AutoExe dan Kansei Tuning: Filosofi Modifikasi Mazda yang Lebih dari Sekadar Performa

Berbeda dari rumah modifikasi pada umumnya, AutoExe—tuner asal Jepang yang dikenal dengan spesialisasinya dalam menyempurnakan mobil-mobil Mazda—mengusung filosofi unik yang disebut Kansei Tuning. Konsep ini lahir dari pengalaman AutoExe di ajang balap ketahanan 24 Hours of Le Mans, di mana mereka belajar bagaimana kendaraan diuji dalam kondisi ekstrem dan apa yang benar-benar dibutuhkan oleh pengemudi.

Yuichiro Ohtomi, Executive Managing Director AutoExe Inc., menjelaskan bahwa Kansei Tuning bukan sekadar mengejar peningkatan performa berbasis angka seperti tenaga kuda atau akselerasi. Sebaliknya, pendekatan ini lebih berfokus pada pengalaman berkendara yang menyentuh seluruh panca indra pengemudi.

“Di awal-awal, kebanyakan orang memodifikasi mobil untuk mengejar performa mutlak—berapa tenaga yang bisa ditingkatkan, seberapa cepat mobil bisa melaju. Namun, seiring waktu, kami menyadari bahwa pengalaman berkendara jauh lebih penting, terutama di jalan umum,” ujar Ohtomi.

Ia menekankan bahwa angka-angka seperti tenaga maksimum, kecepatan tertinggi, dan efisiensi bahan bakar memang krusial di lintasan balap, tetapi dalam penggunaan sehari-hari, kenyamanan dan respons kendaraan menjadi faktor utama. Oleh karena itu, AutoExe berusaha menghadirkan modifikasi yang tetap mempertahankan standar keamanan, tetapi meningkatkan kenyamanan, respons akselerasi, suspensi, pengereman, serta kestabilan saat menikung.

“Kami ingin menghadirkan Mazda yang lebih nyaman untuk dikendarai, lebih stylish, dan memberikan sensasi berkendara yang lebih mendalam bagi pemiliknya,” tambah Ohtomi. Dengan perhatian pada detail yang maksimal, AutoExe berupaya mengubah pengalaman berkendara menjadi sesuatu yang lebih intuitif dan menyenangkan, bukan hanya soal angka di atas kertas.

Pasar Mobil Listrik Indonesia Jadi Incaran Bridgestone sebagai OEM

Bridgestone, salah satu produsen ban terkemuka asal Jepang, tengah fokus memperluas inovasinya dengan mempersiapkan ban khusus untuk kendaraan listrik. Sebagai pemasok ban Original Equipment Manufacturer (OEM) untuk berbagai merek otomotif, Bridgestone merasa bangga atas kepercayaan pabrikan terhadap kualitas produknya yang telah teruji. Langkah ini menjadi salah satu upaya strategis untuk menghadapi tren kendaraan listrik (EV) yang kian berkembang pesat di Indonesia.

Deputy Head of OE Sales Bridgestone Tire Indonesia, Fisa Rizqiano, mengungkapkan bahwa pihaknya saat ini sedang melakukan studi untuk menciptakan ban yang cocok dengan kebutuhan mobil listrik. “Saat ini kami sedang melakukan study untuk beberapa model EV yang akan diperkenalkan di Indonesia,” ujar Fisa saat peluncuran produk terbaru mereka, Bridgestone Turanza 6.

Keseriusan Bridgestone untuk menggarap pasar mobil listrik bukan tanpa alasan. Dalam beberapa tahun terakhir, permintaan kendaraan listrik di Indonesia terus meningkat, memberikan peluang besar bagi produsen komponen otomotif, termasuk ban. “Produsen mobil listrik saat ini masih menggunakan ban CKD yang diimpor. Namun, dengan potensi pasar EV yang diproyeksikan mencapai 8 persen tahun ini, kami melihat peluang besar untuk masuk ke pasar tersebut,” tambahnya.

Selain fokus pada inovasi untuk kendaraan listrik, Bridgestone juga berkomitmen untuk meningkatkan kandungan lokal dalam produk-produknya. Sebagai salah satu pemain utama di industri otomotif Indonesia sejak tahun 1976, Bridgestone telah mencapai Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sebesar 55 persen. Namun, mereka terus berupaya meningkatkan angka tersebut dengan memanfaatkan lebih banyak komponen lokal.

