Mazda CX-80 PHEV: Mobil Listrik Premium dengan Harga Menyentuh Rp 1,2 Miliar

PT Mazda Motor Indonesia baru saja memperkenalkan kendaraan terbaru mereka, All New Mazda CX-80 PHEV, yang kini hadir di pasar Tanah Air. Mobil sport utility vehicle (SUV) ini menggabungkan teknologi elektrifikasi dengan mesin pembakaran internal untuk memberikan efisiensi bahan bakar yang optimal, menjadikannya pilihan menarik di segmen kendaraan hybrid. Lalu, apa yang membuat CX-80 PHEV begitu istimewa?

Desain Elegan dengan Filosofi Kodo

Seperti model Mazda lainnya, All New CX-80 PHEV mengusung filosofi desain Kodo, yang menonjolkan garis-garis halus dengan sentuhan elegan dan tampilan gagah. Desain “Graceful Toughness” menghadirkan harmoni antara ketangguhan dan keanggunan, yang sangat terlihat pada setiap lekukan bodi SUV ini. Bagian ruang mesin yang panjang memberi kesan kekokohan, sementara ruang kabin yang luas mengutamakan kenyamanan penumpang.

Untuk edisi, mobil ini tersedia dalam dua varian, yakni Elite Edition dan Kuro Edition. Elite Edition menampilkan chrome signature wing yang melingkar di sekitar grille vertikal, memberikan tampilan premium. Sedangkan Kuro Edition mengusung desain nuansa gelap dengan black chrome pada grille, menambah kesan dinamis dan elegan. Tersedia pula pilihan warna baru seperti Melting Copper Metallic dan Artisan Red Metallic, bersama dengan warna ikonik Mazda, Soul Red Crystal Metallic.

Performa Tangguh dengan Teknologi Hybrid

All New Mazda CX-80 PHEV dipersenjatai dengan mesin e-SKYACTIV PHEV 2,5 liter yang mampu menghasilkan tenaga 191 PS dan torsi 261 Nm. Dilengkapi dengan motor listrik berkapasitas 175 PS dan torsi 270 Nm, mobil ini memiliki performa luar biasa baik di jalan tol maupun medan berat. Daya yang dihasilkan disalurkan melalui sistem transmisi 8-percepatan yang sangat efisien.

Sebagai SUV hybrid, mobil ini menggunakan baterai lithium-ion berkapasitas 17,8 kWh yang memberi daya pada motor listrik. Sistem i-ACTIV All-Wheel Drive (AWD) memastikan bahwa kendaraan dapat tampil optimal dalam berbagai kondisi jalan. Tak hanya itu, teknologi suspensi Double Wishbone di depan dan multi-link di belakang menawarkan kenyamanan dan pengendalian presisi yang luar biasa.

Fitur Canggih untuk Kenyamanan dan Keamanan

All New Mazda CX-80 PHEV juga dilengkapi berbagai fitur unggulan yang membuatnya semakin menarik. Sistem Mazda Intelligent Drive Select (Mi-Drive) memungkinkan pengemudi untuk memilih mode berkendara sesuai kebutuhan, termasuk mode normal, sport, off-road, dan EV. Fitur keselamatan aktif i-ACTIV SENSE mencakup teknologi seperti Adaptive LED Headlights, Smart Brake Support, dan Blind Spot Monitoring, yang memberikan perlindungan maksimal.

Mobil ini juga dilengkapi dengan Driver Attention Alert dan Driver Monitoring System yang memantau kondisi pengemudi untuk mencegah kelelahan atau kehilangan konsentrasi saat berkendara. Fitur 360° View Monitor memudahkan manuver kendaraan, terutama di ruang sempit. Selain itu, Mazda Radar Cruise Control (MRCC) membantu pengemudi menjaga jarak dan kecepatan dengan kendaraan di depan selama perjalanan jauh.

Harga dan Layanan Purna Jual

All New Mazda CX-80 PHEV ditawarkan dengan harga Rp 1.199.900.000 (on the road Jakarta), sebuah pilihan menarik bagi konsumen yang menginginkan kendaraan dengan teknologi hybrid tercanggih. Mazda juga memberikan layanan purna jual yang memadai, termasuk garansi 5 tahun atau hingga 150.000 km, serta garansi baterai lithium-ion selama 8 tahun atau 160.000 km.

