Jakarta – Stephan Winkelmann, CEO Lamborghini, baru-baru ini mengkritik sejumlah produsen mobil global yang “latah” dalam mengincar pasar China, menyusul peningkatan permintaan di negara tersebut. Dalam sebuah wawancara, Winkelmann menekankan pentingnya menjaga eksklusivitas dan kualitas merek, ketimbang mengikuti tren pasar yang terkesan terburu-buru. Pernyataan ini mencuat di tengah gelombang ekspansi pabrikan otomotif besar ke pasar China yang semakin kompetitif.
Menurut Winkelmann, beberapa produsen mobil lebih memilih untuk memperluas jangkauan mereka ke China tanpa mempertimbangkan nilai-nilai merek mereka. “Pasar China memang menarik, namun itu tidak berarti setiap produsen harus terburu-buru mengincarnya tanpa mempertimbangkan dampaknya terhadap identitas merek mereka,” ujar Winkelmann. CEO Lamborghini ini menyoroti bahwa strategi ekspansi yang terlalu agresif dapat merusak citra eksklusivitas, yang selama ini menjadi salah satu daya tarik utama mobil-mobil mewah seperti Lamborghini.
Sebagai merek mobil mewah yang terkenal dengan desain dan kualitasnya, Lamborghini memilih pendekatan yang lebih hati-hati dalam mengembangkan pasar globalnya. Menurut Winkelmann, Lamborghini tidak terburu-buru untuk memasuki pasar manapun, termasuk China, tanpa terlebih dahulu menilai potensi jangka panjang dan dampak terhadap brand image. “Kami ingin tetap mempertahankan eksklusivitas kami, dan itu berarti kami tidak perlu mengejar volume penjualan sebanyak mungkin,” tambahnya.
Winkelmann juga menjelaskan bahwa Lamborghini lebih memilih untuk fokus pada kualitas dan pengalaman pelanggan, daripada mengejar angka penjualan semata. Hal ini tercermin dalam model-model terbaru Lamborghini yang mengutamakan teknologi canggih dan desain inovatif. “Kami lebih mengutamakan hubungan yang kuat dengan pelanggan dan memastikan setiap mobil yang kami hasilkan memiliki kualitas dan performa terbaik,” ungkapnya. Pendekatan ini dipercaya dapat memperkuat posisinya di pasar global, termasuk di China, meskipun Lamborghini belum memprioritaskan volume penjualan di negara tersebut.
China, sebagai salah satu pasar mobil terbesar di dunia, menjadi target utama banyak produsen otomotif, baik dari kelas massal hingga premium. Namun, Winkelmann mengingatkan bahwa keberhasilan di pasar China tidak hanya bergantung pada volume penjualan, tetapi juga pada kemampuan untuk mempertahankan kualitas dan inovasi yang sesuai dengan harapan konsumen. “Tantangannya adalah bagaimana tetap eksklusif dan menarik tanpa kehilangan karakter merek. Kami tidak ingin menjadi bagian dari kerumunan,” katanya, menegaskan kembali prinsip Lamborghini untuk tidak terburu-buru mengikuti tren.
Winkelmann menutup wawancaranya dengan menegaskan bahwa Lamborghini memiliki visi jangka panjang yang lebih fokus pada kualitas dan inovasi. “Kami percaya bahwa kesuksesan sejati datang dari memperkenalkan produk yang tidak hanya sesuai dengan kebutuhan pasar, tetapi juga mampu menciptakan pengalaman tak terlupakan bagi pelanggan kami,” tutupnya. Dengan pendekatan ini, Lamborghini berharap dapat terus mempertahankan posisinya sebagai salah satu merek mobil mewah terkemuka di dunia, tanpa terjebak dalam persaingan pasar yang terburu-buru.