“Saat ini, TKDN kami di Indonesia sudah mencapai 55 persen, sementara sisanya masih impor. Harapannya, kami dapat meningkatkan TKDN lebih tinggi lagi agar semakin banyak memanfaatkan komponen dalam negeri,” ujar Mukiat, salah satu perwakilan Bridgestone Indonesia.

Langkah Bridgestone untuk memperluas kehadirannya di pasar mobil listrik sekaligus meningkatkan kontribusi lokal diharapkan mampu mendukung perkembangan industri otomotif di Indonesia. Dengan teknologi ban terbaru dan kualitas yang terpercaya, Bridgestone optimistis dapat bersaing di pasar kendaraan listrik yang semakin kompetitif.

Waspada! Tanda Mobil Matik Anda Salah Isi Oli Transmisi

Pemilik mobil matik tentu paham bahwa kualitas oli transmisi sangat memengaruhi performa kendaraan. Namun, apa yang terjadi jika oli transmisi yang digunakan ternyata tidak sesuai dengan spesifikasi transmisi kendaraan? Salah memilih oli transmisi dapat menyebabkan kerusakan serius pada komponen mobil dalam jangka panjang. Untuk itu, penting bagi konsumen untuk mengenali tanda-tanda awal yang mengindikasikan adanya masalah pada oli transmisi.

Hardi Wibowo, pemilik bengkel Aha Motor di Yogyakarta, menjelaskan bahwa ada beberapa gejala yang bisa menjadi indikator bahwa oli transmisi mobil matik Anda tidak sesuai. Salah satu tanda yang paling jelas adalah ketika mobil tidak mau bergerak meskipun mesin sudah hidup dan tuas transmisi berada pada posisi yang benar. “Ini bisa terjadi karena oli transmisi yang tidak sesuai menyebabkan gangguan pada tekanan hidraulis yang diperlukan untuk menggerakkan komponen dalam transmisi,” kata Hardi.

Selain itu, mobil yang terasa berat saat dipacu bisa menjadi tanda adanya masalah pada oli transmisi. Oli dengan spesifikasi yang salah dapat menghambat aliran tenaga mesin ke roda. “Oli yang tidak cocok dengan transmisi dapat mengurangi efisiensi transmisi dan menyebabkan mobil terasa berat saat akselerasi,” tambahnya.

Masalah lain yang bisa muncul adalah selip, di mana mesin berputar dengan kecepatan tinggi tetapi mobil tidak bergerak sesuai dengan tenaga yang dikeluarkan. “Selip sering kali terjadi jika oli tidak memberikan cengkeraman yang cukup pada komponen kopling atau ketika tekanan pistonnya melemah akibat oli yang tidak sesuai,” jelas Hardi.

Gejala lainnya adalah proses perpindahan gigi yang terasa tertahan atau tidak mulus. Oli yang tidak cocok dapat menghambat kelancaran pergeseran gigi, sehingga pengalaman berkendara menjadi kurang nyaman. “Penting untuk memilih oli transmisi yang sesuai dengan rekomendasi pabrikan agar performa mobil tetap optimal. Jika Anda merasakan gejala-gejala di atas, segera periksa dan ganti oli dengan yang sesuai untuk mencegah kerusakan lebih lanjut,” tambah Hardi.

Penting untuk diingat, pemilihan oli transmisi yang tepat adalah kunci untuk menjaga kinerja dan keandalan mobil matik Anda. Menghindari kesalahan dalam memilih oli transmisi bisa membantu mencegah masalah yang lebih besar dan memperpanjang umur kendaraan.

Indonesia Jadi Rumah Baru Produksi Hyundai New Creta dan Creta N Line Turbo

PT Hyundai Motor Manufacturing Indonesia (HMMI) resmi meluncurkan produksi dua model terbaru, New Creta dan Creta N Line Turbo, di pabriknya yang terletak di kawasan industri Greenland International Industrial Center, Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Pabrik Hyundai yang berdiri di atas lahan seluas 77 hektar ini menjadi saksi penting dalam perjalanan Hyundai untuk terus memperkuat eksistensinya di pasar otomotif Indonesia.

