AutoExe dan Kansei Tuning: Filosofi Modifikasi Mazda yang Lebih dari Sekadar Performa

Berbeda dari rumah modifikasi pada umumnya, AutoExe—tuner asal Jepang yang dikenal dengan spesialisasinya dalam menyempurnakan mobil-mobil Mazda—mengusung filosofi unik yang disebut Kansei Tuning. Konsep ini lahir dari pengalaman AutoExe di ajang balap ketahanan 24 Hours of Le Mans, di mana mereka belajar bagaimana kendaraan diuji dalam kondisi ekstrem dan apa yang benar-benar dibutuhkan oleh pengemudi.

Yuichiro Ohtomi, Executive Managing Director AutoExe Inc., menjelaskan bahwa Kansei Tuning bukan sekadar mengejar peningkatan performa berbasis angka seperti tenaga kuda atau akselerasi. Sebaliknya, pendekatan ini lebih berfokus pada pengalaman berkendara yang menyentuh seluruh panca indra pengemudi.

“Di awal-awal, kebanyakan orang memodifikasi mobil untuk mengejar performa mutlak—berapa tenaga yang bisa ditingkatkan, seberapa cepat mobil bisa melaju. Namun, seiring waktu, kami menyadari bahwa pengalaman berkendara jauh lebih penting, terutama di jalan umum,” ujar Ohtomi.

Ia menekankan bahwa angka-angka seperti tenaga maksimum, kecepatan tertinggi, dan efisiensi bahan bakar memang krusial di lintasan balap, tetapi dalam penggunaan sehari-hari, kenyamanan dan respons kendaraan menjadi faktor utama. Oleh karena itu, AutoExe berusaha menghadirkan modifikasi yang tetap mempertahankan standar keamanan, tetapi meningkatkan kenyamanan, respons akselerasi, suspensi, pengereman, serta kestabilan saat menikung.

“Kami ingin menghadirkan Mazda yang lebih nyaman untuk dikendarai, lebih stylish, dan memberikan sensasi berkendara yang lebih mendalam bagi pemiliknya,” tambah Ohtomi. Dengan perhatian pada detail yang maksimal, AutoExe berupaya mengubah pengalaman berkendara menjadi sesuatu yang lebih intuitif dan menyenangkan, bukan hanya soal angka di atas kertas.

Penyegaran Tampilan Suzuki Jimny 5 Pintu dengan Bodykit Karya DAMD

Industri otomotif Jepang kembali mencuri perhatian para penggemarnya dengan peluncuran Suzuki Jimny 5 pintu yang kini hadir dengan bodykit eksklusif dari DAMD Inc. Sebagai merek yang terkenal dengan keahliannya dalam desain bodykit, DAMD memperkenalkan konsep modifikasi terbaru yang menambah kesan tangguh dan penuh karakter pada Jimny Nomad. Desain bodykit ini mengusung tema petualangan yang semakin menonjolkan kemampuan off-road kendaraan legendaris ini.

Suzuki Jimny 5 pintu menawarkan alternatif menarik bagi para pecinta SUV kompak. Dengan penambahan ruang kabin yang lebih luas tanpa mengorbankan performa off-road, Jimny 5 pintu memberikan kenyamanan lebih kepada pengemudi. Salah satu daya tarik utama varian ini adalah bodykit dari DAMD Inc., yang memungkinkan pemilik untuk mengekspresikan gaya dan preferensi pribadi melalui desain yang lebih khas dan unik.

Peluncuran Jimny 5 pintu di Jepang diperkirakan akan mendapatkan perhatian luas, terutama bagi mereka yang menginginkan kendaraan dengan desain klasik namun tetap memiliki kemampuan di medan berat. Kombinasi desain ikonik, performa luar biasa, dan berbagai opsi modifikasi bodykit dari DAMD Inc. menjadikan Suzuki Jimny Nomad sebagai salah satu kendaraan yang sangat dinanti di pasar otomotif Jepang. Kendaraan ini tidak hanya berfungsi sebagai alat transportasi, tetapi juga sebagai simbol gaya hidup petualangan yang cocok bagi penggemar otomotif yang ingin tampil lebih beda dan berkarakter.

