Pengisian Bahan Bakar Mobil Hidrogen Toyota Kini Lebih Cepat, Hanya 3-5 Menit!

PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) resmi memperkenalkan Hydrogen Refueling Station (HRS) atau Stasiun Pengisian Bahan Bakar Hidrogen (SPBH) pertama di Indonesia. Fasilitas yang berlokasi di Karawang, Jawa Barat ini menjadikan Toyota sebagai produsen otomotif pertama di Tanah Air yang memiliki infrastruktur pengisian bahan bakar hidrogen.

Pengisian Hanya 3-5 Menit, Lebih Cepat dari Mobil Listrik

Presiden Direktur PT TMMIN, Nandi Julyanto, mengungkapkan bahwa HRS Toyota di Karawang memiliki tekanan maksimal 700 bar, yang memungkinkan pengisian hidrogen dilakukan dalam waktu sangat singkat.

“Pengisian hidrogen hanya membutuhkan waktu sekitar 3-5 menit. Kami berharap kehadiran HRS ini dapat mendorong adopsi teknologi hidrogen di Indonesia, baik di sektor otomotif maupun industri lainnya,” ujar Nandi dalam acara peresmian di Karawang, Selasa (11/2/2025).

Menurut Toyota, hidrogen memiliki potensi besar sebagai sumber energi masa depan karena bersifat ramah lingkungan dan tersedia dalam jumlah melimpah di alam. Hidrogen bisa diperoleh dari berbagai sumber, seperti air, gas alam, biomassa, minyak nabati, dan gas metana.

Indonesia sendiri memiliki sumber daya alam terbarukan yang sangat besar, seperti air dan energi geothermal, yang dapat dimanfaatkan untuk produksi hidrogen hijau sebagai bahan bakar alternatif.

Toyota Belum Jual Mobil Hidrogen di Indonesia

Meskipun fasilitas pengisian hidrogen telah tersedia, Toyota belum berencana menjual mobil berbahan bakar hidrogen di Indonesia dalam waktu dekat. Padahal, Toyota telah memiliki kendaraan berbasis hidrogen, seperti Toyota Mirai, yang beberapa kali dipamerkan di Indonesia.

Nandi menjelaskan bahwa mobil hidrogen masih dalam tahap studi karena teknologinya tergolong baru dan belum didukung oleh ekosistem yang memadai.

“Kami sudah memiliki Mirai generasi pertama dan kedua, tetapi masih perlu melakukan evaluasi. Regulasi dan ekosistem juga harus siap sebelum kami mulai memasarkan kendaraan hidrogen,” ujarnya.

Lebih lanjut, Nandi memperkirakan bahwa mobil hidrogen baru bisa dijual secara luas sekitar tahun 2030, seiring dengan perkembangan infrastruktur dan regulasi yang mendukung.

“Edukasi kepada masyarakat sangat penting. Berdasarkan pengalaman di beberapa negara, pengembangan ekosistem hidrogen membutuhkan waktu 5-6 tahun. Jadi, mungkin sekitar tahun 2030, mobil hidrogen sudah bisa dijual. Sementara itu, untuk forklift berbasis hidrogen, kemungkinan bisa lebih cepat,” jelasnya.

Masa Depan Mobil Hidrogen di Indonesia

Dengan hadirnya HRS pertama di Karawang, Toyota semakin serius dalam mengembangkan teknologi hidrogen di Indonesia. Namun, sebelum mobil hidrogen seperti Toyota Mirai bisa mengaspal secara komersial, tantangan seperti pengembangan ekosistem, regulasi, dan kesiapan infrastruktur masih perlu diselesaikan.

Lantas, apakah teknologi hidrogen akan menjadi masa depan industri otomotif di Indonesia? Kita tunggu perkembangan selanjutnya! đźš—đź’¨

Pabrik VinFast Subang Mulai Beroperasi pada 2025, Siapkan Investasi Rp 3,2 Triliun

VinFast, produsen mobil listrik asal Vietnam, siap memulai produksi di pabrik barunya yang terletak di Kabupaten Subang, Jawa Barat, pada akhir 2025. Pabrik ini menandai langkah besar perusahaan untuk memperkuat kehadirannya di pasar Indonesia, dengan total investasi mencapai USD 200 juta atau sekitar Rp 3,2 triliun. Pabrik ini nantinya akan mengkhususkan diri dalam merakit mobil dengan setir kanan untuk memenuhi kebutuhan pasar Indonesia.