Perkenalan Creta N Line Turbo ini menandai langkah penting bagi Hyundai Indonesia, mengingat model ini merupakan bagian dari lini Hyundai N yang dikenal dengan desain agresif dan performa tinggi. Menariknya, Creta N Line Turbo ini menjadi model ketiga yang diproduksi oleh HMMI, setelah Ioniq 5 N dan Kona Electric N Line. Keputusan Hyundai untuk memproduksi kedua model ini di Indonesia semakin menunjukkan komitmen perusahaan dalam berinvestasi di pasar otomotif Indonesia.

“Ini adalah langkah penting bagi Hyundai. Kami merasa bangga dapat memproduksi New Creta N Line Turbo dan New Creta di Indonesia. Komitmen ini menunjukkan konsistensi Hyundai dalam berinvestasi serta mendukung kemajuan industri otomotif di Tanah Air,” ungkap Bong Kyu Lee, Presiden Direktur PT Hyundai Motor Manufacturing Indonesia, dalam pernyataan resminya, Selasa (14/1/2025).

Proses produksi kedua model ini dilakukan dengan melibatkan tim engineer dan teknisi berpengalaman, yang melalui tahapan mulai dari pencetakan pelat baja (press), pengelasan dan integrasi tubuh kendaraan (welding/body), hingga produksi mesin (engine) dan perakitan akhir (assembly). Hyundai memastikan kualitas produk melalui proses pemeriksaan ketat di setiap tahapan, sesuai dengan standar global yang dimiliki perusahaan.

Hyundai Creta yang diproduksi di Indonesia juga memiliki arti penting, mengingat model ini merupakan yang pertama kali diekspor ke luar negeri. Pada tahun 2022, Hyundai Creta dipersembahkan untuk pasar ekspor oleh Presiden Joko Widodo, dan kini telah dipasarkan di lebih dari 60 negara, meliputi kawasan Asia Pasifik, Amerika Tengah dan Selatan, serta Afrika dan Timur Tengah.

Ke depan, HMMI berencana untuk mengekspor Creta terbaru sesuai dengan permintaan pasar global. “Kami berharap produksi New Creta N Line Turbo dan New Creta ini dapat memenuhi kebutuhan konsumen, baik di Indonesia maupun di seluruh dunia,” tambah Bong Kyu Lee.

Dengan semakin banyaknya kendaraan Hyundai yang diproduksi dan diekspor, HMMI berperan besar dalam memperkenalkan kualitas otomotif Indonesia ke pasar internasional, sekaligus memberikan inovasi terbaik bagi para pecinta otomotif.

Kemenperin Berikan Insentif PPnBM 3% untuk Mobil Hybrid, Ini Jenisnya

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengungkapkan rencana pemberian insentif untuk mobil listrik berbasis teknologi hibrida atau hybrid, dengan tujuan menjaga daya beli masyarakat dan mendukung akselerasi industri otomotif nasional di tengah tantangan pasar yang semakin kompleks. Insentif berupa pengurangan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) sebesar 3 persen ini berlaku untuk kendaraan hybrid, termasuk Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV), full hybrid, dan mild hybrid, yang diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi pada sektor otomotif.

“Melalui insentif ini, kami berharap industri otomotif bisa lebih berkembang, meskipun dihadapkan dengan berbagai tantangan seperti kenaikan tarif PPN menjadi 12 persen,” jelas Setia Diarta, Direktur Jenderal Industri Logam Mesin Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin, dalam acara Prospek Industri Otomotif 2025 yang diselenggarakan oleh Forwin pada Selasa, 14 Januari 2025.

Insentif ini juga bertujuan untuk meringankan dampak kenaikan PPN dan mengurangi beban pembelian kendaraan hybrid bagi masyarakat, yang sejauh ini telah mulai menunjukkan minat yang lebih tinggi terhadap mobil ramah lingkungan. Setia menambahkan bahwa pemerintah juga mengusulkan pengembalian insentif PPN untuk mobil listrik berbasis baterai (Battery Electric Vehicle/BEV) dan bus sebesar 10 persen, seperti yang diterapkan pada tahun lalu. Kendaraan yang memenuhi Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) tertentu akan dikenakan tarif PPN yang lebih rendah, yakni hanya 2 persen.