Dengan berbagai keunggulan yang ditawarkan, Suzuki Jimny Nomad diperkirakan akan menjadi pilihan utama bagi para penggemar off-road yang mencari kendaraan dengan desain segar dan fitur-fitur lengkap. Selain itu, Jimny juga memberikan fleksibilitas yang diperlukan untuk kenyamanan dalam perjalanan sehari-hari. Kehadiran model ini akan semakin memperkuat posisi Suzuki Jimny sebagai ikon kendaraan off-road di Jepang.

BYD Bawa Mobil Bisa Miring ke Indonesia, Siap Menggoda Pasar?

Jakarta menjadi saksi peluncuran Denza D9, kendaraan mewah dari BYD, yang kini memperkenalkan teknologi terdepan mereka. Namun, bukan hanya Denza D9 yang menjadi sorotan, kehadiran Denza Z9 GT justru mencuri perhatian para tamu undangan.

Dalam acara peluncuran tersebut, Liu Xueliang, General Manager BYD Asia Pacific Auto Sales Division, membuat kejutan dengan keluar dari Denza Z9 GT yang dipamerkan sebelum bintang utama acara. Tak lama setelahnya, mobil ini menampilkan kemampuan inovatifnya, termasuk fitur “walking crab”, yang memungkinkan kendaraan bergerak menyamping dengan mudah.

Teknologi E3 Memudahkan Parkir

Demonstrasi “walking crab” yang diperlihatkan Denza Z9 GT menunjukkan keunggulan teknologi E3. Dengan fitur ini, pengemudi dapat menggeser mobil ke kiri atau kanan saat parkir tanpa harus maju atau mundur seperti kendaraan konvensional. Kemudahan ini dirancang untuk mengatasi tantangan parkir di ruang terbatas, menjadikannya solusi praktis dan futuristik.

Liu Xueliang mengungkapkan bahwa Denza Z9 GT kemungkinan besar akan dipasarkan di Indonesia sebagai model lanjutan setelah Denza D9. “Kami berencana menghadirkan lebih banyak model Denza untuk pasar Indonesia,” ujar Liu.

Performa Luar Biasa di Balik Kemudi

Denza Z9 GT tidak hanya unggul dalam teknologi parkir, tetapi juga memiliki performa yang mengesankan. Dengan akselerasi dari 0 hingga 100 km/jam hanya dalam waktu 3,4 detik, mobil ini menjadi salah satu kendaraan listrik tercepat di kelasnya.

Dimensi kendaraan ini juga cukup besar, dengan panjang 5.180 mm, jarak sumbu roda 3.125 mm, dan radius putar hanya 4,62 meter. Didukung oleh tiga motor listrik, Denza Z9 GT mampu menghasilkan tenaga hampir 1.000 tenaga kuda, dengan jarak tempuh hingga 630 km dalam sekali pengisian daya.

Kendaraan Premium dengan Harga Kompetitif

Denza, sebagai merek premium dari BYD, menargetkan segmen kelas atas. Di pasar Tiongkok, Denza Z9 GT telah menarik perhatian kaum muda profesional dengan pendapatan tinggi. Mobil ini dijual dengan kisaran harga Rp 700-800 jutaan, menjadikannya pilihan menarik bagi mereka yang mencari kendaraan mewah dengan teknologi canggih.

Prospek di Pasar Indonesia

Kehadiran Denza Z9 GT di acara peluncuran di Jakarta menjadi indikasi kuat bahwa mobil ini akan segera dipasarkan di Indonesia. Dengan teknologi canggih, performa luar biasa, dan desain premium, Denza Z9 GT memiliki potensi besar untuk bersaing di segmen kendaraan listrik mewah.

Apakah Denza Z9 GT akan menjadi bintang baru di pasar otomotif Indonesia? Kita tunggu gebrakan selanjutnya dari BYD dan Denza!

Pasar Mobil Listrik Indonesia Jadi Incaran Bridgestone sebagai OEM

Bridgestone, salah satu produsen ban terkemuka asal Jepang, tengah fokus memperluas inovasinya dengan mempersiapkan ban khusus untuk kendaraan listrik. Sebagai pemasok ban Original Equipment Manufacturer (OEM) untuk berbagai merek otomotif, Bridgestone merasa bangga atas kepercayaan pabrikan terhadap kualitas produknya yang telah teruji. Langkah ini menjadi salah satu upaya strategis untuk menghadapi tren kendaraan listrik (EV) yang kian berkembang pesat di Indonesia.