CEO VinFast Asia, Pham Sanh Chau, mengungkapkan dalam sebuah acara media gathering di Jakarta pada Selasa (11/2/2025) bahwa perusahaan telah meluncurkan merek VinFast di Indonesia melalui ajang IIMS pada tahun lalu. Mereka juga telah memperkenalkan model VF 5 pada tahun 2024 dan melakukan peletakan batu pertama untuk pembangunan pabrik yang berlokasi di Subang. Chau berharap pabrik ini dapat selesai dibangun sebelum akhir tahun 2025.

VinFast berencana melakukan investasi lebih lanjut di Indonesia dengan jumlah total mencapai USD 1,2 miliar (sekitar Rp 19,6 triliun) untuk jangka panjang. Pabrik yang dibangun di atas lahan lebih dari 100 hektare ini memiliki kapasitas produksi hingga 50.000 unit mobil per tahun, dengan target penyerapan tenaga kerja sebanyak 1.000 hingga 3.000 orang. Selain itu, pabrik ini juga menjadi pusat produksi mobil listrik setir kanan yang akan dipasarkan di Indonesia.

Pabrik ini diharapkan dapat mendukung ambisi Indonesia untuk mencapai target netralitas karbon. Fasilitas yang dibangun mencakup area produksi utama, seperti Body Shop, General Assembly Shop, dan Paint Shop, serta area pengujian untuk memastikan kualitas produk.

Kehadiran pabrik VinFast di Subang tidak hanya memberikan manfaat ekonomi bagi Indonesia, tetapi juga menunjukkan pentingnya kawasan ini sebagai lokasi industri. Subang memiliki posisi strategis karena dekat dengan pelabuhan dan akses tol Cipali yang memudahkan distribusi produk. Seiring dengan perkembangan industri lainnya di kawasan tersebut, biaya logistik diharapkan dapat lebih efisien.

VinFast menargetkan produksi mobil listrik dengan berbagai model, mulai dari VF 3 hingga VF 7, yang semuanya akan dilengkapi dengan kemudi kanan. Model-model ini akan diproduksi khusus untuk pasar Indonesia dan berkontribusi pada ambisi negara untuk mencapai 600.000 mobil listrik pada 2030, seperti yang disampaikan oleh Nguyen Duc Thanh, Senior Advisor Vingroup dan CEO Vgreen Global Charging Station, saat acara groundbreaking pada Juli 2024.

Dengan kehadiran pabrik ini, VinFast berharap dapat berkontribusi besar terhadap pengembangan industri otomotif listrik di Indonesia dan memperkuat posisi negara dalam upaya transisi menuju kendaraan ramah lingkungan.

Permintaan Lesu, Hyundai Setop Produksi Ioniq 5 dan Kona Electric Sementara Waktu

Hyundai Motor Co. dilaporkan akan menghentikan sementara produksi dua model kendaraan listrik andalannya, Ioniq 5 dan Kona Electric, akibat melemahnya permintaan pasar. Langkah ini dilakukan sebagai bentuk penyesuaian terhadap kondisi industri otomotif yang tengah lesu.

Berdasarkan laporan Kantor Berita Yonhap pada Jumat (7/2), Hyundai berencana menutup sementara operasi Line 12 di Pabrik Ulsan 1, Korea Selatan, selama lima hari, yakni dari 24 hingga 28 Februari 2025. Keputusan ini diambil sebagai respons terhadap menurunnya angka penjualan domestik serta berkurangnya jumlah pesanan baru.

Dalam beberapa waktu terakhir, Hyundai mengalami tantangan besar di pasar kendaraan listrik dalam negeri. Sepanjang Januari 2025, hanya 75 unit Ioniq 5 yang berhasil terjual di Korea Selatan. Secara keseluruhan, total penjualan domestik model ini sepanjang tahun 2024 hanya mencapai sekitar 16.600 unit, jauh dari ekspektasi awal perusahaan.