“Sejumlah provinsi juga telah memberikan keringanan dengan menunda pemberlakuan opsen, yang diharapkan dapat menjaga daya saing industri otomotif nasional, baik di pasar domestik maupun global,” tambah Setia. Rencana pemberian insentif ini sebelumnya sudah disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, yang menyebutkan bahwa insentif PPnBM untuk mobil hybrid dapat memangkas tarif PPnBM hingga 3 persen.

Kebijakan insentif ini diharapkan dapat merangsang pasar otomotif domestik dan mengurangi dampak dari penerapan PPN 12 persen yang mulai berlaku pada 2025. Meskipun demikian, hingga saat ini belum ada kebijakan teknis atau aturan lebih lanjut yang dikeluarkan untuk pemberlakuan insentif baru tersebut. Pemerintah berkomitmen untuk menjaga daya beli masyarakat dan mendukung transformasi industri otomotif Indonesia ke arah kendaraan yang lebih ramah lingkungan dan efisien.

Kapan Hyundai Creta Listrik Masuk ke Indonesia? Ini Jawaban Terbarunya!

Jakarta – PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) membuka peluang untuk menghadirkan Hyundai Creta listrik di pasar otomotif Tanah Air. Kendaraan ramah lingkungan ini direncanakan akan debut lebih dulu di India pada 17 Januari 2025, sebelum kemungkinan meluncur ke Indonesia.

Fransiscus Soerjopranoto, Chief Operating Officer (COO) PT Hyundai Motors Indonesia, mengungkapkan bahwa perusahaan terus memantau potensi model-model mobil yang sedang berkembang di pasar global, termasuk Hyundai Creta listrik. Menurutnya, jika kendaraan ini sesuai dengan kebutuhan dan preferensi konsumen Indonesia, tidak menutup kemungkinan untuk diperkenalkan di pasar domestik.

“Hyundai Creta listrik sangat mungkin masuk ke Indonesia. Kami selalu mempelajari peluang kendaraan baru di pasar global dan akan mempertimbangkan model-model yang sesuai dengan selera konsumen lokal,” ujar Frans setelah acara peluncuran Hyundai Creta baru di Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Frans juga menegaskan bahwa pada tahun 2025, Hyundai Indonesia berencana meluncurkan setidaknya tujuh model baru di pasar lokal. Meskipun ia belum bisa memberikan rincian tentang model-model yang akan diluncurkan, dipastikan bahwa pembagian model tersebut akan mencakup varian bensin, hybrid, dan listrik.

Creta Listrik Akan Tampil Lebih Dulu di India

Hyundai Creta listrik, yang disebut-sebut akan memulai debutnya pada pameran Bharat Mobility Expo (BME) pada 17 Januari 2025, siap menarik perhatian. Perusahaan telah merilis teaser kendaraan ini melalui saluran YouTube resmi mereka, memperkenalkan beberapa fitur utama yang akan dimiliki mobil tersebut.

Hyundai Creta Electric akan tersedia dalam dua pilihan baterai, yaitu 42 kWh yang mampu menempuh jarak hingga 390 km dan 51,4 kWh dengan jangkauan hingga 473 km. Salah satu keunggulan utama kendaraan ini adalah kemampuannya untuk mengisi daya hingga 80% dalam waktu hanya 50 menit dengan menggunakan pengisian cepat.

Meskipun belum ada informasi resmi mengenai tenaga yang dihasilkan, varian tertinggi dari Creta listrik dikabarkan dapat mencapai kecepatan 0-100 km/jam dalam waktu hanya 7,9 detik. Selain performa yang tangguh, Creta Electric juga dilengkapi dengan berbagai fitur canggih seperti teknologi Vehicle-to-Load (V2L), sistem shift-by-wire, serta integrasi dengan perangkat pintar melalui kunci pintar yang bisa terkoneksi dengan ponsel atau jam tangan pintar.

Hyundai juga memberikan pilihan trim yang terdiri dari Executive, Smart, Premium, dan Excellence, memberikan variasi sesuai dengan kebutuhan konsumen.

Meskipun belum ada informasi mengenai harga resmi, diperkirakan harga akan diumumkan pada saat peluncuran di India. Kehadiran Hyundai Creta listrik di India menjadi langkah penting dalam memperkenalkan kendaraan listrik di pasar global, dan bisa jadi menjadi model yang akan dipertimbangkan untuk pasar Indonesia pada masa yang akan datang.

