Harga dan Desain Tangguh, Begini Wujud Sangarnya BYD Sealion 7

Jakarta – BYD kembali mengguncang pasar otomotif dengan menghadirkan SUV listrik terbaru mereka, BYD Sealion 7. Mobil ini mengusung desain futuristik, teknologi canggih, serta performa bertenaga, menjadikannya salah satu pesaing kuat di segmen SUV listrik premium.

Sealion 7 pertama kali diperkenalkan dalam ajang Guangzhou Auto Show 2023, dan kini telah resmi memasuki pasar global. Dengan banderol harga mulai Rp 600 jutaan, mobil ini siap bersaing dengan model SUV listrik lainnya seperti Tesla Model Y dan Hyundai Ioniq 5.

Desain Sangar dengan Sentuhan Futuristik

Secara tampilan, BYD Sealion 7 hadir dengan desain sporty dan aerodinamis yang mengadopsi bahasa desain “Ocean Aesthetics”. Garis-garis tegas pada bodinya memberikan kesan gagah, sementara lampu LED ramping di bagian depan menambah aura modern dan agresif.

Di bagian belakang, SUV listrik ini memiliki lampu belakang yang terhubung (full-width LED), serta spoiler yang memberikan nuansa sporty. Dengan tampilan yang modern dan dinamis, Sealion 7 terlihat lebih mewah dibandingkan para pesaingnya di kelas yang sama.

Interior Mewah dengan Teknologi Canggih

Masuk ke dalam kabin, BYD Sealion 7 menawarkan suasana futuristik dengan material premium serta tata letak dashboard yang modern. Salah satu daya tarik utama dari mobil ini adalah layar infotainment berukuran 15,6 inci yang bisa diputar secara horizontal atau vertikal.

Sistem hiburannya juga sudah mendukung berbagai fitur canggih, seperti konektivitas nirkabel Apple CarPlay dan Android Auto, sistem suara premium, serta mode berkendara pintar.

Selain itu, mobil ini dibekali dengan sistem Advanced Driver Assistance System (ADAS) yang menawarkan fitur-fitur keselamatan modern, seperti adaptive cruise control, lane-keeping assist, hingga automatic emergency braking.

Performa Andal dengan Jarak Tempuh Impresif

Dari segi performa, BYD Sealion 7 menggunakan platform e-Platform 3.0 yang dirancang khusus untuk kendaraan listrik. SUV ini tersedia dalam beberapa varian tenaga, termasuk versi motor ganda dengan sistem penggerak all-wheel drive (AWD).

Untuk varian tertingginya, mobil ini mampu menghasilkan tenaga lebih dari 500 hp, dengan akselerasi dari 0-100 km/jam dalam waktu kurang dari 5 detik. Sementara itu, kapasitas baterainya memungkinkan mobil ini menempuh jarak hingga 600 km dalam sekali pengisian daya, menjadikannya salah satu SUV listrik dengan efisiensi terbaik di kelasnya.

Harga dan Ketersediaan

BYD Sealion 7 dipasarkan dengan harga mulai dari Rp 600 jutaan, tergantung pada varian dan spesifikasinya. Kehadiran SUV listrik ini semakin memperkuat posisi BYD sebagai salah satu pemimpin di industri kendaraan listrik global.

Dengan desain modern, fitur teknologi canggih, serta performa yang mumpuni, BYD Sealion 7 siap menjadi pilihan menarik bagi konsumen yang mencari SUV listrik premium dengan harga kompetitif.

Resmi Meluncur! Hyundai Venue Siap Ramaikan Pasar SUV Kompak di IIMS 2025

Hyundai Venue Resmi Meluncur di IIMS 2025, Harga Mulai Rp 340 Juta

PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) memanfaatkan ajang Indonesia International Motor Show (IIMS) 2025 sebagai momen untuk memperkenalkan produk terbarunya, Hyundai Venue. SUV kompak ini menarik perhatian banyak pihak karena akan bersaing di segmen yang cukup kompetitif. Beberapa pesaingnya antara lain Toyota Raize, Daihatsu Rocky, Nissan Magnite, serta model lain di kelas yang sama.