Bagi pemilik mobil ini, Mazda menyediakan layanan servis selama 3 tahun atau hingga 60.000 km, termasuk suku cadang dan perawatan kendaraan. Dengan berbagai keunggulan, All New Mazda CX-80 PHEV siap menjadi pilihan utama bagi penggemar mobil hybrid di Indonesia.

Pasar Otomotif 2025 Diprediksi Lesu, Merek Mapam Hadapi Persaingan Baru Dari China

Pasar otomotif Indonesia diperkirakan akan mengalami kelesuan yang signifikan akibat berbagai faktor ekonomi yang menekan daya beli masyarakat. Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) memperkirakan penjualan mobil akan turun hingga 30 persen dibandingkan tahun sebelumnya, dengan target penjualan hanya mencapai 900.000 unit.

Kondisi ini disebabkan oleh penyusutan kelas menengah di Indonesia yang mencapai 9,5 persen, serta meningkatnya angka pengangguran yang kini lebih dari 50 juta orang. Penurunan daya beli ini berdampak langsung pada permintaan kendaraan, terutama di segmen roda empat. Ini menunjukkan bahwa faktor-faktor makroekonomi sangat mempengaruhi industri otomotif dan perilaku konsumen.

Selain masalah daya beli, kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen dan berbagai pungutan pajak daerah juga diperkirakan akan membebani konsumen. Ketua I GAIKINDO, Jongkie Sugiarto, menyatakan bahwa akumulasi biaya ini membuat penjualan mobil semakin sulit. Ini mencerminkan tantangan regulasi yang dihadapi industri otomotif dalam upaya mempertahankan pertumbuhan.

Sementara itu, merek-merek otomotif dari China semakin agresif memasuki pasar Indonesia dengan menawarkan produk yang lebih terjangkau dan fitur yang menarik. Kehadiran merek-merek baru ini menambah persaingan di pasar yang sudah ketat dan memaksa merek mapan untuk beradaptasi dengan cepat. Ini menunjukkan bahwa inovasi dan strategi pemasaran yang tepat menjadi kunci untuk bertahan di tengah persaingan yang semakin ketat.

Beberapa produsen mobil mapan seperti Toyota dan Hyundai telah mulai merancang strategi untuk menghadapi tantangan ini. Mereka berencana meluncurkan model-model baru dan meningkatkan layanan purna jual untuk menarik minat konsumen. Ini mencerminkan pentingnya adaptasi dan inovasi dalam menghadapi situasi pasar yang berubah.

Dengan berbagai tantangan yang ada, semua pihak berharap agar industri otomotif dapat menemukan cara untuk pulih dan tumbuh kembali. Diharapkan bahwa kolaborasi antara pemerintah dan pelaku industri dapat menciptakan kebijakan yang mendukung pertumbuhan sektor otomotif di masa depan. Keberhasilan dalam mengatasi masalah ini akan menjadi indikator penting bagi kesehatan ekonomi Indonesia secara keseluruhan.

CEO Mercedes-Benz Soroti Denda Emisi Di Uni Eropa, Minta Peninjauan Ulang

Ola Källenius, CEO Mercedes-Benz, mengungkapkan keprihatinannya mengenai denda emisi yang diterapkan oleh Uni Eropa terhadap produsen mobil yang gagal memenuhi standar emisi CO2 yang baru. Dalam pernyataannya, Källenius menegaskan bahwa denda tersebut dapat menghambat kemajuan industri otomotif dalam mengembangkan dan memproduksi kendaraan listrik yang lebih terjangkau.

Uni Eropa telah menetapkan regulasi baru yang mulai berlaku pada tahun 2025, di mana mobil baru harus memiliki rata-rata emisi CO2 di bawah 95 gram per kilometer. Jika produsen tidak memenuhi target ini, mereka akan dikenakan denda signifikan. Källenius berpendapat bahwa kebijakan ini terlalu kaku dan dapat mengalihkan dana penting dari penelitian dan pengembangan (R&D) kendaraan ramah lingkungan. Ini menunjukkan tantangan besar yang dihadapi industri otomotif dalam beradaptasi dengan regulasi yang ketat.