Untuk mendorong minat konsumen, Hyundai telah meluncurkan berbagai strategi pemasaran, termasuk diskon serta skema insentif lainnya. Meski begitu, permintaan kendaraan listrik di Korea Selatan masih cenderung melemah. Kondisi ini diperburuk oleh ketidakpastian kebijakan industri otomotif global, terutama di bawah pemerintahan kedua Donald Trump di Amerika Serikat.

Keputusan Hyundai untuk menghentikan produksi sementara mencerminkan tantangan yang semakin nyata di industri kendaraan listrik. Ke depan, fleksibilitas dalam strategi produksi dan pemasaran akan menjadi faktor kunci bagi para produsen otomotif dalam menghadapi dinamika pasar yang terus berubah.

Gus Iqdam Tertangkap Gunakan Mobil Mewah dengan Pelat Palsu!

Sebuah mobil mewah yang digunakan oleh Muhammad Iqdam Kholid atau yang lebih dikenal dengan Gus Iqdam tengah menjadi perbincangan hangat. Pasalnya, SUV gagah yang dikendarainya diduga menggunakan pelat nomor tidak sesuai dengan data kendaraan yang terdaftar di Samsat DKI Jakarta.

Pelat Nomor Tak Sesuai Identitas Kendaraan

Mobil berukuran besar yang dikendarai Gus Iqdam terlihat menggunakan pelat nomor cantik B-17-JAK. Namun, saat dicek melalui laman Samsat DKI Jakarta, pelat nomor tersebut seharusnya terpasang pada Fiat Sedan tahun 1975 berwarna merah tua dengan kapasitas mesin 1.438 cc, bukan pada SUV mewah yang digunakan Gus Iqdam.

Adapun mobil yang dikendarai Gus Iqdam adalah General Motors (GMC) Yukon Denali, sebuah SUV mewah asal Amerika Serikat yang jauh lebih besar dan bertenaga dibandingkan Fiat Sedan yang terdaftar dengan nomor tersebut.

Mobil ini dikenal sebagai salah satu kendaraan premium dengan desain gagah, terutama dari bagian depan yang didominasi oleh grille besar khas GMC. Di balik kap mesinnya, tersemat mesin berkapasitas 6.2 liter yang mampu menghasilkan tenaga hingga 420 hp, menjadikannya sebagai SUV bertenaga tinggi di kelasnya.

Bukan Mobil Pribadi, Hanya Dipinjamkan

Menanggapi video viral terkait mobil tersebut, salah satu pengurus Pondok Pesantren (Ponpes) Sabilu Taubah, Ilham Burhanuddin alias Jebor, mengonfirmasi bahwa kendaraan itu bukan milik pribadi Gus Iqdam.

“Itu (mobil) punya temannya Gus Iqdam. Gus Iqdam hanya dipinjami, disuruh bawa. Doakan saja Gus Iqdam bisa beli yang seperti itu,” ujar Ilham, dikutip dari detikJatim.

Penjelasan Soal Dugaan Pelat Nomor Palsu

Terkait dugaan penggunaan pelat nomor palsu, Ilham menjelaskan bahwa awalnya pemilik kendaraan mengira pelat tersebut belum digunakan oleh siapa pun. Namun, setelah dilakukan pengecekan lebih lanjut, ternyata pelat nomor itu sudah terdaftar pada kendaraan lain.

“Masalah pelat, awalnya dikira belum ada yang pakai. Tapi setelah diproses lebih lanjut, ternyata sudah digunakan. Saat ini masih terus dikonfirmasi mengenai pelat tersebut,” tambahnya.

Respons Gus Iqdam: Santai dan Minta Maaf

Di tengah ramainya pembahasan mengenai dugaan pelat nomor tidak sesuai ini, Gus Iqdam sendiri menyikapinya dengan santai. Ia juga menyampaikan permintaan maaf jika ada kesalahan dalam penggunaan kendaraan tersebut.

“Gus Iqdam menyikapi santai, tapi tetap meminta maaf kalau ada kesalahan. Mobil itu juga hanya dipakai sekali,” pungkas Ilham.