Presiden Direktur PT HMID, Ju Hun Lee, mengungkapkan bahwa Hyundai berkomitmen untuk terus menghadirkan solusi mobilitas yang sesuai dengan kebutuhan konsumen di Indonesia. “Kami menghadirkan jajaran SUV lengkap yang dapat memenuhi berbagai kebutuhan pelanggan,” ujar Ju Hun Lee dalam acara peluncuran Hyundai Venue di Jakarta pada Kamis (13/2/2025).

Lebih lanjut, Hyundai menawarkan Venue dengan berbagai pilihan powertrain, termasuk mesin bensin (ICE), listrik (EV), serta varian hybrid. Selain itu, opsi mesin turbo yang lebih bertenaga juga tersedia untuk pengemudi yang menginginkan performa lebih optimal.

SUV kompak ini dipasarkan dengan harga mulai dari Rp 340 juta untuk wilayah Jakarta (OTR).

QJMOTOR Bidik 20.000 Unit! Strategi Ekspansi Merek Motor China di Indonesia

Produsen sepeda motor asal China, QJMOTOR, menargetkan penjualan antara 10.000 hingga 20.000 unit di pasar Indonesia sepanjang tahun 2025. Wakil Presiden Branding dan Komunikasi Pemasaran QJMOTOR Indonesia, Budi Kurniawan, menyatakan bahwa perusahaan optimistis bisa mencapai angka tersebut dengan strategi yang telah disiapkan. Pernyataan ini disampaikan dalam acara yang digelar di Jakarta pada Selasa (11/2) malam.

Sebagai pendatang baru di industri otomotif Tanah Air, QJMOTOR langsung membawa empat model motor berkapasitas besar yang diimpor dalam bentuk Completely Built Up (CBU) dari China. Model unggulan yang ditawarkan meliputi motor sport 4-silinder SRK 800 RR, dua jenis cruiser—SRV 600 V dan SRV 250 AMT, serta skuter matik FORT 250. Keempat model ini dihadirkan untuk menjangkau berbagai segmen pengendara, mulai dari pecinta motor sport hingga pengguna yang menginginkan motor cruiser dengan kenyamanan tinggi.

Untuk memperkuat posisinya di Indonesia, QJMOTOR telah merancang strategi produksi lokal dengan membangun fasilitas manufaktur di Cikarang, Jawa Barat. Pabrik ini dijadwalkan rampung pada pertengahan 2025 dan diharapkan dapat menekan biaya produksi serta mempercepat distribusi unit ke konsumen.

Dari sisi harga, QJMOTOR menawarkan motor dengan rentang Rp49,99 juta hingga Rp249,99 juta, tergantung pada kapasitas mesin yang berkisar antara 249 cc hingga 778 cc. Dengan kisaran harga ini, QJMOTOR menyasar pasar menengah ke atas yang menginginkan motor bertenaga besar dengan fitur modern.

Selain menghadirkan produk berkualitas, QJMOTOR juga berkomitmen membangun jaringan layanan purna jual (Sales, Service, and Spare Part / 3S) di berbagai wilayah Indonesia. Jaminan ketersediaan suku cadang langsung dari pabrik diharapkan bisa memberikan kenyamanan bagi para pengguna dalam hal perawatan dan perbaikan kendaraan mereka.

Dengan strategi ekspansi yang agresif, investasi dalam produksi lokal, serta layanan purna jual yang kuat, QJMOTOR optimistis dapat bersaing di pasar sepeda motor Indonesia. Kehadirannya diharapkan menjadi pilihan baru bagi konsumen yang menginginkan motor berkualitas dengan teknologi modern.

Pengisian Bahan Bakar Mobil Hidrogen Toyota Kini Lebih Cepat, Hanya 3-5 Menit!

PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) resmi memperkenalkan Hydrogen Refueling Station (HRS) atau Stasiun Pengisian Bahan Bakar Hidrogen (SPBH) pertama di Indonesia. Fasilitas yang berlokasi di Karawang, Jawa Barat ini menjadikan Toyota sebagai produsen otomotif pertama di Tanah Air yang memiliki infrastruktur pengisian bahan bakar hidrogen.