Penjualan kendaraan listrik (EV) di Eropa mengalami penurunan sebesar 6% pada tahun 2024, berbeda dengan pertumbuhan yang terlihat di pasar AS dan China. Källenius menekankan bahwa denda emisi dapat memperburuk situasi ini dengan mengurangi insentif bagi produsen untuk berinvestasi dalam teknologi baru. Hal ini mencerminkan kekhawatiran bahwa regulasi saat ini tidak mendukung transisi ke elektrifikasi yang lebih cepat.

Källenius menyerukan agar Uni Eropa mempertimbangkan fleksibilitas dalam penerapan kebijakan emisi untuk mendukung perkembangan industri otomotif. Ia menyatakan, “Kami perlu menemukan cara untuk mengurangi risiko ketidakpatuhan tanpa membebani perusahaan dengan denda berat.” Ini menunjukkan perlunya dialog antara pemerintah dan industri untuk menciptakan kebijakan yang seimbang dan mendukung inovasi.

Menanggapi pernyataan Källenius, organisasi Transport & Environment (T&E) menyatakan bahwa sebagian besar produsen mobil tidak akan menghadapi denda jika mereka meluncurkan model yang sesuai dengan target emisi pada tahun yang ditetapkan. T&E juga menekankan bahwa denda yang mungkin dikenakan tidak akan mencapai angka yang diperkirakan oleh beberapa pihak. Ini menunjukkan adanya perdebatan antara industri dan organisasi lingkungan mengenai dampak kebijakan emisi.

Dengan meningkatnya tekanan terhadap industri otomotif di Eropa, semua pihak berharap agar ada solusi yang dapat menguntungkan baik produsen maupun lingkungan. Diharapkan bahwa pembicaraan antara pemangku kepentingan dapat menghasilkan kebijakan yang lebih mendukung inovasi dan keberlanjutan tanpa membebani industri dengan denda yang merugikan. Keberhasilan dalam mencapai keseimbangan ini akan menjadi indikator penting bagi masa depan industri otomotif di Eropa.

Gugatan BYD Terkait Nama Denza: Apa Kata Produsen Mobil Listrik?

BYD, produsen kendaraan listrik global, akhirnya buka suara terkait gugatan mereka terhadap PT Worcas Nusantara Abadi (WNA) mengenai penggunaan nama merek “Denza.” Sengketa ini mencuat menjelang peluncuran Denza, merek mobil listrik premium, yang dijadwalkan melantai di Indonesia pada 22 Januari 2025.

“Kita tunggu hasil diskusi lebih lanjut dua hari lagi, saat peluncuran Denza,” ujar Luther, Head of Public & Government Relations PT BYD Motor Indonesia, dalam konferensi pers di Autograph Tower, Thamrin Nine, Jakarta, Senin (20/1/2025).

Latar Belakang Gugatan

Perselisihan ini bermula dari klaim BYD atas merek Denza, yang mereka anggap sebagai bagian dari kekayaan intelektualnya. Berdasarkan data Pangkalan Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan HAM, PT WNA telah mendaftarkan merek Denza pada 3 Juli 2023, dengan perlindungan hukum berlaku hingga 3 Juli 2033. Merek tersebut tercatat untuk kategori komponen kendaraan bermotor.

Sementara itu, BYD baru mengajukan pendaftaran merek Denza pada 8 Agustus 2024. Hingga kini, status perlindungan merek yang diajukan BYD belum tercatat di laman DJKI.

“Menghormati peraturan yang berlaku di Indonesia adalah prinsip BYD. Namun, kami juga berhak membela kekayaan intelektual kami,” tegas Luther.

Isi Gugatan dan Proses Persidangan

BYD telah mengajukan gugatan ke Pengadilan Niaga Jakarta Pusat dengan nomor perkara 1/Pdt.Sus-HKI/Merek/2025/PN Niaga Jkt.Pst. Gugatan ini didaftarkan pada 3 Januari 2025 dan saat ini tengah dalam proses persidangan.

