Mengemudikan mobil matik di jalanan menurun membutuhkan teknik yang tepat agar perjalanan tetap aman dan kendaraan tetap dalam kondisi optimal. Salah satu hal utama yang harus diperhatikan adalah pemilihan posisi tuas transmisi. Jika tidak digunakan dengan benar, sistem pengereman bisa bekerja lebih keras dan berisiko menurunkan stabilitas kendaraan.
Menurut Training Director The Real Driving Centre (RDC), Marcell Kurniawan, pada turunan yang landai dan pendek, tetap menggunakan posisi “D” dengan bantuan service brake masih tergolong aman. Namun, jika menghadapi turunan yang lebih curam dan panjang, pengemudi disarankan untuk memindahkan tuas transmisi ke gigi yang lebih rendah agar mendapatkan efek engine brake yang membantu memperlambat laju kendaraan secara alami. Setelah melewati turunan, transmisi sebaiknya segera dikembalikan ke posisi “D” untuk kembali ke mode berkendara normal.
Sementara itu, Muchlis, pemilik bengkel spesialis Toyota dan Mitsubishi, Garasi Auto Service di Sukoharjo, menekankan bahwa penggunaan engine brake harus dilakukan dengan benar. Pengemudi dapat menurunkan posisi gigi ke “3”, “2”, atau “L”, di mana semakin rendah gigi yang dipilih, semakin besar efek engine brake yang dihasilkan.
Untuk mobil matik bertransmisi CVT, pengemudi bisa memindahkan tuas ke posisi “S” atau “M”, lalu menggesernya ke arah minus (“-“) untuk menurunkan gigi dan meningkatkan efek perlambatan. Namun, penting untuk memperhatikan kecepatan dan putaran mesin (RPM).
Sebagai panduan umum, berikut batas kecepatan yang dianjurkan saat menggunakan engine brake:
Posisi “L” digunakan pada kecepatan sekitar 20 km/jam.
Posisi “2” cocok untuk kecepatan sekitar 30 km/jam.
Posisi “3” dapat digunakan pada kecepatan sekitar 60 km/jam.
Putaran mesin ideal berada di kisaran 3.000 hingga 4.000 RPM untuk hasil optimal.
Dengan memahami teknik ini, pengemudi dapat menjaga efisiensi pengereman, mengurangi risiko overheat pada rem, serta meningkatkan keamanan saat melewati turunan tajam.