Penjualan Melejit! BYD-Denza Raih Ribuan SPK di IIMS 2025

BYD Group di Indonesia mencetak hasil gemilang dalam ajang Indonesia International Motor Show (IIMS) 2025. Tak hanya mencatat angka penjualan yang menjanjikan, kehadiran mobil listrik terbaru BYD juga menarik perhatian masyarakat Indonesia.

Berdasarkan laporan yang diterima, sepanjang sebelas hari pameran, BYD bersama Denza berhasil mengantongi lebih dari 2.400 Surat Pemesanan Kendaraan (SPK). Meski begitu, BYD belum mengungkap secara rinci varian mana yang paling diminati konsumen

“Sebagai salah satu pemain utama di industri kendaraan listrik di Indonesia, kami sangat mengapresiasi hasil penjualan yang positif selama gelaran IIMS,” ujar Eagle Zhao, Presiden Direktur PT BYD Motor Indonesia dalam keterangan resminya, Kamis (6/3/2025).

Dalam pameran tersebut, BYD menyediakan 12 unit kendaraan test drive, termasuk model seperti Dolphin, Atto 3, Seal, M6, dan Sealion 7. Pengunjung diberikan kesempatan untuk merasakan langsung performa serta fitur unggulan dari tiap unit yang dipamerkan.

Sepanjang pameran, booth BYD dikunjungi lebih dari 3.100 orang, dengan model BYD Sealion 7 menjadi primadona yang paling banyak menarik perhatian.

Sementara itu, lebih dari 1.000 pengunjung turut serta dalam sesi test drive untuk menjajal performa dan kenyamanan Denza D9, sebuah MPV premium berbasis battery electric vehicle (BEV).

Dalam ajang ini, BYD Sealion 7 berhasil menyabet penghargaan “Best Performance EV” serta “Favorite Indonesian Premier Launch”, sedangkan model BYD M6 dinobatkan sebagai “Best EV MPV”.

Tak hanya memamerkan lini kendaraan listriknya, BYD juga menghadirkan Milestones Corner yang menampilkan perjalanan dan ekspansi BYD di Indonesia. Hingga kini, jaringan diler BYD telah tersebar di 40 lokasi di berbagai kota besar.

“Pencapaian ini menjadi motivasi bagi kami untuk terus menghadirkan kendaraan listrik inovatif yang tidak hanya berteknologi tinggi dan berkualitas, tetapi juga mendukung masa depan mobilitas yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan di Indonesia,” tutup Eagle.

Dealer Ini Digugat VW karena Penjualan Tak Capai Target

Volkswagen (VW) mengajukan gugatan terhadap dealer Prestige Imports di Amerika Serikat lantaran kinerjanya yang dianggap kurang memuaskan dalam mencapai target penjualan. Dealer yang berlokasi di Pleasantville, New York, ini telah dua kali menerima surat peringatan terkait hal tersebut.

Volkswagen Amerika berencana mengakhiri kemitraan dengan Prestige Imports karena performa penjualannya yang dinilai buruk selama lebih dari satu dekade. Sebagai bagian dari langkah tersebut, VW membawa kasus ini ke pengadilan dengan tuduhan bahwa dealer tersebut melanggar kontrak akibat kegagalannya dalam menjual kendaraan dalam jumlah yang memadai.

Kerja Sama yang Berjalan Sejak 1998

Prestige Imports pertama kali menandatangani kontrak dengan VW pada 1998, dengan komitmen untuk memenuhi target penjualan. Namun, berdasarkan dokumen gugatan yang diajukan ke Pengadilan Distrik AS untuk Distrik Selatan New York, dealer ini hanya mampu mencapai setengah dari target penjualan yang telah ditetapkan sejak 2011.

Dalam keterangannya, VW menegaskan bahwa Prestige Imports sudah lama gagal mewakili merek Volkswagen dengan baik. “Prestige telah menunjukkan kinerja yang buruk dalam waktu lama dan tidak memiliki alasan yang kuat atas hasil penjualannya,” demikian pernyataan perusahaan, seperti dikutip dari Carscoops.