Dalam gugatannya, BYD menegaskan bahwa Denza adalah merek terkenal secara global. Mereka juga menilai bahwa pendaftaran merek oleh PT WNA dilakukan dengan iktikad tidak baik. Berikut adalah beberapa poin penting dalam petitum BYD:

  1. Menyatakan BYD sebagai pendaftar pertama dan pemilik sah merek Denza.
  2. Membatalkan pendaftaran merek Denza milik PT WNA atas dasar kesamaan pokok dan iktikad tidak baik.
  3. Memerintahkan pembatalan merek Denza dari daftar merek resmi di Indonesia.
  4. Menghukum tergugat untuk menanggung biaya perkara.

Status Merek Denza Saat Ini

Berdasarkan pengecekan di laman DJKI, merek Denza yang terdaftar atas nama PT WNA kini berstatus “TM Pengadilan,” menandakan bahwa statusnya tengah dalam proses hukum.

Debut Denza Tetap Berlanjut

Di tengah perselisihan ini, Denza tetap dijadwalkan untuk meluncur di Indonesia pada 22 Januari 2025. Kehadiran merek ini menjadi bukti ambisi BYD untuk memperluas pasar mobil listrik premium di Indonesia.

Gugatan ini menjadi sorotan penting, tidak hanya bagi BYD dan PT WNA, tetapi juga bagi sektor otomotif dan perlindungan kekayaan intelektual di Tanah Air. Keputusan pengadilan akan menjadi preseden dalam penanganan sengketa merek di industri yang terus berkembang.

Komparasi Harga Toyota Fortuner dan Mitsubishi Pajero Sport, Mana yang Lebih Terjangkau?

Memasuki Januari 2025, pasar otomotif di Indonesia mengalami penyesuaian harga, terutama untuk segmen kendaraan SUV. Toyota Fortuner dan Mitsubishi Pajero Sport, dua SUV populer, turut mengalami kenaikan harga. Penyesuaian ini dipengaruhi oleh peningkatan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang kini mencapai 12 persen.

Kenaikan harga ini membuat calon pembeli harus merogoh kocek lebih dalam. Berikut adalah perbandingan harga terbaru kedua SUV ini, lengkap dengan spesifikasi yang ditawarkan.

Harga Toyota Fortuner

Toyota Fortuner menawarkan berbagai pilihan tipe dengan tiga jenis mesin berbeda, yakni 2.4 L, 2.7 L, dan 2.8 L. Harga termurahnya kini dimulai dari Rp 581,1 juta untuk tipe Fortuner 2.4 G M/T 4×2, naik Rp 7,4 juta dari harga sebelumnya. Sementara itu, varian termahal, yaitu Fortuner 2.8 GR Sport TSS Two Tone (Premium Color) dengan RSE 4×4, kini dibanderol Rp 776,9 juta.

Berikut beberapa pilihan harga Toyota Fortuner:

  • Fortuner 2.4 L: Rp 581,1 juta hingga Rp 661,1 juta
  • Fortuner 2.7 L: Rp 616,5 juta hingga Rp 636,6 juta
  • Fortuner 2.8 L: Rp 643,1 juta hingga Rp 776,9 juta

Harga Mitsubishi Pajero Sport

Sama halnya dengan Fortuner, Mitsubishi Pajero Sport juga mengalami kenaikan harga. Pajero Sport kini tersedia mulai dari Rp 577,7 juta untuk tipe Exceed 4×2 M/T, hingga Rp 775,35 juta untuk tipe Dakar Ultimate 4×4 A/T.

Berikut daftar harga Pajero Sport:

  • Exceed 4×2 M/T: Rp 577,7 juta
  • Dakar Ultimate 4×4 A/T: Rp 775,35 juta

Perbandingan Spesifikasi

Toyota Fortuner
Fortuner dilengkapi dengan berbagai pilihan mesin dan fitur unggulan, seperti hill start assist, vehicle stability control, hingga tujuh airbag pada tipe 2.8 L. Mesin terbesarnya, 1GD FTV 2.8 L, mampu menghasilkan tenaga 203 PS dengan torsi 50,9 kgm.