Kesimpulan

Kasus dugaan pelat nomor tidak sesuai ini kembali menyoroti pentingnya kesesuaian data kendaraan dengan dokumen resmi yang tercatat di Samsat. Walaupun mobil tersebut bukan milik pribadi Gus Iqdam, penggunaan pelat nomor yang tidak sesuai tetap menjadi hal yang perlu diperhatikan dan dikonfirmasi lebih lanjut oleh pihak terkait.

Masyarakat pun diingatkan agar selalu memastikan legalitas kendaraan yang digunakan untuk menghindari kesalahpahaman serta potensi pelanggaran hukum. 🚗⚠️

Innova Zenix Diuji dengan Ban Bridgestone Turanza 6, Begini Performa yang Dihasilkan

Pada Selasa, 4 Februari 2025, PT Bridgestone Tire Indonesia mengundang awak media untuk merasakan langsung performa ban terbaru mereka, Turanza 6, dalam sebuah uji coba di Karawang, Jawa Barat. Uji coba ini bertujuan untuk memperlihatkan kemampuan ban premium Turanza 6, yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan mobil konvensional dan kendaraan listrik (EV), melalui berbagai kondisi jalan.

Bridgestone Turanza 6 diuji dengan menggunakan Toyota Kijang Innova Zenix tipe Q Hybrid Modellista, dan ukuran ban yang digunakan adalah 225/80 R18. Uji coba dilakukan di Bridgestone Indonesia Proving Ground, fasilitas yang memiliki panjang lintasan 1,9 km dan dirancang khusus untuk mensimulasikan kondisi jalanan yang umum ditemui di Indonesia.

Uji coba terbagi dalam dua kategori utama, yaitu dry test dan wet test, yang masing-masing menguji performa ban dalam kondisi jalan kering dan basah. Dalam dry test, beberapa pengujian seperti slalom, lane change, dan high-speed cornering dilakukan untuk mengukur stabilitas dan kestabilan ban saat mobil dikendalikan dalam kecepatan tinggi. Sementara itu, dalam wet test, dilakukan pengujian wet stability, noise, dan comfort lane untuk mengevaluasi daya cengkeram pada jalan basah, tingkat kebisingan di dalam kabin, serta kenyamanan saat melaju di berbagai jenis permukaan jalan.

Salah satu pengujian yang menarik adalah pada wet stability, di mana ban Turanza 6 diuji pada kecepatan tinggi di lintasan berbentuk lingkaran untuk menilai seberapa baik ban mempertahankan stabilitasnya tanpa slip. Pengujian noise bertujuan untuk mengukur tingkat kebisingan ban yang masuk ke dalam kabin, sedangkan comfort lane mengukur kenyamanan ban saat melintasi jalan beton dan aspal dengan berbagai kondisi permukaan.

Hasilnya, para peserta pengujian yang terdiri dari awak media memberikan evaluasi positif. 96% jurnalis memilih ban Turanza 6 sebagai pilihan terbaik dalam hal performa keseluruhan, dengan skor yang sangat tinggi untuk wet grip & handling, kenyamanan, kesenyapan, dan stabilitas. Bridgestone Turanza 6 dinilai unggul dibandingkan kompetitornya pada berbagai parameter, dengan skor antara 95 – 98%.

Tidak hanya pengujian di lintasan, Turanza 6 juga telah menjalani berbagai tes ketahanan di tire evaluation lab, termasuk tes durabilitas, ketahanan terhadap kecepatan tinggi, dan ketahanan bead unseating, di mana ban ini berhasil melampaui SNI (Standar Nasional Indonesia) dan JATMA (Japan Automobile Tire Manufacturer’s Association).

Ban ini dilaporkan mengalami peningkatan performa yang signifikan dibandingkan pendahulunya, dengan kenyamanan dan kesenyapan meningkat 8%, handling di jalan basah meningkat 14%, hambatan gulir (RRC) berkurang 15%, serta daya tahan yang meningkat 14%.

Turanza 6 hadir dalam 34 ukuran, dengan jangkauan yang mencakup kendaraan sedan, MPV, hingga SUV, serta kendaraan listrik (EV) berkat desainnya yang mengutamakan hambatan gulir rendah, kebisingan rendah, dan daya tahan tinggi. Ukuran pelek yang tersedia berkisar dari 14 hingga 19 inci, memastikan ban ini dapat digunakan oleh berbagai jenis kendaraan di Indonesia.