VW juga mengungkapkan bahwa peringatan mengenai minimnya penjualan telah diberikan sejak Oktober 2010, diikuti pemberitahuan gagal memenuhi kewajiban pada Agustus 2011. Meski telah diberikan peringatan, pada 2024 VW kembali mengeluarkan pemberitahuan serupa, dengan tenggat waktu hingga 1 April untuk memperbaiki performanya. Batas waktu tersebut bahkan diperpanjang hingga 30 September 2024, tetapi Prestige Imports tetap tidak menunjukkan perbaikan yang signifikan.

Salah Satu Dealer dengan Performa Terburuk di New York

Dalam dokumen gugatan, VW menyebut Prestige sebagai salah satu dealer dengan performa terburuk di New York dan sekitarnya. “Prestige terus gagal meningkatkan kinerjanya dan tidak menjalankan strategi yang efektif, baik dalam hal pemasaran digital, kehadiran online, maupun inisiatif promosi lainnya,” ungkap VW. Bahkan, disebutkan bahwa pada 2024 Prestige tidak mengalokasikan anggaran sama sekali untuk pemasaran mobil baru VW.

Selain itu, dalam dokumen gugatan juga disebutkan bahwa pelanggan yang berada di sekitar Prestige Imports lebih memilih membeli kendaraan dari dealer VW lain yang terdekat.

Pasar Otomotif Meksiko Memanas: Produsen Mobil China Geser Dominasi Jerman

Penurunan Penjualan Mobil Jerman di Meksiko: Persaingan Ketat dari Produsen China

Penelitian terbaru mengungkapkan bahwa penjualan mobil merek Jerman di Meksiko mengalami penurunan tajam akibat meningkatnya persaingan dengan produsen otomotif asal China. Kondisi ini menunjukkan adanya perubahan signifikan dalam pasar otomotif Meksiko yang semakin kompetitif.

Sejalan dengan ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan China, banyak produsen mobil China memanfaatkan peluang dengan membangun basis produksi di Meksiko. Lokasi ini memberikan keuntungan strategis karena kedekatannya dengan pasar AS serta manfaat dari perjanjian perdagangan bebas seperti USMCA. Situasi ini menambah tekanan bagi produsen mobil Jerman seperti Volkswagen dan BMW, yang telah lama beroperasi di Meksiko. Produsen baru memanfaatkan kondisi pasar yang mendukung untuk meningkatkan pangsa pasar mereka.

Statistik menunjukkan bahwa penjualan mobil Jerman di Meksiko menurun drastis, di mana Volkswagen dan BMW menghadapi penurunan signifikan. Sementara itu, merek-merek dari China berhasil menarik perhatian konsumen dengan menawarkan harga yang lebih bersaing serta fitur-fitur inovatif. Tren ini menggarisbawahi tantangan besar yang dihadapi produsen Jerman dalam mempertahankan eksistensinya di pasar otomotif global.

Sebagai langkah antisipasi, produsen mobil Jerman kini tengah menyusun strategi untuk meningkatkan daya saing. Upaya tersebut mencakup pengembangan teknologi kendaraan listrik, optimalisasi proses produksi untuk menurunkan biaya, serta memperkuat strategi pemasaran guna menarik minat konsumen yang semakin kritis terhadap nilai dan kualitas produk. Langkah-langkah ini dianggap penting untuk memastikan keberlanjutan bisnis di tengah persaingan yang semakin ketat.

Respon pasar terhadap situasi ini cukup beragam. Beberapa analis memperingatkan bahwa tren penurunan penjualan ini, jika berlanjut, dapat berdampak negatif pada perekonomian lokal yang sangat bergantung pada sektor otomotif. Namun, bagi konsumen, persaingan yang lebih ketat ini memberikan keuntungan berupa lebih banyak pilihan kendaraan berkualitas dengan harga yang lebih kompetitif. Hal ini menunjukkan bahwa meski produsen menghadapi tantangan, konsumen bisa memperoleh manfaat dari perubahan dinamika pasar.

Memasuki tahun 2025, industri otomotif di Meksiko berada pada titik krusial. Semua pihak terkait didorong untuk menyesuaikan diri dengan situasi ini dan menemukan solusi inovatif demi mempertahankan daya saing di pasar global. Keberhasilan menghadapi tantangan ini akan bergantung pada kemampuan produsen untuk terus berinovasi dan memenuhi ekspektasi konsumen yang terus berkembang.