Mitsubishi Pajero Sport
Sementara itu, Pajero Sport hadir dengan dua pilihan mesin, yakni 4D56 2.5 L untuk tipe Exceed dan GLX, serta 4N15 2.4 L MIVEC Turbocharger untuk tipe Dakar. Mesin 4N15 mampu menghasilkan tenaga 181 PS dan torsi 430 Nm. Fitur keselamatannya mencakup Adaptive Cruise Control, Blind Spot Warning, hingga Rear Cross Traffic Alert.

Kesimpulan

Meski harga kedua SUV ini tidak terpaut jauh, Toyota Fortuner menawarkan lebih banyak varian, sementara Mitsubishi Pajero Sport unggul pada fitur keselamatan canggih. Dengan kenaikan harga akibat peningkatan PPN, calon pembeli perlu mempertimbangkan kebutuhan dan fitur yang ditawarkan sebelum memutuskan.

Denza Siap Masuk RI, Moonton Tanggapi Isu Perselisihan Di Sidang

Denza, merek mobil premium asal China yang merupakan anak perusahaan BYD, mengumumkan rencana peluncurannya di Indonesia. Namun, kabar ini datang bersamaan dengan adanya isu perselisihan yang melibatkan Moonton, pengembang game Mobile Legends, yang juga tengah menghadapi sidang terkait sengketa hak cipta.

Denza direncanakan akan resmi diluncurkan di Indonesia pada 22 Januari 2025. General Manager BYD Asia Pacific Auto Sales Division, Liu Xueliang, menyatakan bahwa kehadiran Denza bertujuan untuk memenuhi permintaan konsumen terhadap kendaraan listrik premium. Dengan desain yang mewah dan teknologi canggih, Denza diharapkan dapat bersaing di pasar otomotif Indonesia yang semakin berkembang. Ini menunjukkan bahwa pasar kendaraan listrik di Indonesia semakin menarik bagi produsen internasional.

Sementara itu, Moonton sedang menghadapi sidang perselisihan terkait hak cipta dengan beberapa pihak yang mengklaim bahwa mereka memiliki hak atas elemen tertentu dalam permainan Mobile Legends. Isu ini menjadi perhatian publik karena dapat mempengaruhi reputasi dan keberlanjutan game tersebut di pasar. Ini mencerminkan tantangan yang dihadapi oleh perusahaan game dalam melindungi kekayaan intelektual mereka di tengah persaingan yang ketat.

Moonton mengeluarkan pernyataan resmi mengenai situasi ini, menegaskan komitmennya untuk menyelesaikan masalah secara hukum dan menjaga integritas permainan. Mereka juga menyatakan bahwa mereka akan terus berinovasi dan mendengarkan masukan dari komunitas pemain. Ini menunjukkan bahwa Moonton berusaha untuk mempertahankan kepercayaan pemain meskipun dalam situasi sulit.

Kedua berita ini menarik perhatian dari komunitas otomotif dan gamer di Indonesia. Banyak penggemar kendaraan listrik menyambut baik kedatangan Denza sebagai alternatif baru di segmen mobil premium. Sementara itu, para pemain Mobile Legends berharap agar Moonton dapat segera menyelesaikan masalah hukum ini agar permainan favorit mereka tetap berjalan lancar. Ini menunjukkan bahwa kedua industri memiliki basis penggemar yang kuat dan saling mendukung dalam menghadapi tantangan.

Dengan peluncuran Denza yang semakin dekat dan situasi Moonton yang masih dalam proses penyelesaian, semua pihak berharap agar kedua perusahaan dapat mencapai kesuksesan masing-masing. Diharapkan bahwa Denza dapat memberikan inovasi baru dalam industri otomotif Indonesia, sementara Moonton dapat mengatasi masalah hukum dan terus memberikan pengalaman bermain yang memuaskan bagi penggunanya. Keberhasilan dalam kedua bidang ini akan menjadi indikator penting bagi perkembangan industri otomotif dan game di Indonesia.