Pengisian Hanya 3-5 Menit, Lebih Cepat dari Mobil Listrik

Presiden Direktur PT TMMIN, Nandi Julyanto, mengungkapkan bahwa HRS Toyota di Karawang memiliki tekanan maksimal 700 bar, yang memungkinkan pengisian hidrogen dilakukan dalam waktu sangat singkat.

“Pengisian hidrogen hanya membutuhkan waktu sekitar 3-5 menit. Kami berharap kehadiran HRS ini dapat mendorong adopsi teknologi hidrogen di Indonesia, baik di sektor otomotif maupun industri lainnya,” ujar Nandi dalam acara peresmian di Karawang, Selasa (11/2/2025).

Menurut Toyota, hidrogen memiliki potensi besar sebagai sumber energi masa depan karena bersifat ramah lingkungan dan tersedia dalam jumlah melimpah di alam. Hidrogen bisa diperoleh dari berbagai sumber, seperti air, gas alam, biomassa, minyak nabati, dan gas metana.

Indonesia sendiri memiliki sumber daya alam terbarukan yang sangat besar, seperti air dan energi geothermal, yang dapat dimanfaatkan untuk produksi hidrogen hijau sebagai bahan bakar alternatif.

Toyota Belum Jual Mobil Hidrogen di Indonesia

Meskipun fasilitas pengisian hidrogen telah tersedia, Toyota belum berencana menjual mobil berbahan bakar hidrogen di Indonesia dalam waktu dekat. Padahal, Toyota telah memiliki kendaraan berbasis hidrogen, seperti Toyota Mirai, yang beberapa kali dipamerkan di Indonesia.

Nandi menjelaskan bahwa mobil hidrogen masih dalam tahap studi karena teknologinya tergolong baru dan belum didukung oleh ekosistem yang memadai.

“Kami sudah memiliki Mirai generasi pertama dan kedua, tetapi masih perlu melakukan evaluasi. Regulasi dan ekosistem juga harus siap sebelum kami mulai memasarkan kendaraan hidrogen,” ujarnya.

Lebih lanjut, Nandi memperkirakan bahwa mobil hidrogen baru bisa dijual secara luas sekitar tahun 2030, seiring dengan perkembangan infrastruktur dan regulasi yang mendukung.

“Edukasi kepada masyarakat sangat penting. Berdasarkan pengalaman di beberapa negara, pengembangan ekosistem hidrogen membutuhkan waktu 5-6 tahun. Jadi, mungkin sekitar tahun 2030, mobil hidrogen sudah bisa dijual. Sementara itu, untuk forklift berbasis hidrogen, kemungkinan bisa lebih cepat,” jelasnya.

Masa Depan Mobil Hidrogen di Indonesia

Dengan hadirnya HRS pertama di Karawang, Toyota semakin serius dalam mengembangkan teknologi hidrogen di Indonesia. Namun, sebelum mobil hidrogen seperti Toyota Mirai bisa mengaspal secara komersial, tantangan seperti pengembangan ekosistem, regulasi, dan kesiapan infrastruktur masih perlu diselesaikan.

Lantas, apakah teknologi hidrogen akan menjadi masa depan industri otomotif di Indonesia? Kita tunggu perkembangan selanjutnya! 🚗💨

Hati-Hati! Aspal Basah Tanpa Genangan Bisa Lebih Licin, Begini Cara Aman Berkendara Saat Hujan

Saat hujan turun, pengendara motor harus lebih berhati-hati karena jalanan menjadi licin dan berpotensi membahayakan. Salah satu kondisi yang sering diabaikan adalah aspal yang tampak basah tanpa genangan air. Justru, kondisi ini bisa lebih berbahaya dibandingkan jalan yang benar-benar digenangi air.

Aspal yang hanya basah dapat menciptakan lapisan licin akibat campuran air dengan debu, pasir, dan sisa oli dari kendaraan lain. “Permukaan jalan seperti ini sangat berisiko, apalagi jika ada tanah yang menambah tingkat kelicinan,” ujar Joel D. Mastana, instruktur safety riding Jakarta. Risiko ini semakin besar saat berkendara di tikungan atau melakukan pengereman mendadak.