Deputy Head of OE Sales Bridgestone Tire Indonesia, Fisa Rizqiano, mengungkapkan bahwa pihaknya saat ini sedang melakukan studi untuk menciptakan ban yang cocok dengan kebutuhan mobil listrik. “Saat ini kami sedang melakukan study untuk beberapa model EV yang akan diperkenalkan di Indonesia,” ujar Fisa saat peluncuran produk terbaru mereka, Bridgestone Turanza 6.

Keseriusan Bridgestone untuk menggarap pasar mobil listrik bukan tanpa alasan. Dalam beberapa tahun terakhir, permintaan kendaraan listrik di Indonesia terus meningkat, memberikan peluang besar bagi produsen komponen otomotif, termasuk ban. “Produsen mobil listrik saat ini masih menggunakan ban CKD yang diimpor. Namun, dengan potensi pasar EV yang diproyeksikan mencapai 8 persen tahun ini, kami melihat peluang besar untuk masuk ke pasar tersebut,” tambahnya.

Selain fokus pada inovasi untuk kendaraan listrik, Bridgestone juga berkomitmen untuk meningkatkan kandungan lokal dalam produk-produknya. Sebagai salah satu pemain utama di industri otomotif Indonesia sejak tahun 1976, Bridgestone telah mencapai Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sebesar 55 persen. Namun, mereka terus berupaya meningkatkan angka tersebut dengan memanfaatkan lebih banyak komponen lokal.

“Saat ini, TKDN kami di Indonesia sudah mencapai 55 persen, sementara sisanya masih impor. Harapannya, kami dapat meningkatkan TKDN lebih tinggi lagi agar semakin banyak memanfaatkan komponen dalam negeri,” ujar Mukiat, salah satu perwakilan Bridgestone Indonesia.

Langkah Bridgestone untuk memperluas kehadirannya di pasar mobil listrik sekaligus meningkatkan kontribusi lokal diharapkan mampu mendukung perkembangan industri otomotif di Indonesia. Dengan teknologi ban terbaru dan kualitas yang terpercaya, Bridgestone optimistis dapat bersaing di pasar kendaraan listrik yang semakin kompetitif.

Gugatan BYD Terkait Nama Denza: Apa Kata Produsen Mobil Listrik?

BYD, produsen kendaraan listrik global, akhirnya buka suara terkait gugatan mereka terhadap PT Worcas Nusantara Abadi (WNA) mengenai penggunaan nama merek “Denza.” Sengketa ini mencuat menjelang peluncuran Denza, merek mobil listrik premium, yang dijadwalkan melantai di Indonesia pada 22 Januari 2025.

“Kita tunggu hasil diskusi lebih lanjut dua hari lagi, saat peluncuran Denza,” ujar Luther, Head of Public & Government Relations PT BYD Motor Indonesia, dalam konferensi pers di Autograph Tower, Thamrin Nine, Jakarta, Senin (20/1/2025).

Latar Belakang Gugatan

Perselisihan ini bermula dari klaim BYD atas merek Denza, yang mereka anggap sebagai bagian dari kekayaan intelektualnya. Berdasarkan data Pangkalan Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan HAM, PT WNA telah mendaftarkan merek Denza pada 3 Juli 2023, dengan perlindungan hukum berlaku hingga 3 Juli 2033. Merek tersebut tercatat untuk kategori komponen kendaraan bermotor.

Sementara itu, BYD baru mengajukan pendaftaran merek Denza pada 8 Agustus 2024. Hingga kini, status perlindungan merek yang diajukan BYD belum tercatat di laman DJKI.

“Menghormati peraturan yang berlaku di Indonesia adalah prinsip BYD. Namun, kami juga berhak membela kekayaan intelektual kami,” tegas Luther.