Program Hyundai Gowa Setelah Kenaikan PPN dan Opsen Pajak

Setelah diterapkannya kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 12 persen, berbagai produsen mobil di Indonesia mulai merancang strategi agar konsumen tetap dapat membeli kendaraan dengan harga yang lebih terjangkau. Salah satunya adalah Hyundai Gowa, yang berkomitmen untuk membantu daya beli masyarakat dengan menghadirkan berbagai program menarik, khususnya dalam transaksi kredit kendaraan.

Ferry, Chief Operating Officer Hyundai Gowa, mengungkapkan bahwa meskipun harga mobil akan mengalami penyesuaian setelah kenaikan PPN, Hyundai Gowa telah mempersiapkan sejumlah penawaran untuk memudahkan konsumen. Salah satunya adalah memberikan paket pembayaran dengan uang muka yang lebih ringan, bahkan ada yang di bawah 20 persen dari harga kendaraan. Ini merupakan strategi untuk mengatasi dampak langsung dari kenaikan harga OTR (On The Road) akibat PPN yang lebih tinggi.

“Sejak awal tahun ini, kami mempersiapkan berbagai promo menarik. Program ini berbeda-beda tergantung pada model kendaraan yang dipilih. Biasanya, kita tawarkan uang muka yang lebih murah di awal tahun untuk memudahkan konsumen,” ungkap Ferry, saat ditemui di Cikarang pada Jumat (17/1).

Hyundai Gowa juga menawarkan bunga rendah mulai dari nol persen untuk sejumlah model kendaraan. Program ini sangat menguntungkan bagi mereka yang ingin membeli mobil tanpa beban bunga tinggi. Untuk model mobil listrik seperti Ioniq 5 dan Ioniq 6, konsumen dapat menikmati bunga nol persen selama tiga tahun serta uang muka mulai 20 persen. Sementara itu, untuk model MPV Stargazer, Hyundai menawarkan bunga nol persen selama satu tahun untuk tipe Active, Trend, dan Essential. Bahkan, untuk tipe Prime dan Creta, serta Santa Fe, terdapat opsi cicilan dengan bunga nol persen dalam periode dua tahun.

Sebagai tambahan, Hyundai Gowa juga memberikan potongan harga untuk beberapa model tertentu dan hadiah doorprize bagi konsumen yang melakukan pembelian pada event-event tertentu.

Dengan program-program ini, Hyundai Gowa berharap dapat terus mendukung konsumen untuk membeli kendaraan impian mereka meskipun ada kenaikan pajak yang mempengaruhi harga pasar. Bagi yang berminat, konsumen dapat langsung mengunjungi dealer Hyundai Gowa terdekat untuk informasi lebih lanjut dan melakukan pembelian.

Hyundai Gowa tampaknya berkomitmen penuh dalam memberikan kenyamanan dan kemudahan bagi konsumen dalam memenuhi kebutuhan otomotif mereka, bahkan di tengah situasi ekonomi yang dinamis.

Kata Suzuki Soal Penurunan Ekspor 2024, Faktor Global Signifikan

PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) memberikan penjelasan terkait penurunan ekspor kendaraan yang tercatat pada tahun 2024. Penurunan tersebut dipengaruhi oleh kondisi perekonomian global yang tidak stabil, yang berdampak langsung pada sektor otomotif. Shodiq Wicaksono, Managing Director PT Suzuki Indomobil Motor (SIM), menjelaskan bahwa kondisi ekonomi yang kurang menggembirakan sepanjang tahun lalu mempengaruhi kinerja produksi dan ekspor perusahaan.

“Seperti yang kita ketahui, kondisi ekonomi global tahun lalu tidak begitu baik, yang berimbas pada jumlah produksi dan ekspor kami,” ujar Shodiq, saat ditemui di Jakarta pada Jumat (17/1/2025). Berdasarkan data dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Suzuki tercatat hanya mampu mengekspor 19.141 unit kendaraan sepanjang tahun 2024. Angka ini mengalami penurunan signifikan dibandingkan capaian tahun 2023 yang mencatatkan 38.557 unit.