Oleh karena itu, teknik pengereman yang tepat sangat diperlukan saat berkendara di jalan basah. Pengendara tidak boleh hanya mengandalkan satu rem, baik depan maupun belakang. “Jika hanya menggunakan rem depan, motor bisa kehilangan keseimbangan dan melintir. Sebaliknya, jika hanya memakai rem belakang, kendaraan bisa tergelincir,” jelas Anggono Iriawan, Senior Manager Safety Riding dan Motorsport PT Astra Honda Motor (AHM). Kombinasi rem depan dan belakang yang seimbang adalah kunci untuk menghindari kecelakaan.

Selain itu, penting juga untuk memperhitungkan jarak pengereman. Di jalan yang basah, daya cengkeram ban terhadap aspal menurun, sehingga jarak pengereman menjadi lebih panjang dibandingkan saat jalanan kering. “Pengendara harus menyadari bahwa pengereman di jalan basah membutuhkan jarak lebih jauh. Oleh karena itu, mengurangi kecepatan sangat dianjurkan,” tambahnya.

Untuk meningkatkan keselamatan saat berkendara di musim hujan, pengendara disarankan selalu menjaga kecepatan, mengatur jarak aman dengan kendaraan lain, serta memastikan kondisi ban dalam keadaan optimal.

Bahaya Aquaplaning! Cara Ampuh Menghindari Risiko Tergelincir di Jalan Basah

Genangan air di jalan dapat menjadi ancaman serius bagi pengendara, terutama saat menghadapi aquaplaning. Fenomena ini terjadi ketika ban kendaraan kehilangan daya cengkeram akibat lapisan air yang menghalangi kontak langsung dengan aspal. Akibatnya, mobil sulit dikendalikan dan berisiko tergelincir.

“Aquaplaning terjadi saat berkendara di jalanan basah, di mana ban kehilangan traksi dan seolah-olah mengambang di atas air,” ujar Budi Mahendra, Executive Coordinator CSVC Division PT Astra Daihatsu Motor (ADM). “Jika tidak diantisipasi, kendaraan bisa kehilangan kendali sepenuhnya,” lanjutnya.

Untuk meminimalisir risiko aquaplaning, ada beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan agar perjalanan tetap aman dan nyaman.

Mengemudi dengan kecepatan tinggi di jalanan basah meningkatkan risiko kehilangan kontrol. Disarankan untuk tidak melaju lebih dari 70 km/jam dan selalu menyesuaikan kecepatan dengan kondisi lalu lintas serta kendaraan di sekitar.

Pastikan ban kendaraan dalam kondisi prima. Ban yang sudah aus atau memiliki tekanan angin yang tidak sesuai dapat meningkatkan kemungkinan aquaplaning. Periksa kedalaman kembangan ban untuk memastikan daya cengkeram tetap optimal di jalan basah.

Tekanan angin yang terlalu rendah atau berlebihan dapat mempengaruhi performa ban, terutama di jalan yang licin. Pastikan tekanan angin sesuai dengan spesifikasi pabrikan agar kendaraan tetap stabil saat melintasi jalanan basah.

Dengan menerapkan langkah-langkah di atas, pengendara dapat mengurangi risiko aquaplaning dan menjaga keselamatan saat berkendara di tengah musim hujan.

Pabrik VinFast Subang Mulai Beroperasi pada 2025, Siapkan Investasi Rp 3,2 Triliun

VinFast, produsen mobil listrik asal Vietnam, siap memulai produksi di pabrik barunya yang terletak di Kabupaten Subang, Jawa Barat, pada akhir 2025. Pabrik ini menandai langkah besar perusahaan untuk memperkuat kehadirannya di pasar Indonesia, dengan total investasi mencapai USD 200 juta atau sekitar Rp 3,2 triliun. Pabrik ini nantinya akan mengkhususkan diri dalam merakit mobil dengan setir kanan untuk memenuhi kebutuhan pasar Indonesia.

CEO VinFast Asia, Pham Sanh Chau, mengungkapkan dalam sebuah acara media gathering di Jakarta pada Selasa (11/2/2025) bahwa perusahaan telah meluncurkan merek VinFast di Indonesia melalui ajang IIMS pada tahun lalu. Mereka juga telah memperkenalkan model VF 5 pada tahun 2024 dan melakukan peletakan batu pertama untuk pembangunan pabrik yang berlokasi di Subang. Chau berharap pabrik ini dapat selesai dibangun sebelum akhir tahun 2025.