Isi Gugatan dan Proses Persidangan

BYD telah mengajukan gugatan ke Pengadilan Niaga Jakarta Pusat dengan nomor perkara 1/Pdt.Sus-HKI/Merek/2025/PN Niaga Jkt.Pst. Gugatan ini didaftarkan pada 3 Januari 2025 dan saat ini tengah dalam proses persidangan.

Dalam gugatannya, BYD menegaskan bahwa Denza adalah merek terkenal secara global. Mereka juga menilai bahwa pendaftaran merek oleh PT WNA dilakukan dengan iktikad tidak baik. Berikut adalah beberapa poin penting dalam petitum BYD:

  1. Menyatakan BYD sebagai pendaftar pertama dan pemilik sah merek Denza.
  2. Membatalkan pendaftaran merek Denza milik PT WNA atas dasar kesamaan pokok dan iktikad tidak baik.
  3. Memerintahkan pembatalan merek Denza dari daftar merek resmi di Indonesia.
  4. Menghukum tergugat untuk menanggung biaya perkara.

Status Merek Denza Saat Ini

Berdasarkan pengecekan di laman DJKI, merek Denza yang terdaftar atas nama PT WNA kini berstatus “TM Pengadilan,” menandakan bahwa statusnya tengah dalam proses hukum.

Debut Denza Tetap Berlanjut

Di tengah perselisihan ini, Denza tetap dijadwalkan untuk meluncur di Indonesia pada 22 Januari 2025. Kehadiran merek ini menjadi bukti ambisi BYD untuk memperluas pasar mobil listrik premium di Indonesia.

Gugatan ini menjadi sorotan penting, tidak hanya bagi BYD dan PT WNA, tetapi juga bagi sektor otomotif dan perlindungan kekayaan intelektual di Tanah Air. Keputusan pengadilan akan menjadi preseden dalam penanganan sengketa merek di industri yang terus berkembang.

Komparasi Harga Toyota Fortuner dan Mitsubishi Pajero Sport, Mana yang Lebih Terjangkau?

Memasuki Januari 2025, pasar otomotif di Indonesia mengalami penyesuaian harga, terutama untuk segmen kendaraan SUV. Toyota Fortuner dan Mitsubishi Pajero Sport, dua SUV populer, turut mengalami kenaikan harga. Penyesuaian ini dipengaruhi oleh peningkatan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang kini mencapai 12 persen.

Kenaikan harga ini membuat calon pembeli harus merogoh kocek lebih dalam. Berikut adalah perbandingan harga terbaru kedua SUV ini, lengkap dengan spesifikasi yang ditawarkan.

Harga Toyota Fortuner

Toyota Fortuner menawarkan berbagai pilihan tipe dengan tiga jenis mesin berbeda, yakni 2.4 L, 2.7 L, dan 2.8 L. Harga termurahnya kini dimulai dari Rp 581,1 juta untuk tipe Fortuner 2.4 G M/T 4×2, naik Rp 7,4 juta dari harga sebelumnya. Sementara itu, varian termahal, yaitu Fortuner 2.8 GR Sport TSS Two Tone (Premium Color) dengan RSE 4×4, kini dibanderol Rp 776,9 juta.

Berikut beberapa pilihan harga Toyota Fortuner:

  • Fortuner 2.4 L: Rp 581,1 juta hingga Rp 661,1 juta
  • Fortuner 2.7 L: Rp 616,5 juta hingga Rp 636,6 juta
  • Fortuner 2.8 L: Rp 643,1 juta hingga Rp 776,9 juta

Harga Mitsubishi Pajero Sport

Sama halnya dengan Fortuner, Mitsubishi Pajero Sport juga mengalami kenaikan harga. Pajero Sport kini tersedia mulai dari Rp 577,7 juta untuk tipe Exceed 4×2 M/T, hingga Rp 775,35 juta untuk tipe Dakar Ultimate 4×4 A/T.

Berikut daftar harga Pajero Sport:

  • Exceed 4×2 M/T: Rp 577,7 juta
  • Dakar Ultimate 4×4 A/T: Rp 775,35 juta

Perbandingan Spesifikasi

Toyota Fortuner
Fortuner dilengkapi dengan berbagai pilihan mesin dan fitur unggulan, seperti hill start assist, vehicle stability control, hingga tujuh airbag pada tipe 2.8 L. Mesin terbesarnya, 1GD FTV 2.8 L, mampu menghasilkan tenaga 203 PS dengan torsi 50,9 kgm.