Shodiq menjelaskan lebih lanjut bahwa salah satu faktor yang berkontribusi pada penurunan ini adalah ketegangan geopolitik global, termasuk perang Rusia-Ukraina, yang menyebabkan perlambatan permintaan kendaraan di 70 negara tujuan ekspor Suzuki. Kondisi ini menyebabkan penurunan volume ekspor secara keseluruhan.

Namun demikian, Suzuki tetap optimis dan melihat potensi pemulihan pada tahun 2025. Shodiq menjelaskan bahwa Suzuki saat ini menargetkan 74 negara sebagai tujuan ekspor, dengan fokus utama di kawasan Asia dan Amerika Latin. Jepang, sebagai pasar utama untuk kendaraan roda dua, juga menjadi negara tujuan ekspor penting bagi Suzuki.

Kendaraan roda empat Suzuki masih mengandalkan model-model unggulan seperti XL7 dan Ertiga, yang terus menjadi andalan dalam memperkuat posisi ekspor perusahaan. Meski mengalami penurunan di 2024, Suzuki yakin bahwa dengan membaiknya perekonomian global dan domestik, mereka dapat kembali meraih peningkatan dalam kinerja ekspor pada tahun ini.

“Melihat tren ekonomi yang semakin baik, kami optimistis bisa mencatatkan kinerja yang lebih baik di 2025. Kami menargetkan market share Suzuki dapat mencapai 8,5 persen pada tahun ini,” ujar Shodiq penuh keyakinan.

Dengan upaya perbaikan dan inovasi, Suzuki bertekad untuk meningkatkan daya saing di pasar global dan kembali memperkokoh posisinya sebagai salah satu pemain utama dalam industri otomotif internasional.

Renault Group Resmi Luncurkan Pusat R&D EV Pertama Di China

Renault Group mengumumkan peluncuran pusat penelitian dan pengembangan (R&D) kendaraan listrik (EV) pertamanya di China, yang berlokasi di Shanghai. CEO Renault, Luca de Meo, menyatakan bahwa pembukaan pusat ini merupakan langkah strategis untuk memperkuat pengembangan produk EV yang ditujukan untuk pasar Eropa. Langkah ini menunjukkan komitmen Renault untuk beradaptasi dengan perkembangan industri otomotif global yang semakin berfokus pada kendaraan ramah lingkungan.

Pusat Pengembangan China Mutakhir (Advanced China Development Center/ACDC) ini saat ini mempekerjakan sekitar 150 orang dan akan fokus pada pengembangan produk EV, termasuk purwarupa Twingo E-Tech yang dijadwalkan debut pada tahun 2026 dengan harga di bawah 20.000 euro. Dengan kehadiran pusat ini, Renault berharap dapat memanfaatkan keahlian dan teknologi canggih dari industri EV China yang berkembang pesat. Ini mencerminkan pentingnya kolaborasi internasional dalam menghadapi tantangan perubahan iklim dan transisi energi.

Luca de Meo memuji kecepatan litbang, efisiensi biaya, dan teknologi canggih yang dimiliki oleh industri EV China. Ia menekankan bahwa kolaborasi antara produsen mobil Eropa dan mitra-mitra ekosistem di China sangat penting untuk meningkatkan daya saing global. Ini menunjukkan bahwa Renault ingin belajar dari praktik terbaik di pasar yang sangat kompetitif ini.

Meskipun pusat R&D ini berada di China, semua produk yang dikembangkan akan ditujukan untuk pasar Eropa. Hal ini mencerminkan strategi Renault untuk menggabungkan inovasi teknologi dari China dengan kebutuhan spesifik konsumen Eropa. Dengan demikian, Renault berharap dapat mempercepat proses pengembangan produk dan merespons permintaan pasar dengan lebih cepat. Ini menunjukkan bahwa perusahaan tidak hanya berfokus pada produksi tetapi juga pada pemahaman mendalam tentang pasar target.