VinFast berencana melakukan investasi lebih lanjut di Indonesia dengan jumlah total mencapai USD 1,2 miliar (sekitar Rp 19,6 triliun) untuk jangka panjang. Pabrik yang dibangun di atas lahan lebih dari 100 hektare ini memiliki kapasitas produksi hingga 50.000 unit mobil per tahun, dengan target penyerapan tenaga kerja sebanyak 1.000 hingga 3.000 orang. Selain itu, pabrik ini juga menjadi pusat produksi mobil listrik setir kanan yang akan dipasarkan di Indonesia.

Pabrik ini diharapkan dapat mendukung ambisi Indonesia untuk mencapai target netralitas karbon. Fasilitas yang dibangun mencakup area produksi utama, seperti Body Shop, General Assembly Shop, dan Paint Shop, serta area pengujian untuk memastikan kualitas produk.

Kehadiran pabrik VinFast di Subang tidak hanya memberikan manfaat ekonomi bagi Indonesia, tetapi juga menunjukkan pentingnya kawasan ini sebagai lokasi industri. Subang memiliki posisi strategis karena dekat dengan pelabuhan dan akses tol Cipali yang memudahkan distribusi produk. Seiring dengan perkembangan industri lainnya di kawasan tersebut, biaya logistik diharapkan dapat lebih efisien.

VinFast menargetkan produksi mobil listrik dengan berbagai model, mulai dari VF 3 hingga VF 7, yang semuanya akan dilengkapi dengan kemudi kanan. Model-model ini akan diproduksi khusus untuk pasar Indonesia dan berkontribusi pada ambisi negara untuk mencapai 600.000 mobil listrik pada 2030, seperti yang disampaikan oleh Nguyen Duc Thanh, Senior Advisor Vingroup dan CEO Vgreen Global Charging Station, saat acara groundbreaking pada Juli 2024.

Dengan kehadiran pabrik ini, VinFast berharap dapat berkontribusi besar terhadap pengembangan industri otomotif listrik di Indonesia dan memperkuat posisi negara dalam upaya transisi menuju kendaraan ramah lingkungan.

Permintaan Lesu, Hyundai Setop Produksi Ioniq 5 dan Kona Electric Sementara Waktu

Hyundai Motor Co. dilaporkan akan menghentikan sementara produksi dua model kendaraan listrik andalannya, Ioniq 5 dan Kona Electric, akibat melemahnya permintaan pasar. Langkah ini dilakukan sebagai bentuk penyesuaian terhadap kondisi industri otomotif yang tengah lesu.

Berdasarkan laporan Kantor Berita Yonhap pada Jumat (7/2), Hyundai berencana menutup sementara operasi Line 12 di Pabrik Ulsan 1, Korea Selatan, selama lima hari, yakni dari 24 hingga 28 Februari 2025. Keputusan ini diambil sebagai respons terhadap menurunnya angka penjualan domestik serta berkurangnya jumlah pesanan baru.

Dalam beberapa waktu terakhir, Hyundai mengalami tantangan besar di pasar kendaraan listrik dalam negeri. Sepanjang Januari 2025, hanya 75 unit Ioniq 5 yang berhasil terjual di Korea Selatan. Secara keseluruhan, total penjualan domestik model ini sepanjang tahun 2024 hanya mencapai sekitar 16.600 unit, jauh dari ekspektasi awal perusahaan.

Untuk mendorong minat konsumen, Hyundai telah meluncurkan berbagai strategi pemasaran, termasuk diskon serta skema insentif lainnya. Meski begitu, permintaan kendaraan listrik di Korea Selatan masih cenderung melemah. Kondisi ini diperburuk oleh ketidakpastian kebijakan industri otomotif global, terutama di bawah pemerintahan kedua Donald Trump di Amerika Serikat.

Keputusan Hyundai untuk menghentikan produksi sementara mencerminkan tantangan yang semakin nyata di industri kendaraan listrik. Ke depan, fleksibilitas dalam strategi produksi dan pemasaran akan menjadi faktor kunci bagi para produsen otomotif dalam menghadapi dinamika pasar yang terus berubah.

