PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) resmi memperkenalkan Hydrogen Refueling Station (HRS) atau Stasiun Pengisian Bahan Bakar Hidrogen (SPBH) pertama di Indonesia. Fasilitas yang berlokasi di Karawang, Jawa Barat ini menjadikan Toyota sebagai produsen otomotif pertama di Tanah Air yang memiliki infrastruktur pengisian bahan bakar hidrogen.
Pengisian Hanya 3-5 Menit, Lebih Cepat dari Mobil Listrik
Presiden Direktur PT TMMIN, Nandi Julyanto, mengungkapkan bahwa HRS Toyota di Karawang memiliki tekanan maksimal 700 bar, yang memungkinkan pengisian hidrogen dilakukan dalam waktu sangat singkat.
“Pengisian hidrogen hanya membutuhkan waktu sekitar 3-5 menit. Kami berharap kehadiran HRS ini dapat mendorong adopsi teknologi hidrogen di Indonesia, baik di sektor otomotif maupun industri lainnya,” ujar Nandi dalam acara peresmian di Karawang, Selasa (11/2/2025).
Menurut Toyota, hidrogen memiliki potensi besar sebagai sumber energi masa depan karena bersifat ramah lingkungan dan tersedia dalam jumlah melimpah di alam. Hidrogen bisa diperoleh dari berbagai sumber, seperti air, gas alam, biomassa, minyak nabati, dan gas metana.
Indonesia sendiri memiliki sumber daya alam terbarukan yang sangat besar, seperti air dan energi geothermal, yang dapat dimanfaatkan untuk produksi hidrogen hijau sebagai bahan bakar alternatif.
Toyota Belum Jual Mobil Hidrogen di Indonesia
Meskipun fasilitas pengisian hidrogen telah tersedia, Toyota belum berencana menjual mobil berbahan bakar hidrogen di Indonesia dalam waktu dekat. Padahal, Toyota telah memiliki kendaraan berbasis hidrogen, seperti Toyota Mirai, yang beberapa kali dipamerkan di Indonesia.
Nandi menjelaskan bahwa mobil hidrogen masih dalam tahap studi karena teknologinya tergolong baru dan belum didukung oleh ekosistem yang memadai.
“Kami sudah memiliki Mirai generasi pertama dan kedua, tetapi masih perlu melakukan evaluasi. Regulasi dan ekosistem juga harus siap sebelum kami mulai memasarkan kendaraan hidrogen,” ujarnya.
Lebih lanjut, Nandi memperkirakan bahwa mobil hidrogen baru bisa dijual secara luas sekitar tahun 2030, seiring dengan perkembangan infrastruktur dan regulasi yang mendukung.
“Edukasi kepada masyarakat sangat penting. Berdasarkan pengalaman di beberapa negara, pengembangan ekosistem hidrogen membutuhkan waktu 5-6 tahun. Jadi, mungkin sekitar tahun 2030, mobil hidrogen sudah bisa dijual. Sementara itu, untuk forklift berbasis hidrogen, kemungkinan bisa lebih cepat,” jelasnya.
Masa Depan Mobil Hidrogen di Indonesia
Dengan hadirnya HRS pertama di Karawang, Toyota semakin serius dalam mengembangkan teknologi hidrogen di Indonesia. Namun, sebelum mobil hidrogen seperti Toyota Mirai bisa mengaspal secara komersial, tantangan seperti pengembangan ekosistem, regulasi, dan kesiapan infrastruktur masih perlu diselesaikan.
Lantas, apakah teknologi hidrogen akan menjadi masa depan industri otomotif di Indonesia? Kita tunggu perkembangan selanjutnya! đźš—đź’¨