Mitsubishi Pajero Sport
Sementara itu, Pajero Sport hadir dengan dua pilihan mesin, yakni 4D56 2.5 L untuk tipe Exceed dan GLX, serta 4N15 2.4 L MIVEC Turbocharger untuk tipe Dakar. Mesin 4N15 mampu menghasilkan tenaga 181 PS dan torsi 430 Nm. Fitur keselamatannya mencakup Adaptive Cruise Control, Blind Spot Warning, hingga Rear Cross Traffic Alert.

Kesimpulan

Meski harga kedua SUV ini tidak terpaut jauh, Toyota Fortuner menawarkan lebih banyak varian, sementara Mitsubishi Pajero Sport unggul pada fitur keselamatan canggih. Dengan kenaikan harga akibat peningkatan PPN, calon pembeli perlu mempertimbangkan kebutuhan dan fitur yang ditawarkan sebelum memutuskan.

Kata Suzuki Soal Penurunan Ekspor 2024, Faktor Global Signifikan

PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) memberikan penjelasan terkait penurunan ekspor kendaraan yang tercatat pada tahun 2024. Penurunan tersebut dipengaruhi oleh kondisi perekonomian global yang tidak stabil, yang berdampak langsung pada sektor otomotif. Shodiq Wicaksono, Managing Director PT Suzuki Indomobil Motor (SIM), menjelaskan bahwa kondisi ekonomi yang kurang menggembirakan sepanjang tahun lalu mempengaruhi kinerja produksi dan ekspor perusahaan.

“Seperti yang kita ketahui, kondisi ekonomi global tahun lalu tidak begitu baik, yang berimbas pada jumlah produksi dan ekspor kami,” ujar Shodiq, saat ditemui di Jakarta pada Jumat (17/1/2025). Berdasarkan data dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Suzuki tercatat hanya mampu mengekspor 19.141 unit kendaraan sepanjang tahun 2024. Angka ini mengalami penurunan signifikan dibandingkan capaian tahun 2023 yang mencatatkan 38.557 unit.

Shodiq menjelaskan lebih lanjut bahwa salah satu faktor yang berkontribusi pada penurunan ini adalah ketegangan geopolitik global, termasuk perang Rusia-Ukraina, yang menyebabkan perlambatan permintaan kendaraan di 70 negara tujuan ekspor Suzuki. Kondisi ini menyebabkan penurunan volume ekspor secara keseluruhan.

Namun demikian, Suzuki tetap optimis dan melihat potensi pemulihan pada tahun 2025. Shodiq menjelaskan bahwa Suzuki saat ini menargetkan 74 negara sebagai tujuan ekspor, dengan fokus utama di kawasan Asia dan Amerika Latin. Jepang, sebagai pasar utama untuk kendaraan roda dua, juga menjadi negara tujuan ekspor penting bagi Suzuki.

Kendaraan roda empat Suzuki masih mengandalkan model-model unggulan seperti XL7 dan Ertiga, yang terus menjadi andalan dalam memperkuat posisi ekspor perusahaan. Meski mengalami penurunan di 2024, Suzuki yakin bahwa dengan membaiknya perekonomian global dan domestik, mereka dapat kembali meraih peningkatan dalam kinerja ekspor pada tahun ini.

“Melihat tren ekonomi yang semakin baik, kami optimistis bisa mencatatkan kinerja yang lebih baik di 2025. Kami menargetkan market share Suzuki dapat mencapai 8,5 persen pada tahun ini,” ujar Shodiq penuh keyakinan.

Dengan upaya perbaikan dan inovasi, Suzuki bertekad untuk meningkatkan daya saing di pasar global dan kembali memperkokoh posisinya sebagai salah satu pemain utama dalam industri otomotif internasional.