Bolehkah All New Avanza 2025 Menggunakan Pertalite? Ini Jawabannya!

Toyota Avanza dikenal sebagai salah satu mobil keluarga terpopuler di Indonesia berkat kenyamanan dan kepraktisannya. Dengan hadirnya All New Avanza 2025, muncul berbagai pertanyaan, salah satunya mengenai jenis bahan bakar yang cocok untuk mobil ini.

Salah satu pertanyaan yang sering diajukan adalah apakah All New Avanza 2025 dapat menggunakan Pertalite? Mengingat Pertalite merupakan bahan bakar yang banyak digunakan oleh kendaraan di Indonesia, penting untuk mengetahui apakah mesin mobil ini kompatibel dengan bahan bakar tersebut.

All New Avanza 2025 hadir dengan dua varian mesin, yaitu 1.3L dan 1.5L. Kedua mesin ini dilengkapi teknologi VVT-i (Variable Valve Timing with Intelligence), yang berfungsi meningkatkan efisiensi bahan bakar, mengoptimalkan performa, serta mengurangi emisi gas buang. Teknologi ini membuat mesin dapat beradaptasi dengan bahan bakar yang memiliki tingkat oktan tertentu.

Pertalite memiliki angka oktan 90, yang umumnya digunakan pada kendaraan dengan spesifikasi mesin yang mendukung bahan bakar beroktan rendah hingga menengah. Secara teknis, mesin All New Avanza 2025 masih dapat menggunakan Pertalite tanpa masalah berarti.

Namun, meskipun kompatibel, penggunaan Pertalite dalam jangka panjang perlu dipertimbangkan dengan baik. Toyota umumnya merekomendasikan bahan bakar dengan oktan lebih tinggi, seperti Pertamax (oktan 92) atau lebih, untuk menjaga performa optimal dan meningkatkan umur mesin.

Penggunaan bahan bakar beroktan rendah secara terus-menerus dapat menyebabkan beberapa efek negatif, seperti penurunan performa mesin dan penumpukan karbon dalam ruang pembakaran. Hal ini bisa berdampak pada efisiensi mesin dan berpotensi meningkatkan emisi gas buang yang tidak ramah lingkungan.

Meskipun All New Avanza 2025 dapat menggunakan Pertalite, bagi pemilik yang ingin menjaga kinerja mesin tetap optimal dan memperpanjang usia kendaraan, disarankan untuk memilih bahan bakar dengan oktan lebih tinggi.

147.000 Kendaraan Terkena Recall: Toyota dan Lexus Tarik Mobil Mewah Karena Masalah pada Rem

Toyota baru-baru ini mengumumkan recall untuk lebih dari 145.000 kendaraan di Amerika Serikat, termasuk model seperti Toyota Camry, Tacoma, Lexus NX, dan Lexus RX. Penarikan ini disebabkan oleh masalah terkait keselamatan, yakni kerusakan pada komponen sabuk pengaman dan penurunan efektivitas sistem rem.

Recall ini mencakup beberapa model 2025, seperti Toyota Camry dan Lexus NX, yang mungkin mengalami kerusakan pada sabuk pengaman baris kedua akibat kesalahan dalam proses produksi. Masalah serupa juga ditemukan pada model Lexus RX 2024 dan 2025.

Secara keseluruhan, sekitar 41.000 kendaraan diperkirakan memenuhi kriteria recall ini. Toyota mengingatkan pemilik kendaraan tentang potensi risiko cedera jika sabuk pengaman di kursi tengah baris kedua rusak saat terjadi kecelakaan.

Selain itu, recall juga melibatkan truk pikap Toyota Tacoma, dengan sekitar 106.000 unit model 2024 dan 2025 yang berisiko mengalami penurunan kinerja rem. Hal ini disebabkan oleh penumpukan lumpur dan kotoran di roda belakang saat berkendara di medan off-road, yang bisa menyebabkan kebocoran cairan rem dan meningkatkan risiko kecelakaan. Penarikan ini berlaku untuk model dengan penggerak empat roda, roda 17 inci, dan rem 16 inci. Toyota akan menghubungi pemilik kendaraan pada April 2025, namun pemilik yang ingin memverifikasi status recall mereka dapat menggunakan alat pencarian NHTSA.