Masaki Abe, Marketing Director Bridgestone Indonesia, menegaskan bahwa Bridgestone terus berinvestasi dalam teknologi, layanan, dan pengembangan produk guna memberikan solusi terbaik bagi para pelanggan serta berkontribusi pada kemajuan industri otomotif di Indonesia. Mukiat Sutikno, President Director Bridgestone Indonesia, juga menambahkan bahwa Turanza 6 melanjutkan warisan ban Turanza dengan menghadirkan kenyamanan berkendara yang lebih tinggi, dengan performa unggul pada wet grip, kesenyapan, dan kenyamanan yang luar biasa.

Dengan segala keunggulannya, Turanza 6 membuktikan diri sebagai pilihan tepat bagi mereka yang menginginkan performa maksimal dan kenyamanan luar biasa saat berkendara di berbagai kondisi jalan.

Nissan Batalkan Pembicaraan Merger dengan Honda: Perbedaan Visi Jadi Penghalang

Nissan Motor Co. secara resmi mengakhiri negosiasi merger dengan Honda Motor Co., menurut sumber yang mengetahui situasi ini. Keputusan tersebut disampaikan langsung oleh CEO Nissan, Makoto Uchida, kepada CEO Honda, Toshihiro Mibe, dalam pertemuan yang berlangsung di markas Honda di Tokyo pada Kamis pagi.

Langkah ini menutup peluang terbentuknya grup otomotif terbesar ketiga di dunia, yang awalnya direncanakan dengan model penggabungan kedua perusahaan di bawah satu induk usaha pada 2026. Namun, negosiasi mengalami kebuntuan setelah Honda mengajukan proposal agar Nissan menjadi anak perusahaannya—suatu gagasan yang ditolak mentah-mentah oleh dewan direksi Nissan.

Honda disebut merasa frustrasi dengan lambatnya pemulihan bisnis Nissan, yang sedang menghadapi tekanan keuangan besar. Dalam enam bulan pertama tahun fiskal, Nissan mengalami penurunan laba bersih lebih dari 90 persen dan terpaksa memangkas 9.000 pekerjaan di berbagai negara serta mengurangi kapasitas produksi global hingga 20 persen. Honda menganggap Nissan tidak cukup agresif dalam restrukturisasi bisnisnya, yang menjadi alasan utama perubahan proposal merger tersebut.

Meskipun awalnya merger ini dinilai dapat memperkuat daya saing kedua perusahaan dalam pengembangan kendaraan listrik dan perangkat lunak otomotif, ketidaksepakatan terkait struktur kepemimpinan membuat Nissan akhirnya memilih mundur.

Sementara itu, Mitsubishi Motors Corp., yang merupakan mitra aliansi Nissan, juga tampaknya tidak akan berpartisipasi dalam kesepakatan tersebut karena kekhawatiran akan berkurangnya otonomi perusahaan. Dengan batalnya merger ini, baik Nissan maupun Honda kini harus mencari strategi lain untuk tetap kompetitif di tengah ketatnya persaingan global industri otomotif.

Booming Mobil Listrik! Produksi Melonjak, Harga Bakal Anjlok?

Bangkok, Thailand – Permintaan yang terus meningkat terhadap mobil listrik murni atau berbasis baterai mendorong para produsen otomotif untuk mempercepat laju produksi. Namun, lonjakan produksi yang pesat ini memunculkan masalah baru: perang harga. Terjadi persaingan ketat antara produsen mobil listrik yang berusaha menarik konsumen dengan menurunkan harga jual produk mereka, yang kemudian memicu gejolak di pasar otomotif.

Thailand Menjadi Fokus Perang Harga

Menurut laporan yang diterbitkan oleh Reuters pada 31 Januari 2025, Thailand kini tengah menghadapi dampak dari melonjaknya pasokan mobil listrik yang berlebihan. Di tengah kondisi ini, sejumlah pabrikan otomotif, khususnya yang berasal dari China, telah memangkas harga jual secara signifikan untuk menarik lebih banyak pembeli. GAC misalnya, mengurangi harga mobil listrik AION Y Plus hingga 166.000 baht (sekitar Rp 80 juta), sementara Great Wall Motor (GWM) menurunkan harga mobil Ora Good Cat hingga 270.000 baht (sekitar Rp 130 juta).