Servis Mitsubishi Fuso eCanter Kini Tersedia di Tiga Diler Resmi

Bagi pemilik mobil matik, menjaga kualitas oli transmisi adalah hal yang sangat penting untuk memastikan performa kendaraan tetap optimal. Namun, apakah Anda tahu jika oli transmisi yang tidak sesuai jenis atau spesifikasinya dapat menimbulkan dampak buruk bagi kendaraan Anda? Kerusakan pada komponen transmisi bisa terjadi jika kesalahan pengisian oli tidak segera diperbaiki. Untuk itu, mengenali tanda-tanda awal masalah pada oli transmisi sangat penting.

Menurut Hardi Wibowo, pemilik bengkel Aha Motor di Yogyakarta, ada beberapa gejala yang menunjukkan bahwa mobil matik mungkin mengalami kesalahan dalam pengisian oli transmisi. Salah satu tanda yang paling mudah dikenali adalah mobil yang tidak bergerak meski mesin telah menyala dan tuas transmisi berada pada posisi yang benar. Hal ini terjadi karena oli transmisi yang tidak sesuai jenisnya dapat mengganggu tekanan hidraulis yang diperlukan untuk menggerakkan komponen dalam transmisi.

“Jika oli transmisi yang digunakan tidak sesuai, maka tekanan hidraulis yang seharusnya ada untuk menggerakkan komponen dalam transmisi akan terganggu,” jelas Hardi. Akibatnya, tenaga mesin tidak bisa disalurkan dengan baik, dan mobil terasa lebih berat saat dikendarai.

Gejala lain yang sering terjadi adalah kondisi ‘selip’, di mana meskipun putaran mesin meningkat, mobil tidak bergerak sesuai dengan tenaga yang dikeluarkan. Ini terjadi karena oli yang salah jenisnya tidak mampu memberikan daya cengkeram yang cukup pada komponen kopling dalam transmisi. Dalam beberapa kasus, tekanan piston transmisi juga bisa melemah akibat penggunaan oli yang tidak sesuai.

Selain itu, Hardi menambahkan, jika proses perpindahan gigi terasa lambat atau tidak mulus, ini bisa menjadi tanda bahwa oli transmisi yang digunakan tidak sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan. Perpindahan gigi yang tertahan atau tersendat bisa membuat pengalaman berkendara Anda menjadi tidak nyaman.

Hardi menekankan bahwa memilih oli transmisi yang tepat sangatlah penting untuk menjaga performa mobil matik. Jika Anda mengalami salah satu dari tanda-tanda tersebut, segeralah periksa dan ganti oli transmisi sesuai dengan rekomendasi pabrikan agar kerusakan lebih parah dapat dicegah.

Waspada! Tanda Mobil Matik Anda Salah Isi Oli Transmisi

Pemilik mobil matik tentu paham bahwa kualitas oli transmisi sangat memengaruhi performa kendaraan. Namun, apa yang terjadi jika oli transmisi yang digunakan ternyata tidak sesuai dengan spesifikasi transmisi kendaraan? Salah memilih oli transmisi dapat menyebabkan kerusakan serius pada komponen mobil dalam jangka panjang. Untuk itu, penting bagi konsumen untuk mengenali tanda-tanda awal yang mengindikasikan adanya masalah pada oli transmisi.

Hardi Wibowo, pemilik bengkel Aha Motor di Yogyakarta, menjelaskan bahwa ada beberapa gejala yang bisa menjadi indikator bahwa oli transmisi mobil matik Anda tidak sesuai. Salah satu tanda yang paling jelas adalah ketika mobil tidak mau bergerak meskipun mesin sudah hidup dan tuas transmisi berada pada posisi yang benar. “Ini bisa terjadi karena oli transmisi yang tidak sesuai menyebabkan gangguan pada tekanan hidraulis yang diperlukan untuk menggerakkan komponen dalam transmisi,” kata Hardi.

Selain itu, mobil yang terasa berat saat dipacu bisa menjadi tanda adanya masalah pada oli transmisi. Oli dengan spesifikasi yang salah dapat menghambat aliran tenaga mesin ke roda. “Oli yang tidak cocok dengan transmisi dapat mengurangi efisiensi transmisi dan menyebabkan mobil terasa berat saat akselerasi,” tambahnya.