Pendirian pusat R&D ini juga bertujuan untuk membangun jaringan pemasok yang kuat dan mengembangkan kendaraan serta sistem secara efisien. Dengan memanfaatkan rantai pasokan yang lengkap di China, Renault dapat mengurangi waktu pengembangan mobil dari empat tahun menjadi kurang dari dua tahun. Ini menunjukkan bahwa efisiensi dalam proses produksi menjadi kunci dalam industri otomotif saat ini.

Dengan peluncuran pusat R&D EV pertama di China, Renault Group berharap dapat memperkuat posisinya dalam industri otomotif global dan meningkatkan kontribusinya terhadap keberlanjutan lingkungan. Semua mata kini tertuju pada bagaimana hasil dari pengembangan produk di pusat ini akan diterima oleh pasar Eropa dan seberapa cepat Renault dapat beradaptasi dengan tren kendaraan listrik yang terus berkembang. Keberhasilan inisiatif ini akan sangat bergantung pada kemampuan perusahaan untuk mengintegrasikan teknologi canggih dengan kebutuhan konsumen secara efektif.

Innova Reborn Diesel Matic Jadi Pilihan Terpopuler Keluarga Kijang Innova, Zenix Mundur!

Toyota Kijang Innova Reborn Diesel dengan transmisi otomatis terus mendominasi pasar kendaraan MPV medium di Indonesia. Sebagai salah satu varian terpopuler dari keluarga Kijang Innova, model ini mencatatkan angka distribusi yang mengesankan sepanjang tahun 2024. Berdasarkan data wholesales dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), sebanyak 16.751 unit Innova Reborn Diesel berhasil didistribusikan oleh PT Toyota Astra Motor (TAM) ke seluruh dealer di tanah air.

Prestasi ini menjadikan Innova Reborn Diesel sebagai varian terlaris di keluarga Kijang Innova, mengungguli model lain seperti Kijang Innova Zenix Q CVT TSS Modellista, yang mencatat distribusi sebanyak 10.190 unit.

Menurut Anton Jimmi Suwandy, Direktur Marketing PT TAM, mesin diesel yang hanya tersedia pada Innova Reborn menjadi alasan utama model ini tetap diminati masyarakat. “Banyak konsumen yang memilih Innova Reborn karena preferensi terhadap mesin dieselnya, selain karena performa keseluruhan mobil ini,” ujar Anton pada Rabu (15/1/2025).

Perbedaan Utama Innova Reborn dan Innova Zenix
Toyota Kijang Innova Zenix, generasi terbaru dari keluarga Kijang, membawa sejumlah pembaruan signifikan. Menggunakan platform Toyota New Global Architecture (TNGA), Zenix beralih ke struktur monokok dengan penggerak roda depan (FWD), menggantikan desain ladder frame dan penggerak roda belakang pada model sebelumnya.

Innova Zenix versi bensin dilengkapi mesin 2.000 cc M20A-FKS Dynamic Force Engine, yang mampu menghasilkan tenaga 174 PS dan torsi 204,9 Nm. Varian hybrid-nya menggabungkan mesin TNGA 2.000 cc dengan motor listrik, memberikan tenaga gabungan hingga 186 PS.

Sementara itu, Innova Reborn Diesel tetap mempertahankan mesin tangguh berkode 2GD FTV berkapasitas 2.393 cc dengan tenaga maksimal 149 PS dan torsi puncak 342,2 Nm, menjadikannya pilihan ideal untuk daya tahan dan efisiensi bahan bakar.

Keunggulan Diesel yang Tak Tergantikan
Kehadiran mesin diesel pada Innova Reborn memberikan daya tarik tersendiri bagi konsumen yang membutuhkan kendaraan dengan tenaga besar dan efisiensi tinggi, terutama untuk perjalanan jarak jauh. Sementara Innova Zenix lebih menonjolkan efisiensi bahan bakar dengan teknologi hybrid, Innova Reborn Diesel tetap menjadi primadona di kalangan pecinta MPV medium yang mengutamakan performa dan ketangguhan.

Dengan keunggulan masing-masing, kedua model ini terus bersaing dalam memenuhi kebutuhan pasar otomotif Indonesia yang semakin beragam.