Langkah agresif ini, meskipun bertujuan untuk menarik lebih banyak konsumen, justru menyebabkan ketidakstabilan harga di pasar. Banyak pembeli yang merasa dirugikan dengan perubahan harga yang begitu cepat. Praktik pemotongan harga besar-besaran ini bahkan memicu keluhan dari konsumen dan mendorong mereka untuk melaporkan kasus tersebut ke Dewan Perlindungan Konsumen di Thailand.

Tantangan bagi Produsen dan Pemerintah

Sebelumnya, perusahaan BYD sempat diselidiki oleh pemerintah Thailand karena memberikan diskon yang sangat besar, mencapai 340.000 baht (sekitar Rp 164 juta). Namun, setelah penyelidikan, perusahaan ini dibebaskan dari tuduhan pelanggaran.

Menurut Tita Phekanonth, seorang analis senior dari Bank Siam Commercial (SCB), persaingan harga yang sengit antara mobil listrik dan mobil berbahan bakar fosil kemungkinan akan berlanjut dalam waktu yang cukup lama. Bahkan, hal ini dapat mendorong harga mobil konvensional (internal combustion) turun seiring dengan semakin agresifnya perang harga antara berbagai pabrikan. “Persaingan harga ini bisa berlangsung lama dan semakin meluas,” ujar Tita.

Langkah Pemerintah Thailand untuk Menstabilkan Pasar

Untuk mengurangi dampak negatif dari perang harga yang semakin memanas ini, Board of Investment (BOI) Thailand telah mengambil sejumlah langkah strategis. Salah satunya adalah dengan mendorong ekspor mobil listrik yang diproduksi di Thailand ke pasar internasional untuk mengurangi kelebihan pasokan di pasar domestik. Dengan cara ini, diharapkan bisa mengurangi persaingan harga yang semakin ketat di dalam negeri.

Selain itu, pemerintah Thailand juga memberikan perhatian khusus pada mobil hybrid sebagai alternatif. Program insentif dan anggaran yang disiapkan bertujuan untuk mempromosikan mobil hybrid sebagai solusi yang dapat menstabilkan pasar dan memberikan pilihan yang lebih beragam bagi konsumen.

Dengan perkembangan pesat di industri mobil listrik ini, persaingan harga yang semakin ketat menandai perubahan besar dalam pasar otomotif Thailand. Pemerintah dan produsen akan terus beradaptasi dengan dinamika pasar untuk menjaga keseimbangan dan memastikan bahwa pasar otomotif tetap stabil.

Upgrade Tampilan Suzuki Jimny 5 Pintu dengan Bodykit DAMD

Industri otomotif Jepang kembali memukau para penggemarnya dengan kehadiran Suzuki Jimny 5 pintu yang dilengkapi dengan bodykit eksklusif dari DAMD Inc. Brand ternama yang telah dikenal sebagai spesialis dalam desain bodykit untuk kendaraan ini, memperkenalkan konsep modifikasi yang akan membuat tampilan Jimny Nomad semakin garang dan penuh karakter. Desain bodykit terbaru ini mengusung tema petualangan yang semakin menonjolkan kemampuan off-road yang dimiliki oleh kendaraan legendaris ini.

Suzuki Jimny 5 pintu sendiri hadir sebagai alternatif yang sangat menarik bagi para penggemar SUV kompak. Dengan memberikan ruang kabin yang lebih luas tanpa mengorbankan performa tangguh di medan off-road, Jimny 5 pintu semakin memanjakan pengendara yang menginginkan kenyamanan lebih saat berkendara. Salah satu daya tarik utama dari varian ini adalah tambahan bodykit dari DAMD Inc., yang memberikan kesempatan bagi pemiliknya untuk mengekspresikan gaya berkendara dan preferensi pribadi mereka melalui desain yang lebih unik dan khas.

