalanan yang umum ditemui di Indonesia.

Uji coba terbagi dalam dua kategori utama, yaitu dry test dan wet test, yang masing-masing menguji performa ban dalam kondisi jalan kering dan basah. Dalam dry test, beberapa pengujian seperti slalom, lane change, dan high-speed cornering dilakukan untuk mengukur stabilitas dan kestabilan ban saat mobil dikendalikan dalam kecepatan tinggi. Sementara itu, dalam wet test, dilakukan pengujian wet stability, noise, dan comfort lane untuk mengevaluasi daya cengkeram pada jalan basah, tingkat kebisingan di dalam kabin, serta kenyamanan saat melaju di berbagai jenis permukaan jalan.

Salah satu pengujian yang menarik adalah pada wet stability, di mana ban Turanza 6 diuji pada kecepatan tinggi di lintasan berbentuk lingkaran untuk menilai seberapa baik ban mempertahankan stabilitasnya tanpa slip. Pengujian noise bertujuan untuk mengukur tingkat kebisingan ban yang masuk ke dalam kabin, sedangkan comfort lane mengukur kenyamanan ban saat melintasi jalan beton dan aspal dengan berbagai kondisi permukaan.

Hasilnya, para peserta pengujian yang terdiri dari awak media memberikan evaluasi positif. 96% jurnalis memilih ban Turanza 6 sebagai pilihan terbaik dalam hal performa keseluruhan, dengan skor yang sangat tinggi untuk wet grip & handling, kenyamanan, kesenyapan, dan stabilitas. Bridgestone Turanza 6 dinilai unggul dibandingkan kompetitornya pada berbagai parameter, dengan skor antara 95 – 98%.

Tidak hanya pengujian di lintasan, Turanza 6 juga telah menjalani berbagai tes ketahanan di tire evaluation lab, termasuk tes durabilitas, ketahanan terhadap kecepatan tinggi, dan ketahanan bead unseating, di mana ban ini berhasil melampaui SNI (Standar Nasional Indonesia) dan JATMA (Japan Automobile Tire Manufacturer’s Association).

Ban ini dilaporkan mengalami peningkatan performa yang signifikan dibandingkan pendahulunya, dengan kenyamanan dan kesenyapan meningkat 8%, handling di jalan basah meningkat 14%, hambatan gulir (RRC) berkurang 15%, serta daya tahan yang meningkat 14%.

Turanza 6 hadir dalam 34 ukuran, dengan jangkauan yang mencakup kendaraan sedan, MPV, hingga SUV, serta kendaraan listrik (EV) berkat desainnya yang mengutamakan hambatan gulir rendah, kebisingan rendah, dan daya tahan tinggi. Ukuran pelek yang tersedia berkisar dari 14 hingga 19 inci, memastikan ban ini dapat digunakan oleh berbagai jenis kendaraan di Indonesia.

Masaki Abe, Marketing Director Bridgestone Indonesia, menegaskan bahwa Bridgestone terus berinvestasi dalam teknologi, layanan, dan pengembangan produk guna memberikan solusi terbaik bagi para pelanggan serta berkontribusi pada kemajuan industri otomotif di Indonesia. Mukiat Sutikno, President Director Bridgestone Indonesia, juga menambahkan bahwa Turanza 6 melanjutkan warisan ban Turanza dengan menghadirkan kenyamanan berkendara yang lebih tinggi, dengan performa unggul pada wet grip, kesenyapan, dan kenyamanan yang luar biasa.

Dengan segala keunggulannya, Turanza 6 membuktikan diri sebagai pilihan tepat bagi mereka yang menginginkan performa maksimal dan kenyamanan luar biasa saat berkendara di berbagai kondisi jalan.