Hyundai Tak Tertandingi, 7 Mobil Baru Akan Rilis di 2025

Mengawali tahun 2025, PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) membuat gebrakan besar dengan meluncurkan dua varian terbaru dari Sport Utility Vehicle (SUV) andalannya, yaitu Creta facelift dan Creta N Line. Peluncuran ini berlangsung di Jakarta Utara pada Kamis (9/1/2025). Tak berhenti di situ, Hyundai juga memastikan akan memperkenalkan tujuh model baru sepanjang tahun ini, sebagai bagian dari strategi ekspansi mereka di pasar otomotif Indonesia.

Fransiscus Soerjopranoto, Chief Operating Officer PT HMID, menyampaikan bahwa pihaknya berambisi untuk menghadirkan lebih dari tujuh model guna menarik minat konsumen. “Kami sudah menyiapkan tujuh model baru, bahkan mungkin lebih. Nanti akan kami umumkan secara bertahap,” ujar Frans di sela acara peluncuran.

Hyundai berharap langkah ini dapat mendorong daya beli masyarakat, meskipun tantangan di pasar otomotif diprediksi semakin berat. Kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 11% menjadi 12%, serta perubahan kebijakan pajak kendaraan, diperkirakan akan memengaruhi penjualan secara keseluruhan. “Kami memahami pasar tahun ini cenderung menurun, tetapi kami optimistis dengan menghadirkan produk baru, penurunan tersebut dapat diimbangi. Hyundai berkomitmen untuk terus berinovasi,” tambah Frans.

Salah satu model yang kemungkinan besar akan menjadi bagian dari rencana peluncuran Hyundai adalah Hyundai Venue, SUV yang berada di segmen A. Model ini diperkirakan akan bersaing dengan Toyota Raize dan Daihatsu Rocky di pasar Indonesia. Informasi tentang Venue semakin kuat setelah terdaftar di situs Samsat DKI Jakarta, dengan tiga varian yang berbeda.

Varian pertama menggunakan mesin 1.0 L turbo dengan transmisi otomatis, varian kedua mengandalkan mesin 1.2 L dengan transmisi manual, sementara varian ketiga menggunakan mesin 1.0 L turbo dengan Dual Clutch Transmission (DCT). Nilai Jual Kendaraan Bermotor (NJKB) untuk Hyundai Venue diperkirakan berkisar antara Rp 155 juta hingga Rp 180 juta. Jika diproduksi secara lokal, harga jual SUV ini kemungkinan berada di rentang Rp 200 jutaan hingga Rp 300 jutaan, membuatnya kompetitif di kelasnya.

Langkah Hyundai ini menunjukkan ambisi besar mereka untuk terus memperkuat posisi di pasar otomotif Indonesia, dengan menawarkan inovasi dan pilihan produk yang beragam sesuai kebutuhan konsumen. Tahun 2025 menjadi momen penting bagi Hyundai untuk membuktikan bahwa mereka siap bersaing di tengah tantangan pasar.

BYD M6: Mobil Listrik yang Menggebrak Pasar Indonesia di 2024

Pada tahun 2024, pasar mobil listrik Indonesia semakin menunjukkan pertumbuhannya yang signifikan, dengan kehadiran BYD M6 yang menjadi sorotan utama. Mobil listrik berbasis baterai pertama di Indonesia dengan tipe MPV 7 penumpang ini mencatatkan prestasi luar biasa. Dalam waktu kurang dari enam bulan sejak diluncurkan pada GIIAS 2024, BYD M6 telah mencetak angka penjualan yang fenomenal.

BYD M6 diluncurkan pada Juli 2024 oleh BYD Motor Indonesia, dan dengan cepat menjadi mobil listrik terlaris di Tanah Air. Sejak peluncurannya hingga November 2024, sebanyak 4.284 unit BYD M6 terjual di pasar Indonesia, mengalahkan Wuling Binguo EV yang hanya terjual 4.720 unit sepanjang Januari hingga November 2024. M6 juga berhasil menggeser Wuling dari posisi merek dengan penjualan mobil listrik terbesar di Indonesia.

Tidak hanya berhasil meraih penjualan yang luar biasa, BYD kini menguasai 36 persen pangsa pasar mobil listrik di Indonesia, dengan total penjualan mencapai 13.866 unit hingga November 2024. Angka ini mengungguli Wuling yang sebelumnya mendominasi, dengan pangsa pasar yang turun menjadi 30 persen setelah sempat mencapai 52 persen pada kuartal pertama tahun ini.

