Genangan air di jalan dapat menjadi ancaman serius bagi pengendara, terutama saat menghadapi aquaplaning. Fenomena ini terjadi ketika ban kendaraan kehilangan daya cengkeram akibat lapisan air yang menghalangi kontak langsung dengan aspal. Akibatnya, mobil sulit dikendalikan dan berisiko tergelincir.
“Aquaplaning terjadi saat berkendara di jalanan basah, di mana ban kehilangan traksi dan seolah-olah mengambang di atas air,” ujar Budi Mahendra, Executive Coordinator CSVC Division PT Astra Daihatsu Motor (ADM). “Jika tidak diantisipasi, kendaraan bisa kehilangan kendali sepenuhnya,” lanjutnya.
Untuk meminimalisir risiko aquaplaning, ada beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan agar perjalanan tetap aman dan nyaman.
Mengemudi dengan kecepatan tinggi di jalanan basah meningkatkan risiko kehilangan kontrol. Disarankan untuk tidak melaju lebih dari 70 km/jam dan selalu menyesuaikan kecepatan dengan kondisi lalu lintas serta kendaraan di sekitar.
Pastikan ban kendaraan dalam kondisi prima. Ban yang sudah aus atau memiliki tekanan angin yang tidak sesuai dapat meningkatkan kemungkinan aquaplaning. Periksa kedalaman kembangan ban untuk memastikan daya cengkeram tetap optimal di jalan basah.
Tekanan angin yang terlalu rendah atau berlebihan dapat mempengaruhi performa ban, terutama di jalan yang licin. Pastikan tekanan angin sesuai dengan spesifikasi pabrikan agar kendaraan tetap stabil saat melintasi jalanan basah.
Dengan menerapkan langkah-langkah di atas, pengendara dapat mengurangi risiko aquaplaning dan menjaga keselamatan saat berkendara di tengah musim hujan.