Masalah lain yang bisa muncul adalah selip, di mana mesin berputar dengan kecepatan tinggi tetapi mobil tidak bergerak sesuai dengan tenaga yang dikeluarkan. “Selip sering kali terjadi jika oli tidak memberikan cengkeraman yang cukup pada komponen kopling atau ketika tekanan pistonnya melemah akibat oli yang tidak sesuai,” jelas Hardi.

Gejala lainnya adalah proses perpindahan gigi yang terasa tertahan atau tidak mulus. Oli yang tidak cocok dapat menghambat kelancaran pergeseran gigi, sehingga pengalaman berkendara menjadi kurang nyaman. “Penting untuk memilih oli transmisi yang sesuai dengan rekomendasi pabrikan agar performa mobil tetap optimal. Jika Anda merasakan gejala-gejala di atas, segera periksa dan ganti oli dengan yang sesuai untuk mencegah kerusakan lebih lanjut,” tambah Hardi.

Penting untuk diingat, pemilihan oli transmisi yang tepat adalah kunci untuk menjaga kinerja dan keandalan mobil matik Anda. Menghindari kesalahan dalam memilih oli transmisi bisa membantu mencegah masalah yang lebih besar dan memperpanjang umur kendaraan.

Indonesia Jadi Rumah Baru Produksi Hyundai New Creta dan Creta N Line Turbo

PT Hyundai Motor Manufacturing Indonesia (HMMI) resmi meluncurkan produksi dua model terbaru, New Creta dan Creta N Line Turbo, di pabriknya yang terletak di kawasan industri Greenland International Industrial Center, Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Pabrik Hyundai yang berdiri di atas lahan seluas 77 hektar ini menjadi saksi penting dalam perjalanan Hyundai untuk terus memperkuat eksistensinya di pasar otomotif Indonesia.

Perkenalan Creta N Line Turbo ini menandai langkah penting bagi Hyundai Indonesia, mengingat model ini merupakan bagian dari lini Hyundai N yang dikenal dengan desain agresif dan performa tinggi. Menariknya, Creta N Line Turbo ini menjadi model ketiga yang diproduksi oleh HMMI, setelah Ioniq 5 N dan Kona Electric N Line. Keputusan Hyundai untuk memproduksi kedua model ini di Indonesia semakin menunjukkan komitmen perusahaan dalam berinvestasi di pasar otomotif Indonesia.

“Ini adalah langkah penting bagi Hyundai. Kami merasa bangga dapat memproduksi New Creta N Line Turbo dan New Creta di Indonesia. Komitmen ini menunjukkan konsistensi Hyundai dalam berinvestasi serta mendukung kemajuan industri otomotif di Tanah Air,” ungkap Bong Kyu Lee, Presiden Direktur PT Hyundai Motor Manufacturing Indonesia, dalam pernyataan resminya, Selasa (14/1/2025).

Proses produksi kedua model ini dilakukan dengan melibatkan tim engineer dan teknisi berpengalaman, yang melalui tahapan mulai dari pencetakan pelat baja (press), pengelasan dan integrasi tubuh kendaraan (welding/body), hingga produksi mesin (engine) dan perakitan akhir (assembly). Hyundai memastikan kualitas produk melalui proses pemeriksaan ketat di setiap tahapan, sesuai dengan standar global yang dimiliki perusahaan.

Hyundai Creta yang diproduksi di Indonesia juga memiliki arti penting, mengingat model ini merupakan yang pertama kali diekspor ke luar negeri. Pada tahun 2022, Hyundai Creta dipersembahkan untuk pasar ekspor oleh Presiden Joko Widodo, dan kini telah dipasarkan di lebih dari 60 negara, meliputi kawasan Asia Pasifik, Amerika Tengah dan Selatan, serta Afrika dan Timur Tengah.

Ke depan, HMMI berencana untuk mengekspor Creta terbaru sesuai dengan permintaan pasar global. “Kami berharap produksi New Creta N Line Turbo dan New Creta ini dapat memenuhi kebutuhan konsumen, baik di Indonesia maupun di seluruh dunia,” tambah Bong Kyu Lee.

Dengan semakin banyaknya kendaraan Hyundai yang diproduksi dan diekspor, HMMI berperan besar dalam memperkenalkan kualitas otomotif Indonesia ke pasar internasional, sekaligus memberikan inovasi terbaik bagi para pecinta otomotif.