Keberhasilan BYD M6 ini juga beriringan dengan pertumbuhan pasar mobil listrik di Indonesia yang meningkat tajam. Pada 2024, penjualan mobil listrik berbasis baterai (BEV) meningkat 172 persen dibandingkan tahun 2023, mencatatkan total penjualan 37.733 unit hingga November. Sebagai akibatnya, BEV kini menyumbang 4,8 persen dari total penjualan mobil di Indonesia yang mencapai 784.788 unit.

Berkat pencapaian tersebut, BYD berhasil mencatatkan sejarah dengan menjadi merek mobil listrik terlaris di Indonesia. Selain BYD, merek-merek asal China seperti Wuling dan Chery juga turut meramaikan pasar mobil listrik Tanah Air. Hyundai dari Korea Selatan pun tidak ketinggalan dengan produk unggulannya, Ioniq 5 dan Kona Electric. Namun, merek Jepang dan Eropa masih tertinggal dalam pengembangan mobil listrik di Indonesia.

Dengan semakin banyaknya pilihan mobil listrik, Indonesia berada di jalur yang tepat untuk menuju era kendaraan ramah lingkungan, dan kehadiran BYD M6 menjadi simbol penting dalam transisi ini.

Modifikasi Keren Ferrari Purosangue: Hot Hatchback dengan Sentuhan Bodykit

Ferrari Purosangue, SUV mewah yang diciptakan untuk bersaing dengan SUV berperforma tinggi seperti Lamborghini Urus dan Aston Martin DBX, kini tampil berbeda berkat modifikasi dari rumah desain Venuum. Dalam modifikasi ini, Purosangue diubah menjadi hot hatchback dengan tampilan agresif yang menyaingi mobil seperti GR Corolla.

Perubahan Drastis Eksterior

Venuum memfokuskan modifikasinya pada eksterior Purosangue, menciptakan tampilan baru yang lebih sporty dan aerodinamis:

  • Bagian Depan:
    Grille dan bumper depan didesain ulang untuk memberikan kesan lebih agresif. Tambahan splitter di bagian bawah semakin meningkatkan aerodinamika mobil, sekaligus mempertegas karakter sporty-nya.
  • Bagian Belakang:
    Area buritan juga mendapatkan sentuhan modern. Bumper belakang dilengkapi dengan diffuser, serta empat knalpot yang menegaskan performa tinggi. Lampu belakang diberi aksen smoke agar senada dengan bodi hitam legamnya, termasuk logo Ferrari yang telah dimodifikasi untuk menghapus elemen krom.
  • Sisi Samping:
    Side skirt baru dari Venuum memperkuat tampilan sporty Purosangue. Pelek forged berwarna hitam dipadukan dengan ban berprofil tipis, memberikan kesan futuristik dan agresif.

Selain itu, lowering kit diterapkan untuk menurunkan ground clearance mobil, meningkatkan estetika sekaligus aerodinamika secara keseluruhan.

Fokus Pada Eksterior

Venuum memilih untuk tidak mengubah interior atau performa mesin Purosangue, sehingga bagian dalam mobil tetap mempertahankan standar Ferrari. Mesin pun dibiarkan dalam kondisi asli, tanpa ada penambahan atau modifikasi pada performanya.

Purosangue di Indonesia

Di Indonesia, Ferrari Purosangue telah diluncurkan oleh Eurokars Prima Utama, distributor resmi Ferrari. Meski demikian, harga untuk SUV mewah ini masih dirahasiakan, menambah daya tarik dan eksklusivitasnya bagi para pecinta otomotif Tanah Air.

Kesimpulan

Transformasi Ferrari Purosangue menjadi hot hatchback ala Venuum menunjukkan potensi besar SUV ini untuk tampil lebih fleksibel dan unik. Dengan modifikasi eksterior yang penuh gaya dan agresif, Purosangue membuktikan dirinya mampu melampaui batasan desain tradisional Ferrari, sekaligus menarik perhatian pasar yang lebih luas.