Peluncuran Jimny 5 pintu di pasar Jepang diprediksi akan mencuri perhatian banyak kalangan, khususnya bagi mereka yang menggemari kendaraan dengan desain klasik namun tetap mengedepankan kemampuan dalam menghadapi medan berat. Kombinasi antara desain ikonik yang memikat, performa luar biasa, serta berbagai pilihan modifikasi bodykit dari DAMD Inc. membuat Suzuki Jimny Nomad menjadi salah satu kendaraan yang sangat dinanti-nantikan di pasar otomotif Jepang. Tidak hanya menjadi kendaraan utilitarian, namun juga simbol gaya hidup petualangan yang cocok bagi para penggemar otomotif yang ingin tampil beda dan lebih berkarakter.

Dengan segala keunggulannya, Suzuki Jimny Nomad diperkirakan akan menjadi salah satu pilihan utama bagi para penggemar mobil off-road yang menginginkan kendaraan dengan desain segar dan fitur yang memadai. Tak hanya menjadi kendaraan untuk petualangan, Jimny juga menawarkan fleksibilitas yang sangat dibutuhkan oleh pengemudi yang menginginkan kenyamanan lebih dalam perjalanan sehari-hari. Kehadiran model ini tentunya akan semakin memperkuat eksistensi Suzuki Jimny sebagai ikon kendaraan off-road di Jepang.

Innova Zenix dan Yaris Cross Hybrid Kini Lebih Murah Berkat Diskon Pajak

Pemerintah kembali memberikan insentif untuk kendaraan ramah lingkungan. Tahun ini, dua mobil hybrid dari Toyota, yaitu Kijang Innova Zenix Hybrid dan Yaris Cross Hybrid, resmi masuk dalam daftar kendaraan yang berhak mendapatkan keringanan Pajak Penjualan atas Barang Mewah Ditanggung Pemerintah (PPnBM DTP).

Insentif ini diberikan sebagai bagian dari upaya mendukung transisi ke kendaraan elektrifikasi serta mempercepat pencapaian target net zero emission pada 2060. Pemerintah menetapkan bahwa mobil hybrid yang memenuhi syarat Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) berhak mendapatkan potongan pajak sebesar 3%.

Penurunan Tarif PPnBM, Harga Lebih Terjangkau

Dengan kebijakan baru ini, tarif PPnBM untuk Kijang Innova Zenix Hybrid yang sebelumnya sebesar 7% kini turun menjadi 4%. Sementara itu, tarif PPnBM untuk Yaris Cross Hybrid mengalami penurunan dari 6% menjadi 3%.

Jika dikonversi ke dalam nilai rupiah, pelanggan bisa mendapatkan keuntungan potongan harga sekitar Rp 10 juta hingga Rp 13 juta untuk masing-masing model.

Vice President Director PT Toyota-Astra Motor (TAM), Henry Tanoto, menyambut baik kebijakan ini dan berharap langkah tersebut dapat memberikan dampak positif bagi industri otomotif nasional, khususnya segmen kendaraan elektrifikasi.

“Kami sangat mengapresiasi langkah pemerintah dalam memberikan insentif ini. Selain meningkatkan daya beli masyarakat, kebijakan ini juga akan mempercepat pertumbuhan pasar kendaraan elektrifikasi di Indonesia. Kami optimistis bahwa langkah ini dapat berkontribusi besar terhadap target net zero emission pada 2060,” ujar Henry Tanoto.

Hanya Berlaku untuk Mobil Hybrid Buatan Lokal

Pemerintah telah mengumumkan bahwa insentif ini mulai berlaku pada Januari 2025. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan bahwa kebijakan ini bertujuan untuk meningkatkan daya saing industri otomotif nasional.

Namun, tidak semua mobil hybrid yang dijual di Indonesia berhak mendapatkan insentif ini. Rustam Effendi, Analis Kebijakan Ahli Madya Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, menegaskan bahwa diskon PPnBM hanya diberikan kepada mobil hybrid yang diproduksi di dalam negeri.

Keputusan ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam meningkatkan produksi kendaraan elektrifikasi lokal serta mendukung pertumbuhan ekosistem industri otomotif yang lebih berkelanjutan di Tanah Air.

Dengan adanya kebijakan ini, diharapkan semakin banyak masyarakat yang beralih ke kendaraan ramah lingkungan, sekaligus mendorong pertumbuhan industri mobil listrik dan hybrid di Indonesia.

Setelah Libur Panjang, Ini Kendala yang Sering Dihadapi di Jalan

Libur panjang seperti Isra Miraj dan Imlek 2025 selalu menjadi waktu yang dinanti-nanti banyak orang untuk berkumpul dengan keluarga. Namun, perjalanan pulang ke rumah setelah liburan ini juga bisa menjadi tantangan tersendiri, terutama bagi para pengemudi mobil. Auto2000 memberikan peringatan kepada para pengemudi untuk lebih berhati-hati, karena ada beberapa masalah umum yang sering terjadi saat perjalanan pulang. Berikut adalah tujuh masalah yang perlu diwaspadai:

1. Pengemudi Lelah

Keletihan adalah salah satu penyebab utama kecelakaan di jalan raya. Terutama bagi pengemudi yang melakukan perjalanan sendirian, tubuh yang lelah bisa menyebabkan microsleep atau ketidakmampuan mengendalikan emosi. Auto2000 menyarankan agar pengemudi tidur minimal 6 jam sebelum kembali berkendara. Jangan lupa juga untuk menjaga kesehatan dengan mengonsumsi vitamin atau obat-obatan yang rutin.

2. Microsleep

Perjalanan panjang dengan tubuh yang sudah kelelahan berisiko tinggi memicu microsleep. Fenomena ini terjadi ketika tubuh secara tidak sadar tertidur dalam waktu singkat, yang bisa sangat berbahaya terutama di jalan tol yang panjang dan membosankan. Pastikan untuk beristirahat setiap 2 jam dan tidur sejenak selama minimal 30 menit untuk menghindarinya.

3. Emosional

Perasaan ingin segera sampai di rumah bisa membuat pengemudi menjadi lebih emosional dan mengemudi dengan cara agresif. Ini tidak hanya meningkatkan risiko kecelakaan, tetapi juga bisa memicu pertikaian dengan pengendara lain. Kendalikan emosi agar perjalanan tetap aman dan nyaman.

4. Mobil dengan Muatan Penuh

Ketika mobil membawa banyak penumpang atau barang, keseimbangan mobil bisa terganggu, meningkatkan risiko terjadinya limbung. Hal ini juga mempengaruhi kemampuan kendaraan dalam melakukan pengereman dan akselerasi. Pengemudi perlu mengurangi kecepatan dan menghindari pengemudian agresif untuk menjaga keseimbangan mobil.

5. Kemacetan

Kemacetan seringkali terjadi di beberapa titik, terutama saat liburan panjang. Pemerintah biasanya memberlakukan aturan contra flow atau one way untuk mengurangi kepadatan. Meskipun demikian, tetap perlu sabar dan mematuhi petunjuk lalu lintas serta petugas untuk kelancaran perjalanan.

6. Hujan

Hujan merupakan faktor cuaca yang tak bisa diprediksi. Ketika hujan turun, jalan menjadi licin dan penglihatan terganggu. Kurangi kecepatan kendaraan dan pastikan untuk menjaga jarak aman dari kendaraan lain, terutama di area yang rawan hujan deras.

7. Kondisi Mobil Menurun

Selama perjalanan jauh, kendaraan dapat mengalami masalah teknis. Menghantam lubang, atau melewati medan berat bisa mempengaruhi kondisi mobil. Sebelum kembali ke rumah, pastikan untuk melakukan pemeriksaan kendaraan di bengkel Auto2000 yang tetap buka selama libur panjang. Anda juga bisa melakukan servis berkala untuk memastikan mobil tetap dalam kondisi prima.

Menurut Yagimin, Chief Marketing Auto2000, “Setelah menikmati liburan, penting bagi pengemudi untuk memastikan semua komponen mobil dalam kondisi baik agar perjalanan pulang ke rumah bisa dilakukan dengan aman. Jangan ragu untuk booking servis melalui website kami atau hubungi cabang Auto2000 di kota tujuan.”

Dengan memperhatikan hal-hal di atas, diharapkan perjalanan pulang Anda tetap lancar dan aman. Selalu utamakan keselamatan dalam setiap perjalanan!