Bahaya Telat Ganti Oli Mesin Mobil: Dampak yang Harus Diwaspadai

Jakarta – Salah satu komponen utama yang sangat mempengaruhi kinerja mesin mobil adalah oli. Sebagai pelumas, oli berfungsi untuk mengurangi gesekan antara komponen mesin yang bergerak. Namun, seringkali pengemudi menunda penggantian oli, yang dapat berujung pada sejumlah masalah serius pada kendaraan. Dalam artikel ini, kita akan membahas pentingnya menjaga jadwal penggantian oli dan dampak buruk yang dapat terjadi jika terlambat mengganti oli.

Dampak Negatif Jika Terlambat Ganti Oli

  1. Penurunan Kinerja Mesin Oli yang sudah kotor dan usang tidak lagi efektif dalam melumasi mesin, sehingga dapat menyebabkan penurunan kinerja mesin. Mesin yang tidak dilumasi dengan baik akan lebih berat bekerja, menyebabkan penurunan efisiensi bahan bakar dan performa kendaraan secara keseluruhan.
  2. Peningkatan Suhu Mesin Oli yang tercemar dapat menyebabkan suhu mesin meningkat. Suhu yang terlalu tinggi akan mempercepat keausan komponen mesin dan berpotensi menyebabkan kerusakan akibat overheating. Mesin yang sering panas dapat memperpendek umur kendaraan Anda.
  3. Akumulasi Lumpur dalam Mesin Oli yang sudah lama bisa membentuk lumpur dan endapan di dalam mesin. Akumulasi lumpur ini dapat menghambat aliran oli, yang pada gilirannya akan merusak bagian-bagian vital mesin dan mengurangi kinerjanya.
  4. Kerusakan Mesin Salah satu dampak paling serius dari terlambat mengganti oli adalah kerusakan mesin. Komponen mesin yang tidak mendapat pelumasan yang cukup dapat mengalami gesekan berlebihan, yang akan menyebabkan keausan yang lebih cepat dan bahkan kerusakan permanen pada mesin.
  5. Konsumsi Bahan Bakar yang Meningkat Mesin yang tidak mendapatkan oli yang cukup akan bekerja lebih keras, yang pada gilirannya dapat meningkatkan konsumsi bahan bakar. Pengemudi bisa merasakan adanya peningkatan pengeluaran bahan bakar yang cukup signifikan akibat kinerja mesin yang terganggu.
  6. Biaya Perbaikan yang Mahal Mengabaikan penggantian oli bisa berakibat pada kerusakan mesin yang parah. Kerusakan yang terjadi akibat kelalaian ini seringkali membutuhkan biaya perbaikan yang sangat mahal, yang tentu saja merugikan pemilik kendaraan.

Pentingnya Penggantian Oli yang Rutin

Untuk menjaga kendaraan tetap dalam kondisi terbaik dan menghindari masalah besar, penting untuk mengikuti jadwal penggantian oli secara teratur. Oli yang baru dan bersih akan memastikan komponen mesin terlindungi dari keausan dan mesin tetap berfungsi dengan baik.

Selain itu, dalam memilih oli, pastikan untuk menggunakan pelumas dengan tingkat kekentalan yang direkomendasikan oleh pabrikan mobil. Mobil™ Super All-in-One-Protection merupakan pilihan oli mesin yang sangat dianjurkan. Oli ini dilengkapi dengan teknologi Heat Activated Anti-Wear Molecule yang memberikan perlindungan maksimal terhadap keausan pada suhu tinggi serta menjaga mesin tetap bersih.

Mobil™ Super All-in-One-Protection tersedia dalam tiga pilihan kekentalan, yaitu 0W-20, 5W-30, dan 5W-40, yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan kendaraan Anda. Untuk mobil LCGC (Low Cost Green Car), oli dengan viskositas 0W-20 atau 5W-30 sangat cocok karena mesin terbaru biasanya membutuhkan oli dengan kekentalan yang lebih rendah.

Kesimpulan

Jangan remehkan penggantian oli mesin. Sebagai langkah sederhana namun sangat vital, mengganti oli secara rutin dapat menghindarkan Anda dari masalah mesin yang lebih besar dan memastikan kendaraan tetap dalam performa terbaiknya. Pemilihan oli yang tepat seperti Mobil™ Super All-in-One-Protection juga akan membantu menjaga mesin mobil Anda dalam kondisi prima untuk jangka panjang.